"Manusia orang asli Papua beserta dengan budaya, adat, alam dan tempat-tempat sakralnya sedang terancam punah! Tetapi, kita melihat Gereja Papua melalui para gembalanya, Uskup, Pastor dan Pendeta masih kurang memberikan perhatian dalam upaya merawat manusia orang Papua! Saat ini, kita melihat ada sebagian gembala lebih fokus pada pembangunan gedung gereja, terlibat dalam politik pemekaran Papua, dan bersekongkol dengan perusahaan perkebunan kelapa sawit. Demikian halnya, sebagian kawanan domba pun tersesat pada perilaku konsumsi minuman keras, seks bebas, korupsi, jual dusun/tanah, yang berdampak pada kematian sia-sia. Karena itu, Gereja Papua, baik gembala maupun kawanan domba harus bertobat dan memperbarui diri agar dapat mengalami keselamatan Allah sejak saat ini, di dunia ini dan kelak dalam keabadian!" [Petrus Pit Supardi].
Â
Gereja dan pertobatan ibarat sisi mata uang. Gereja menghayati hidup dan perziarahannya sebagai sebuah pertobatan tak bertepi.Â
Pertobatan menjadi bagian integral hidup warga Gereja, baik  kaum awam maupun para imam dan gembala. Pertobatan merupakan cara hidup menggereja yang hakiki. Pertobatan menjadikan Gereja menyadari siapa dirinya di hadapan Allah dan bangkit memperbarui diri terus-menerus.
Dalam  konteks Papua, kita bertanya, "Siapakah Gereja Papua? Mengapa Gereja Papua harus bertobat dan memperbarui diri? Bagaimana menjadikan Gereja Papua sebagai 'rumah baru' yang menyelamatkan Papua?"
Â
Gereja Papua, Penderitaan, Kesenjangan Gembala dan DombaÂ
Kita menghayati bahwasanya hanya ada satu Gereja, yaitu Gereja Yesus Kristus. Dalam perjalanan sejarahnya, Gereja tumbuh dan berkembang serta dihayati dalam berbagai denominasi.Â
Secara khusus, di tanah Papua ada Gereja Katolik, Gereja Advent dan puluhan denominasi Gereja Protestan. Berbagai donominasi Gereja ini melayani jemaat orang asli Papua dan imigran yang tinggal dan berkarya di tanah Papua. Karena itu, kita mengenalnya sebagai Gereja Papua.
Apa kekhasan Gereja Papua? Gereja Papua adalah Gereja yang menderita. Gereja Papua dari waktu ke waktu masih berada bersama Kepala Gereja, Tuhan Yesus Kristus tergantung di salib di bukit Golgota. Gereja Papua belum mengalami kebangkitan Tuhan Yesus!