Seandainya ada guru yang berhati melayani tinggal di Fakan, ia bisa mengajak warga berbicara dengan para tengkulak gaharu untuk turut memperhatikan SD Persiapan Negeri Fakan. Sayangnya, sampai saat ini, para guru yang ditempatkan di Fakan jarang datang ke Fakan untuk mengajar anak-anak, apa lagi mau terlibat dalam urusan perbaikan sekolah dan kampung Fakan.
Potret SD Persiapan Negeri Fakan memperlihatkan dengan jelas bahwa menjadi guru merupakan panggilan kemanusiaan. Guru semestinya hadir di dalam seluruh kehidupan anak-anak dan warga kampung. Ia menjadi pelita di rimba Papua, termasuk Fakan. Tetapi, kita harus tertunduk lesuh karena begitu banyak guru di Papua, termasuk di Fakan tidak menghayati panggilannya sebagai guru.
Rupa-rupa alasan membuat guru tidak betah tinggal di kampung Fakan. Tidak adanya sarana transportasi membuat mobilitas guru dari Fakan ke Agats agak sulit. Sebagai guru, seharusnya mencari alternatif supaya sarana transportasi untuk para guru bisa tersedia di Fakan. Mengapa guru hanya mengeluh tidak ada fiber atau speed di atas kekayaan gaharu yang melimpah di Fakan?
Demikian halnya, kondisi gedung sekolah, rumah guru, air bersih dan listrik turut menyumbang ketidakhadiran guru di Fakan. Apabila didiskusikan dengan pemerintahan kampung Fakan dan Dinas Pendidikan, berbagai kekurangan tersebut bisa tertangani dengan baik. Sebab, Fakan merupakan daerah penghasil gaharu.
Kita berharap di masa depan, para leluhur dan semesta Papua mengirim guru-guru muda berjiwa melayani tanpa pamrih ke SD Persiapan Negeri Fakan. Sebab, masa depan kampung Fakan sangat ditentukan oleh kehadiran guru-guru untuk mendidik anak-anak Fakan. Apabila guru-guru yang memiliki hati melayani tidak ke Fakan, maka masa depan orang Fakan akan suram. Mereka akan menjadi penonton di atas kekayaan gaharu yang melimpah.
Di tengah berbagai keterbatasannya, orang Fakan selalu merindukan kehadiran para guru yang berhati melayani anak-anak mereka sebagaimana yang diungkapkan oleh kepala kampung Fakan, Yohanis Tinimbi. "Kami minta kepala sekolah baru. Kami harap Dinas Pendidikan kasih kami kepala sekolah baru yang mau tinggal dan mendidik anak-anak kami di Fakan," tutur Yohanis penuh harap. [Agats, 27 Juli 2019].
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H