Membentuk KarakterÂ
Kerja keras Ibu Maria membenahi SD YPPK St. Antonius Yepem mendapat dukungan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Asmat. Pada tahun 2018, sekolah ini mendapatkan bantuan program gizi anak sekolah (Progras) dari Kementerian Pendidikan.
"Kita di kabupaten Asmat mendapat kuato 10 SD pengelola dana Progras. Salah satu sekolah yang kami tunjuk adalah SD YPPK St. Antonius Yepem," tutur Kepala Dinas Pendidikan, Donatus Tamot.
Sejak menjadi Kepala Sekolah, Ibu Maria menerapkan pendidikan karakter pada anak-anak. "Waktu saya baru tiba di kampung Yepem ini, saya dengar anak-anak baku maki. Sekarang, saya sudah tegaskan kepada anak-anak supaya di sekolah dan di rumah tidak boleh maki-maki lagi," tutur Ibu Maria.
Ia juga membiasakan anak-anak untuk pergi ke gereja setiap hari Minggu. Sedangkan di sekolah, ia melatih anak-anak berdoa dan bernyanyi lagu-lagu rohani.
Pada perayaan ulang tahun SD YPPK St. Antonius Yepem, 1 September 2018, Ibu Maria mengundang Pastor Paroki Ewer, Pastor Yahya untuk memimpin perayaan Misa syukur di Yepem. Hadir dalam perayaan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan, Donatus Tamot, tim LANDASAN Papua, saya dan Erold Msen serta Pendamping Desa, Herlin Singgir dan Yahya Kafiar.
Di tangan Ibu Maria, sekolah yang dulunya mati, kini hidup kembali. Sebelumnya hanya puluhan siswa yang aktif belajar. Kini, sudah 189 siswa yang aktif belajar setiap hari. Orang tua mulai mengantar anak-anak ke sekolah karena mereka percaya bahwa Ibu Maria bisa mendidik anak-anak mereka.
Harapan dan Tantangan
SD YPPK St. Antonius Yepem sudah bangun dari tidur panjang. Anak-anak sudah bisa mendapatkan pelajaran. Guru-guru aktif mengajar. Tetapi, ada beberapa guru yang masih enggan tinggal di Yepem dan mengajar.
Selain itu, ada pula guru honor yang memiliki keterbatasan dalam mengajar sehingga menyulitkan siswa/i dalam menangkap pelajaran. Ibu Maria berharap ada pelatihan untuk guru-guru yang belum mahir mengajar supaya mereka bisa menguasai metode pembelajaran yang tepat sehingga bisa mengajar anak-anak dengan baik.
Ke depan, Ibu Maria memiliki rencana untuk membangun kantor sekolah dan lapangan. "Kami punya sekolah tidak ada kantor guru. Kami dari rumah langsung ke ruang kelas. Kalau istirahat, kami berdiri di teras kelas saja. Saya harap, ke depan, kami bisa bangun satu ruang untuk kantor guru," tuturnya.
Dirinya juga berharap bisa membangun lapangan sekolah. "Lapangan sekolah sangat penting. Kasian sekali anak-anak bermain bola di lumpur. Kami juga tidak bisa upacara bendera karena mau berdiri di mana?" harapnya.