Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Peran Literasi Digital untuk Mengubah Mindset Konsumtif Menjadi Lebih Produktif

8 Desember 2021   02:20 Diperbarui: 8 Desember 2021   02:22 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan Layar/Dokumentasi Pribadi

"Mulai hari ini, kita harus mengatakan pada diri kita, "SAYA MAU TERTIB MENABUNG!" Kita sendiri harus mau mengubah cara pikir dan perilaku kita yang konsumtif dengan hidup lebih sederhana. Apabila kita memiliki kebiasaan konsumtif, menghambaur-hamburkan uang, kita harus mengubahnya! Kita harus mulai menabung!" [Petrus Pit Supardi].

Zaman manual telah berlalu. Kini, kita sedang hidup di dalam era digital. Seluruh hidup kita, selalu berkaitan dengan internet. Kita melihat pada masa pandemi virus corona ini, pelajar dan mahasiswa belajar menggunakan jaringan internet. 

Pertemuan kantor pun banyak kali menggunakan zoom meeting atau google meet. Demikian halnya, pengurusan dokumen kependudukan seperti KTP, KK membutuhkan jaringan internet. 

Kita juga melihat bahwa di dunia digital, ada banyak tawaran produk. Ada banyak toko on line menawarkan bermacam-macam produk kepada kita. Dalam situasi ini, kita dituntut menjadi lebih selektif dalam memilih produk-produk yang ditawarkan kepada. Maka, kita perlu kritis dan bijaksana!

1) Literasi Digital dan Perubahan Perilaku Hidup 

Literasi digital merupakan kemampuan untuk mencari, menemukan dan mengkomunikasikan informasi melalui tindakan kognitif (berdasarkan pengetahuan faktual, empiris) dan teknikal dengan menggunakan jaringan internet. 

Kehadiran internet berdampak positif bagi umat manusia. Berbagai aktivitas manual yang memerlukan waktu lama dan membutuhkan banyak tenaga manusia, kini melalui jaringan internet menjadi lebih cepat dan tidak membutuhkan banyak orang. Selain itu, kehadiran internet membuka ruang lebih luas bagi pelayan publik, yang dilakukan secara on line, baik melalui website maupun aplikasi-aplikasi yang tersedia.

Kehadiran internet berdampak pula pada pola pikir, perilaku dan tindakan manusia. Sebelumnya, untuk melakukan sesuatu, manusia harus saling bertemu, tatap muka, kini orang bisa saling bertemu antar-benua dan negara melalui jaringan internet melalui aplikasi zoom, google meet, dan lain-lain.

Jaringan internet juga sudah masuk sampai ke pelosok tanah Papua. Berbagai kejadian, yang terjadi di pelosok tanah Papua, dengan cepat sampai ke dunia internasional. Semua ini terjadi karena adanya koneksi jaringan internet.

Apa dampak signifikan terhadap perubahan perilaku manusia? Kita melihat bahwa orang menjadi individualistik. Kita melihat di pasar, di terminal, di mall, di ruang tamu, di ruang rapat, orang sibuk pegang HP adroid dan mengakses berbagai informasi yang tersedia di dunia internet. Tampak bahwa kita mengonsumsi banyak paket data internet dan waktu kita untuk hal-hal yang tidak produktif!

Internet juga menyajikan iklan makanan, alat kecantikan, pakaian dan berbagai produk menarik lainnya. Di sini, perlu daya kritis dalam memutuskan, apakah akan terseret arus konsumtif atau akan tetap bertahan pada hidup sederhana?

2) Bergerak dari Perilaku Konsumtif Menjadi Produktif  

 Kita telah melihat internet dan tawaran yang diberikannya. Kini, kita perlu melihat ke dalam diri dan hidup kita. Apakah kehadiran internet berdampak positif bagi diri dan hidup kita? Bagaimana semestinya memanfaatkan jaringan internet untuk mencapai hidup sejahtera? Apa yang kita belajar di dunia internet?

Apa pun alasannya kita mengakui bahwa kehadiran internet memiliki dampak positif bagi hidup kita. Salah satu aspek penting, kita bisa belajar banyak ilmu terapan melalui tulisan dan video yang tersedia di internet. Misalnya, kita belajar menjadi petani organik, peternak, pelukis, belajar bahasa asing, dll. Semua itu, kita bisa dapatkan di dunia internet.

Di dunia internet, kita bisa belajar juga tentang proses mencapai hidup sukses (sejahtera).  Kita melihat bagaimana seorang petani sederhana mencapai sukses. Kita juga menyimak ada penjual gorengan mencapai sukses. Mereka menjadi sukses karena mereka mau menabung! Hal-hal baik semacam ini dapat memotivasi diri kita agar kita pun bisa sukses pada bidang kerja kita.

Pada kesempatan ini, kita merenung sejenak dan bertanya, "Apakah kita sudah produktif? Seberapa besar kita berjuang menjadi produktif? Berapa dari penghasilan kita ditabung untuk masa depan kita?"

Kita cenderung memiliki perilaku konsumtif! Kita mau menggunakan segala penghasilan kita, tanpa berpikir untuk menabungnya. Kita dapat uang hari ini. Kita langsung habiskan! Kita pikir besok baru cari lagi! Kita belanja bukan berdasarkan kebutuhan hidup melainkan keinginan dan kesenangan semata!

Dampak negatif dari perilaku konsumtif: memiliki hutang, berusaha mendapatkan uang dengan cara-cara tidak tidak halal, misalnya korupsi, 'menjual diri!,' melakukan penipuan, dan lain-lain.

Apa yang perlu kita lakukan agar kita benar-benar menjadi pribadi-pribadi yang produktif, bukan konsumtif?

2.1. Gerakan menabung

Mengingat dampak negatif perilaku konsumtif tersebut, maka kita perlu menghetikan pikiran, perilaku dan perbuatan konsumtif! Kita harus membiasakan hidup sederhana da mau menabung! Menabung harus menjadi budaya dan cara hidup kita. Artinya, setiap pendapatan kita, harus kita sisihkan sebagian untuk ditabung sebagai bekal di masa depan!

Mengapa kita harus menabung? Kita manusia, lahir, tumbuh, dewasa, tua, dan akan mati. Kalau kita tidak menabung, pada saat kita sakit, atau anak-anak kuliah, kita mau dapat uang dari mana untuk biaya berobat dan kuliah? Acapkali, kita hanya pikir hari ini. Kita tidak pernah pikir masa depan.

Mulai hari ini, kita harus mengatakan pada diri kita, "SAYA MAU TERTIB MENABUNG!" Kita sendiri harus mau mengubah cara pikir dan perilaku kita yang konsumtif menjadi lebih sederhana. Apabila kita memiliki kebiasaan konsumtif, menghambaur-hamburkan uang, kita harus mengubahnya! Kita harus mulai menabung!

2.2 Menciptakan lapangan kerja

Kita harus menciptakan lapangan kerja, minimal bagi diri kita sendiri! Kita memanfaatkan jaringan internet, dan seluruh media sosial yang kita miliki untuk mendapatkan finansial, uang bahkan mengubahnya menjadi aset. Kita bisa bikin konten youtub dan menjadi youtuber atau mempromosikan produk-produk kita di media sosial seperti facebook, instagram, twitter, whatshap, dll.

2.3 Membangun jaringan kewirausahaan

Kita tidak harus memiliki modal besar untuk memulai bisnis. Kita hanya perlu berjejaring dengan orang-orang yang memiliki visi perubahan. Kesamaan visi akan mendorong kita lebih cepat terjun ke dalam dunia kewirausahaan. Kita akan berjuang merintis usaha kita sendiri. Karena itu, bergaulah dengan orang-orang yang memiliki jiwa kewirausahaan.

Kita di tanah Papua, memiliki segalanya: sumber daya manusia, sumber daya alam, uang, dan kesempatan (peluang). Kita bukan orang miskin dan melarat. Kita kaya. Tetapi, kita perlu mengelola tiga hal ini secara paralel agar dapat mandiri dan sejahtera yaitu:

  • membangun mindset pejuang dan pemenang, berani memulai tanpa takut salah, kalah dan rugi!
  • menggunakan banyak waktu untuk belajar, membaca dan mempraktekan jiwa kewirausahaan: memiliki kebun, ternak, membuka bengkel, caf, kios, toko, dll
  • Menabung! Apa pun alasannya, kita harus berani menyisihkan 10% penghasilan kita untuk ditabung! Tidak bisa tawar-menawar! Sebab, meskipun kita memiliki banyak uang, tetapi kalau kita tidak bisa kelola, terutama tidak menabung, kita akan melarat!

Semoga melalui literasi digital, kita mendapatkan ruang lebih luas untuk mengeksplorasi kemampuan kita di bidang kewirausahaan. Kita menjadi lebih produktif dengan menciptakan aneka peluang kerja bagi diri kita sendiri dan sesama kita. Dengan demikian, kita dapat mencapai hidup sejahtera lahir dan batin, secara bersama-sama dengan orang-orang di sekitar kita! [Nabire, 30 November 202].

[Materi ini telah saya bawakan dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital untuk kabupaten Yalimo, 29 Oktober 2021 dan kabupaten Dogiyai, 30 November 2021.]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun