Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tipu Sang Pencipta

19 Mei 2021   07:11 Diperbarui: 19 Mei 2021   07:13 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, pelabuhan Feri Agats. Dokpri.

Ayam berkokok pertanda pagi akan segera datang

Mengawali hari dengan ucapan syukur pada sang Pencipta

Memohon berkat perlindungan melewati sepanjang hari

Berada dalam kepak-Nya yang menaungi hujan dan panas

Hari-hari ibadah dan jam-jam berdoa tak terlewatkan

Berpenampilan rapi memasuki gerbang kemah-Nya

Menenteng peralatan ibadah pada tangan-tangan terberkati

Duduk penuh hormat hati terarah pada-Nya

Rumah-Nya penuh sesak

Tubuh bertekuk memberi sembah bakti pada-Nya

Jiwa tertuju hanya kepada-Nya

Roh menyatu dalam dekapan kasih-Nya

Sang Pencipta, asal dan tujuan segenap makhluk

Menyapa nama-Nya dalam tradisi warisan leluhur turun-temurun

Berharap menyenangkan hati-Nya

Hadir di rumah-Nya dan mengamalkan perintah-Nya di tengah dunia nyata

Janji setia pada-Nya sebatas terucap di mulut dalam rumah-Nya

Di tengah dunia nyata hidup dalam sikap sombong, iri hati, dendam dan marah

Menutup pintu rumah bagi kaum miskin papah

Mengabaikan seruan minta tolong sesama yang menderita dan melarat

Berdoa sekedar terucap di mulut

Berdoa sekedar hadir di rumah ibadah

Berdoa sekedar dilihat tetangga rumah

Berdoa sekedar melaksanakan kewajiban agama

Manusia suka tipu sang Pencipta

Berdoa memuji sang Pencipta, tetapi tidak melaksanakan perintah-Nya

Berdoa memuliakan sang Pencipta, tetapi merendahkan sesamanya

Berdoa memohon berkat sang Pencipta, tetapi enggan memberkati sesamanya

Wahai manusia sejagat

Berhentilah menipu sang Pencipta dengan sikap lain di mulut, lain di tindakan

Bertobatlah dari sikap sombong, iri hati, dendam dan marah

Berbagilah dengan sesama yang miskin dan menderita

Sang Pencipta hadir pada diri kaum paling melarat

Jadilah tangan-Nya yang terulur menolong sesama yang menderita

Jadilah kaki-Nya yang berkeliling menjumpai kaum terpinggirkan di lorong-lorong kumuh

Jadilah mulut-Nya yang memberkati insan lemah tak berdaya,

memberikan harapan baru akan datangnya hari esok yang lebih baik

Nabire, 18 Mei 2021; 13.35 WIT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun