Mau tabur di mana?
Lahan subur membentang sejauh mata memandang
Berpagar bukit bermata air jernih mengalir tiada henti
Menumbuhkan berjenis makhluk menggoda hasrat jiwa ingin memiliki
Bertutur dalam adanya tanpa kata terlontar
Berharap apa?
Dalam senandung angin sepoi pada lereng bukit yang sunyi
Impian menabur benih bergelora pada relung jiwa
Berharap kelak menuai panen berlipat-ganda
Hidup makmur dalam limpahan harta dunia dan akhirat
Benih ada di mana?
Benih-benih tersimpan dalam diri jiwa tak terselami indra
Mencari, menemukan, merenung, yang jauh tersembunyi pada sukma
Merasakan getaran halus nan jauh di sana
Melangkah pergi ke luar untuk menabur pada hamparan subur bermata air jernih
Lahan persemaian pertama dan utama
Selalu ada pilihan ...atau...atau
Tabur cinta, kasih sayang, pengampunan,
atau,
Tabur amarah, kebencian, dendam, iri hati
Pada lahan luas,
benih-benih akan tumbuh memperlihatkan wajahnya masing-masing
yang ditabur dalam rumah akan tumbuh di lahan luas
semua mata akan tertuju padanya,
melihat dan menilai
'benih apakah yang sedang tumbuh itu?'
Pada lahan luas,
tampaklah jelas benih-benih bertumbuh menjadi kecambah dan pohon-pohon
sorot mata memandang pada buah-buahnya
buahnya baik atau buruk?
sejuta insan akan mengalaminya dan menilainya
lalu, mengutuk atau memujinya?
Dari lahan luas, kembalilah pulang ke rumah
Taburlah benih syukur
Pagari dengan berkat-berkat
Tumbuhkan benih pengampunan
Rawatlah pohon-pohon perdamaian
Petiklah buah-buah hidup makmur, damai-sejahtera
Pikirkan!
Bila rumah tersusun oleh benih-benih amarah, dendam dan iri hati,
apa yang akan tumbuh di lahan luas dunia ini?
Setiap mata hanya akan memandang penderitaan dan mendengarkan syair ratap tangis tak berkesudahan
Bahkan dunia akan tampak gelap meskipun matahari sedang memancarkan sinarnya
Benih tersusun di dalam sukma
ditabur mulai dari dalam rumah diri sendiri
bertumbuh pada lahan luas dunia ini
dan, lihatlah apa yang ditabur, itu juga yang dituai
setiap orang, akan menuai benih yang ditaburnya sendiri di lahan luas ini
Taburlah benih-benih baik, yang bermula pada pikiran positif pada diri sendiri dan sesama
Rawatlah pertumbuhannya dengan cinta, kasih sayang dan pengampunan
Tuailah buah-buahnya, kasih, damai sukacita, kegembiraan,
Hidup berkelimpahan, makmur, damai-sejahtera, umur panjang
Itulah ungkapan syukur yang sesungguhnya atas anugerah hidup  sang Ilahi
Nabire, 25 Mei 2021; 09.00 WIT