Data SAIK berkontribusi nyata pada semangat perbaikan tatakelola (di) kampung Bis Agats. Demi efektivitas pemutakhiran data warga kampung Bis Agats, Wilibrodus telah menganggarkan dana di APBK 2019. Dana tersebut akan digunakan oleh ketua RT dan kader kampung Bis Agats untuk pergi ke setiap rumah dan melakukan pemutakhiran data penduduk. Â
"Kami anggarkan dana untuk RT dan kader kampung melakukan pendataan terhadap warga kampung Bis Agats yang belum terdata. Kader kampung tidak akan kerja sendiri. Mereka akan dibantu oleh RT dan RW. Jadi, pada tahap pertama di tahun 2019 ini, kader kampung dan RT sama-sama melakukan pendataan dari rumah ke rumah. Ke depan, setiap bulan ketua RT melaporkan status warga RT kepada kader kampung untuk diinput ke dalam aplikasi SAIK," tutur pria kelahiran Tual, tahun 1950 ini.
Saat ini, pemerintahan kampung Bis Agats telah memberikan honor kepada RT dan RW. Melalui honor yang diterima diharapkan ketua RT dan RW bisa bekerja efektif, terutama memastikan penduduk di RT dan RW masing-masing. Sebab, ketua RT dan RW yang mengetahui setiap penduduk yang lahir, mati, pindah datang dan pindah pergi keluar.
"Mulai tahun 2019 ini, ketua RT dan RW mendapatkan honor sebesar Rp 500.000 setiap bulan. Kita berharap ketua RT dan RW nanti bekerja efektif. Mereka harus membantu kepala kampung dalam penyelenggaraan pemerintahan kampung Bis Agats. Kalau RT dan RW yang tidak mau bekerja, kita akan ganti," tegasnya.
Untuk mendukung pelayanan ketua RT, pemerintahan kampung Bis Agats telah menyediakan meja kerja, kursi dan buku pendataan penduduk. Setiap RT akan mendapat meja, kursi dan buku pendataan penduduk. Setiap warga RT akan didata. Kemudian, setiap bulan data penduduk tersebut akan dilaporkan  ke pemerintahan kampung Bis Agats.
Wilibrodus Samderubun mengatakan bahwa pihaknya akan segera merilis website SAIK kampung Bis Agats.
"Kami akan kasih on line website SAIK supaya potret kampung Bis Agats bisa dikenal secara luas. Setiap pembangunan di kampung Bis Agats akan ditampilkan di website SAIK kampung Bis Agats," tuturnya.
Pria kelahiran Tual itu masih memendam impian terbesarnya. Ia berharap ke depan, kampung Bis Agats menjadi tempat belajar bagi aparat pemerintahan kampung di kabupaten Asmat.
"Saya berharap, kami memperbaiki tatakelola, termasuk sarana dan prasarana supaya ke depan, kalau orang mau belajar tentang pengelolaan kampung, mereka bisa belajar di sini," harapnya.
Ia mengatakan bahwa untuk mewujudkan impiannya itu, semua pihak harus membantu dirinya dan aparat pemerintahan kampung Bis Agats. Sebab, perbaikan tatakelola tidak semudah membalikkan telapak tangan. Apa lagi kondisi sosial budaya di Asmat sangat menantang sehingga membutuhkan kerjasama semua pihak, terutama pemerintahan Distrik Agats, DPMPK dan semua stakeholder terkait lainnya.
"Saya sangat berharap pemerintahan Distrik Agats, DPMPK, KOMPAK LANDASAN, P3MD membantu kami. Tolong bimbing kami, terutama dalam upaya perbaikan tatakelola kampung supaya ke depan, kami dapat melayani warga kampung Bis Agats dengan lebih baik lagi," paparnya penuh harap. [Petrus Pit Supardi].