Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pengemis

20 Mei 2021   18:09 Diperbarui: 20 Mei 2021   18:19 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada alam bebas, siang dan malam

beratap langit biru pada siang hari dan malam berhias bintang dan bulan purnama

dalam pancaran sang surya dan berselimutkan awam gelap

bersahabat dengan angin dan hujan

mengulurkan tangan memohon sedekah

Berjuta insan melintasi jalan-jalan protokol,

duduk dalam mobil ber-AC di balik kaca riben

tak memandang ke luar pada tangan-tangan memohon pengasihan

cuek tak peduli pada sesamanya yang melarat

seakan hidupnya miliknya sendiri

Siapakah manusia?

makhluk rapuh,

berakar pada pertolongan Allah,

selalu berada dalam dekapan sesamanya,

tak pernah bisa hidup sendiri meskipun hanya sedetik

Manusia hidup dari hasil mengemis pada Allah

nafas hidup melintasi sepanjang hari

sehat, umur panjang dan bahagia,

berlimpah rejeki setiap hari,

dijauhkan dari kemalangan dan marabahaya

Manusia datang mengemis di rumah Allah

menerima rahmat dan berkat Allah

hidup sehat, umur panjang dan bahagia sepanjang waktu

mengapa manusia menjadi sombong?

mengapa manusia enggan berbagi berkat pada sesamanya?

Di jalan perziarahan ini,

ada manusia berdiri mengemis di tepi jalan

ada manusia pergi mengemis di rumah Tuhan

manusia kaya atau miskin hidup dari hasil mengemis

mengemis pada sesama dan Tuhan

Manusia adalah pengemis

mengemis pada Allah

menerima berkat berlimpah

hendaklah menyalurkan berkat pada sesama

tidak menumpuk berkat Allah bagi diri sendiri

Senyatanya,

manusia menerima berkat dari Allah

tetapi, mengabaikan orang miskin yang datang memohon pertolongan

memunggungi tetangga yang sedang menderita

melupakan jerit tangis anak-anak yang melarat dan terlantar

Manusia pengemis

sadar diri sebagai pengemis

saling berbagi berkat

janganlah menahan berkat Allah bagi diri sendiri

salurkan berkat-Nya bagi sesama yang membutuhkan pertolongan

Manusia pengemis

sekaligus penyalur berkat Allah

dan berkat-berkat tak akan pernah habis

mengalir laksana mata air jernih memberikan hidup makmur

damai sejahtera dan bahagia

Nabire, 19 Mei 2021; 07.41 WIT

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun