"Kita menghadirkan diri di dalam jaringan digital, yang mendunia, bukan untuk menebar ketakutan dan kebencian, melainkan untuk memberikan perspektif berbeda yaitu menjadi pembawa damai. Kita mengajak semakin banyak orang untuk memiliki jiwa simpati, empati dan solidaritas terhadap kemanusiaan universal dan alam semesta." (Petrus Pit Supardi).
Kita sedang hidup dan berbaur dalam komunitas keluarga, lingkungan sekitar, tetangga, masyarakat luas dan dunia yang terhubung dengan dunia digital (internet). Kini, kita memiliki sebuah kebudayaan baru yaitu internet. Kita perlu menyesuaikan diri dengan segala perubahan yang membawa kita memasuki era digital ini. Tetapi, menyesuaikan diri saja tidak cukup. Kita perlu bergerak memanfaatkan teknologi internet untuk kemajuan hidup dan masa depan umat manusia.
Pada kesempatan ini, saya akan mengantar kita masuk pada ruang diri kita sendiri. Apa yang kita pikirkan tentang internet? Apa urusan kita dengan internet? Bagaimana kita dapat menjadi bijaksana dalam mengunggah dan mengunduh pada jaringan internet?
Dalam konteks Asmat, kita akan melihat tiga aspek, yaitu 1) Kebijaksanaan hidup dan kaitannya dengan dunia digital (internet). 2) Bijak dalam mengunggah dan mengunduh materi/bahan. 3) Menjadi pembawa damai untuk Asmat, Papua dan dunia di dunia digital.
Â
1. Kebijaksanaan hidup dan kaitannya dengan dunia digital (internet)
Apa itu bijaksana? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dijelaskan arti kata bijaksana: selalu menggunakan akal budi, arif, tajam pikiran, hati-hati, cermat, teliti. Sesuatu yang bijaksana tentu melibatkan pikiran, akal, otak. Jadi, kebijaksanaan merupakan sesuatu yang menyangkut keseluruhan keberadaan seseorang, baik pikirannya, akal, otak tetapi juga melibatkan hati nuraninya. Karena itu, berpikir bijaksana merupakan ekspresi menyeluruh dari eksistensi (keberadaan) seseorang, baik pikirannya maupun hati nuraninya.
Kemudian, apa kaitan kebijaksanaan hidup dengan dunia digital (internet)? Kita hidup di dalam zaman digital. Seluruh aktivitas kita dan ruang gerak kita selalu berkaitan dengan internet. Karena itu, kita perlu mentransformasi kebijaksanaan hidup, yang sebelumnya terjadi melalui interaksi langsung dengan sesama di sekitar kita ke dalam sebuah interaksi di dunia maya. Interaksi itu terjadi melalui tulisan opini dan berita di media massa, tetapi juga tulisan-tulisan lainnya di media sosial seperti facebook, instagram, twitter, dll.
Poin penting dari ekspresi diri dan hidup di media yang terkait jaringan internet adalah berpikir kritis. Artinya, kita perlu berpikir menggunakan akal sehat dan hati nurani, apakah bahan/materi yang saya unggah atau unduh berguna untuk diri saya sendiri, keluarga saya dan masyarakat luas? Sebab, sekali kita mengunggah, bahan/materi tersebut akan ditangkap oleh khalayak yang memenuhi dunia digital. Karena itu, sebelum mengunggah dan mengunduh, kita perlu memikirkan dampaknya bagi diri kita dan masyarakat luas.
2 Bijak dalam mengunggah dan mengunduh materi/bahan
Dalam konteks Asmat, kita memiliki nilai-nilai kebijaksanaan hidup yang diwariskan leluhur. Nilai-nilai itu, selalu bersumber pada relasi rangkap empat yaitu relasi dengan sesama manusia, leluhur, alam semesta dan Tuhan Allah. Keempatnya, mengantar kita memasuki suatu hidup harmoni, damai dan sejahtera.
Pada era digital saat ini, relasi rangkap empat tersebut tetap terpelihara. Kita membawanya ke dalam relasi lebih luas di dunia internet. Artinya, setiap unggahan kita ke publik memperhatikan relasi harmoni tersebut. Bahwa unggahan yang kita sebarkan ke dunia internet tidak melukai sesama kita dan membawa pengaruh negatif, melainkan membawa umat manusia kepada suatu suasana hidup damai dan sejahtera.
Apa yang paling cocok kita unggah? Kita bisa berbagi kisah tentang hidup kita. Cerita perubahan. Tetapi, juga cerita-cerita berbagai tantangan yang kita alami. Dengan demikian, membangun sikap empati dan simpati dari khalayak untuk bersimpati dengan situasi hidup kita.
Misalnya, kita berbagi kisah kehebatan orang Asmat dalam mengukir tanpa sketsa. Kita sertakan foto-foto karya seniman pengukir (wow ipits). Unggahan itu sudah tentu mendatangkan kekaguman luar biasa. Kita juga bisa mengunggah tempat-tempat wisata yang menarik di Asmat.
Selain mengunggah, kita juga mengunduh bahan-bahan, konten yang tersedia di jaringan internet. Apa yang kita undah? Kita perlu bijaksana. Sebab, saat ini, kita tidak sangkal banyak konten pornografi dan ajaran-ajaran yang menjurus pada kekerasan berseliweran di internet, baik di YouTub, TikTok, dll.
3 Menjadi pembawa damai untuk Asmat, Papua, Indonesia dan dunia melalui internet
Apa yang kita unggah dan unduh, sangat berpengaruh pada hidup kita pribadi dan masyarakat di sekitar kita. Ketika kita hendak mengunggah atau mengunduh, kita harus pikir orang-orang di sekitar kita. Jangan sampai unduhan atau unggahan kita mencederai hidup kita sendiri dan sesama kita. Kita perlu menjadi pembawa damai melalui keaktifan kita dunia digital. Artinya, setiap unduhan atau unggahan kita, memberikan pencerahan, minimal untuk diri kita sendiri, dan orang-orang paling dekat di sekitar kita dan masyarakat luas.
Sebagai generasi milenial, kita perlu memanfaatkan jaringan internet untuk tujuan mencerahkan dunia, yang dewasa ini diliputi kecemasan dan ketakutan, karena rupa-rupa aspek seperti ancaman pemanasan global, rusaknya hutan, dll. Kita menghadirkan diri di dalam jaringan digital, yang mendunia, bukan untuk menebar ketakutan dan kebencian, melainkan untuk memberikan perspektif berbeda yaitu menjadi pembawa damai. Kita mengajak semakin banyak orang untuk memiliki jiwa simpati, empati dan solidaritas terhadap kemanusiaan universal.
Pada akhirnya, sejarah akan mencatat, siapa kita? Setiap unggahan kita di internet atau unduhan yang tersimpan, akan selalu berbicara tentang siapa kita. Karena itu, marilah kita menggunakan internet dengan bijaksana, supaya kita selalu diingat dan dikenang sebagai pribadi yang luhur dan mulia dalam mengelola dunia maya menjadi dunia nyata yang membawa pencerahan, damai dan kebaikan bagi manusia dan alam semesta.
[Materi ini pertama kali saya sajikan dalam Gerakan Nasional Literasi Digital, 2 Agustus 2021, untuk kabupaten Asmat, Papua].
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H