Pemanfaatan Teknologi HP
Uskup Alo juga menyinggung pengaruh teknologi komunikasi terhadap kualitas pelayanan para imamnya. Ia mengatakan bahwa banyak waktu telah terlewatkan dengan main HP tanpa menghiraukan kawanan domba yang dipercayakan kepada para gembala. Karena itu, ia mengajak para imamnya dan segenap umat Allah untuk tidak melekat pada teknologi, terutama HP.
"Banyak waktu yang sekarang ini sesungguhnya tidak dimanfaatkan dan digunakan untuk membesarkan nama Tuhan dan untuk melayani saudara-saudara kita, yang sesungguhnya menjerit setiap saat di depan kita. Dalam budaya global, dalam budaya teknologi ini, tidak usah kita menghindar. Saya sendiri, Pastor-Pastor, para petugas yang lain, barangkali porsi waktu setiap hari yang kita pakai lebih untuk HP," tuturnya.
Ia menegaskan bahwa HP merupakan sarana yang tidak lebih mendesak untuk dipakai tetapi lebih banyak untuk hiburan dan kesenangan pribadi. Kita menikmati HP dan setiap media yang ditampilkan dalam layar itu. Sarana-sarana itu mengandung aspek positif, tetapi di pihak lain bisa menurunkan semangat kita dan menjadikan kita orang-orang yang malas dan orang-orang yang tidak produktif dalam melayani umat Tuhan.
Selain itu, Uskup yang pernah menjadi Minister Provinsi Ordo Saudara Dina, Santo Mikhael Indonesia ini mengatakan bahwa cita-cita hidup dalam kekudusan mesti diusahakan dengan berkat Tuhan. Sarana-sarana insani, kemungkinan-kemungkinan yang diberikan oleh Tuhan, seperti ketekunan, kerajinan merupakan unsur-unsur yang mendukung kita di dalam panggilan kita menuju kekudusan, di tengah-tengah banyak godaan, banyak tawaran, kita diajak bertekun.
Kita diajak untuk rajin. Kita diajak untuk tidak tergoda terhadap banyak tawaran yang ujung-ujungnya tidak menguntungkan pelayanan dan perutusan kita. Kita mesti terbuka terhadap rahmat Tuhan. Untuk terbuka terhadap rahmat Tuhan, kita perlu menggunakan waktu untuk berdoa; menyediakan waktu untuk Tuhan di tengah kesibukan kita setiap hari. Kita menyediakan waktu untuk bercakap-cakap dengan Tuhan di dalam iman kita kepada-Nya.
Ia mengajak segenap umat dan para imam Allah untuk merangkai seluruh kegiatan dengan Sabda Tuhan, yang bisa dibaca dan direnungkan. Kita kuatkan pada saat setiap kali kita merayakan Ekaristi. Di situlah menjadi penguat komitmen-komitmen  dan niat-niat kita. Ada usaha-usaha yang disediakan yang bisa digunakan sebaik-baiknya untuk mendukung panggilan dan perutusan serta membangun hidup menuju kekudusan kita.
Usai khotbah, Mgr. Aloysius Murwito menahbiskan ketiga calon imam menjadi imam Allah, yang telah memilih seumur hidup menjadi pelayan umat Allah di keuskupan Agats, tanah Asmat. Mereka adalah Pastor Innocentius Nurmalay, Pr dan Pastor Yohanes Laritembun, Pr yang berasal dari Tanimbar, Maluku Tenggara Barat serta Pastor Laurensius Kupea, Pr dari Benggala, Sulawesi Tengah. Sedangkan kedua orang frater yang ditahbiskan menjadi diakon yaitu diakon Apriyanto Bria dari Timor Barat, Nusa Tenggara Timur dan diakon Abel Yandua Saman, yang merupakan putra asli Asmat. Â [Agats, 2 Februari 2020_Petrus Pit Supardi].
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H