Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Primus Aikom, Kader Kampung yang Berjuang Datangkan Mantri ke Yepem

29 Desember 2018   07:41 Diperbarui: 29 Desember 2018   10:47 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis berdiri di depan Pustu Yepem, 26 Mei 2018. Dok. Pribadi.

"Kami di Yepem tidak ada petugas kesehatan sudah hampir satu tahun ini. Biasanya, kalau masyarakat sakit, mereka minta obat di ibu guru kepala sekolah. Jadi, sekarang kami datang minta Dinas Kesehatan segera kasih Mantri untuk kampung Yepem," tutur kader kampung Yepem, Primus Aikom kepada Sekretaris Dinas Kesehatan Asmat, Ayub Pakage, [21/8].

Kampung Yepem terletak di pinggir kota Agats. Kampung ini masuk dalam pemerintahan Distrik Agats. Perjalanan dari Agats ke Yepem hanya membutuhkan waktu 15 menit menggunakan speed boat 40 PK. Kalau menggunakan long boat 15 PK membutuhan waktu 30 menit untuk sampai di Yepem. Selain itu, kondisi laut (ombak atau teduh) turut menentukan waktu tempuh menuju Yepem.

Meskipun jaraknya dekat dengan kota Agats, sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Asmat, pelayanan kesehatan di kampung Yepem tidak berjalan karena sudah setahun (sejak akhir September 2017) tidak ada petugas kesehatan. Selain itu, gedung Puskesmas Pembantu (Pustu) Yepem dalam kondisi rusak berat dan tidak bisa digunakan lagi untuk tempat tinggal Mantri dan pelayanan kesehatan.

"Sebelumnya ada Suster perawat, tetapi kami dengar dia sakit sehingga ada pergi berobat, tetapi sudah hampir satu tahun ini, dia tidak pernah kembali ke Yepem. Terakhir Suster ada di Yepem pada akhir September 2017, setelah kita pertemuan dengan LANDASAN, 6 September 2017 di Jew. Setelah itu, Suster pergi sampai sekarang tidak kembali ke Yepem," tutur kader kampung Yepem, Primus Aikom.

Menyikapi tidak adanya petugas kesehatan di Yepem, Primus Aikom, selaku kader kampung Yepem selalu mendorong pemerintahan kampung Yepem supaya pergi ke Dinas Kesehatan dan minta petugas kesehatan. Tetapi, Kepala Kampung Yepem, Leonardus Jiwen tidak mengindahkan saran Primus.

Hari itu, 21 Mei 2018, saya bersama kader Kampung Bis Agats, Erold Msen pergi ke Yepem. Kami mengunjungi SD YPPK St. Antonius de Padua. Kemudian, kami pergi ke Pustu Yepem. Kondisi Pustu sedang rusak parah. Halaman Pustu ditumbuhi rumput yang sudah tinggi. Jalan papan menuju Pustu pun rusak.

Pustu Yepem tidak terawat karena sejak akhir September 2017 ditinggal pergi oleh petugas kesehatan. Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat tidak mengirim petugas kesehatan lagi ke Yepem. Hampir setahun orang Yepem tidak mendapatkan pelayanan kesehatan.

Penulis berdiri di depan Pustu Yepem, 26 Mei 2018. Dok. Pribadi.
Penulis berdiri di depan Pustu Yepem, 26 Mei 2018. Dok. Pribadi.
"Kalau kami sakit, kami minta obat di ibu kepala sekolah. Kalau ibu guru tidak ada obat, kami pergi berobat di Agats," tutur Sekretaris Kampung Yepem, Aloysius Baspit.

Satu-satunya pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat kampung Yepem adalah Posyandu setiap bulan. "Meskipun tidak ada petugas kesehatan di Yepem, kami dari Puskesmas Agats tetap memberikan pelayanan Posyandu di kampung Yepem sekali dalam sebulan," tutur Kepala Puskesmas Agats, Natan Rias.

Kader kampung Yepem,  Primus Aikom selalu gelisah karena tidak adanya Mantri atau Bidan di Yepem. "Kaka, kita harus pergi ketemu Kepala Dinas Kesehatan dan minta supaya mereka kasih Mantri atau Bidan ke Yepem. Saya kasian, masyarakat kalau sakit harus ke ibu guru atau ke Agats untuk minta obat," tuturnya kepada saya.

Kami berkoordinasi dengan Kepala Puskesmas Agats, Natan Rias terkait keberadaan petugas kesehatan di Yepem. "Pa Pit, kita harus sama-sama dengan kepala kampung Yepem ketemu kepala Dinas Kesehatan supaya bisa dapat petugas kesehatan untuk kampung Yepem."

Pertemuan dengan Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat, Ayub Pakage, 21 Agustus 2018
Pertemuan dengan Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat, Ayub Pakage, 21 Agustus 2018
Setelah berkoordinasi dengan Kepala Puskesmas Agats, Natan Rias dan Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat, Ayub Pakage, pada Jumat, 21 Agustus 2018, digelar pertemuan di ruang kerja Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat. 

Pertemuan dihadiri oleh Sekretaris Dinas Kesehatan, Ayub Pakage, Kepala Puskesmas Agats, Natan Rias, Ketua Bamuskam Yepem, Kader Kampung Yepem, Primus Aikom dan saya selaku Korkab LANDASAN Asmat.

Pertemuan berlangsung dalam suasana kekeluargaan. Kader Kampung Yepem, Primus Aikom minta supaya Dinas Kesehatan segera kirim Mantri ke Yepem. "Bapak Sekretaris, saya minta Bapa segera kasih kami Mantri. Kalau tidak ada petugas kesehatan ke Yepem, kami akan larang supaya tidak boleh ada pelayanan Posyandu di Yepem," tegas Primus.

Menanggapi tuntutan warga masyarakat kampung Yepem, yang diwakili oleh kader kampung Yepem, Primus Aikom, Kepala Puskesmas Agats, Natan Rias menjelaskan bahwa informasi yang pihaknya dapat bahwa Suster perawat yang bertugas di Yepem sedang sakit. 

"Informasi yang saya terima langsung dari Suster bahwa dia sedang sakit. Tetapi, karena sudah terlalu lama tidak ada keterangan, maka gaji dan beban kerjanya kami tahan," tutur Natan Rias.

Sedangkan Sekretaris Dinas Kesehatan, Ayub Pakage meminta kepada kader kampung Yepem dan Ketua Bamuskam yang hadir supaya  bisa menjamin keamanan petugas yang akan dikirim ke Yepem.

"Saya minta supaya pemerintahan kampung Yepem menjaga petugas kesehatan yang akan kami kirim ke sana. Saya tidak mau petugas kami diganggu. Misalnya, di Distrik Suator, ada petugas Pustu yang kami tarik karena mereka diganggu. Saya minta supaya ada jaminan keamanan dari pemerintahan kampung untuk petugas kesehatan yang kami kirim ke Pustu," tuturnya.

Pertemuan bersama Sekretaris Dinas Kesehatan, Ayub Pakage menghasilkan kesepakatan bahwa Dinas Kesehatan akan segera mengirim petugas kesehatan ke Kampung Yepem. "Untuk Pustu Yepem, kami akan segera mengirim satu petugas kesehatan. Saya akan hubungi beberapa Mantri yang melamar supaya mereka bisa ditempatkan di Yepem. 

Kalau petugas di Puskesmas Agats, umumnya pakai nota Dinas sehingga kita sulit mau tempatkan di kampung-kampung," tutur Ayub mengakhiri pertemuan bersama Ketua Bamuskam, kader kampung Yepem, Kepala Puskesmas Agats dan Korkab LANDASAN di ruang kerjanya.

Selesai pertemuan tersebut, kami berdiskusi tentang usaha membersihkan Pustu Yepem yang sudah dipenuhi rumput. "Kaka, saya akan gerakkan pemuda kampung Yepem untuk membersihkan Pustu Yepem. Saya akan ajak mereka untuk kerja bakti bersama kasih bersih halaman Pustu dan perbaiki jalan masuk ke Pustu," tutur Primus bersemangat.

Primus tidak hanya berbicara. Ia pulang ke Yepem dan membersihkan Pustu kampung Yepem. Meskipun rumput di sekitar Pustu telah dibersihkan, tetapi gedung Pustu tampak tidak layak huni karena termakan usia.

"Gedung Pustu sudah tua. Balok dan papan sudah mulai rusak. Obat dan peralatan medis juga sudah rusak karena sudah satu tahun tidak ada petugas kesehatan," tutur Primus sambil menunjuk ke lemari obat dan peralatan medis yang terhambur di lantai ruang pemeriksaan saat kami mengungjungi Pustu Yepem pada 26 Agustus 2018.

Penantian panjang masyarakat kampung Yepem akan datangnya petugas kesehatan ke kampung Yepem terjawab. Hari itu, 29 Oktober 2018, Kordis Agats, Erold Msen menyampaikan kabar baik perihal kehadiran petugas kesehatan di Pustu Yepem.

"Saya ke Puskesmas Agats. Saya bicara tentang Mantri yang mau ke Yepem. Pak Kapus sampaikan bahwa besok, kami akan antar Mantri ke Yepem. Saya dan kader kampung Yepem, siapkan bensin untuk besok  ke kampung Yepem," tutur Erold.

Erold dan Primus pergi ke agen penyalur BBM yang terletak di tepi Jl. Yos Sudarso, Agats. Keduanya membawa disposisi pembelian BBM yang diberikan oleh Kapus Agats, Natan Rias. Sedangkan di Puskesmas Agats, Kapus dan Mantri yang akan bertugas di Yepem mempersiapan perlengkapan obat-obatan yang akan dibawa ke Yepem.

Mantri Wilfridus diterima oleh kepala kampung Yepem, Leo Jiwen di rumahnya, pada 30 Oktober 2018. Dok. Pribadi.
Mantri Wilfridus diterima oleh kepala kampung Yepem, Leo Jiwen di rumahnya, pada 30 Oktober 2018. Dok. Pribadi.
Setelah mempersiapkan segala keperluan, pada Selasa, 30 Oktober 2018 sore hari, kader kampung Yepem, Primus Aikom menjemput petugas kesehatan yang akan ke Yepem. Pukul 15.37 WIT, Kordis Agats, Erold Msen, Kepala Puskesmas, Natan Rias dan Mantri Wilfridus Uruk Sola berangkat ke Yepem. Mereka tiba di kampung Yepem pada pukul 16.02 WIT.

Tiba di Yepem, Erold dan Primus membawa Kapus dan Mantri ke Pustu untuk melihat kondisi Pustu yang sudah dibersihkan, tetapi belum bisa digunakan untuk tempat tinggal Mantri dan melakukan pelayanan karena dalam kondisi rusak parah.

"Saya lihat kondisi Pustu Yepem tidak layak sehingga saya ajak Kapus dan Mantri ke kepala kampung punya rumah. Di sana, kami diskusi tentang tempat tinggal Mantri. Saya minta supaya Mantri tinggal sementara di kepala kampung punya rumah. Kepala kampung setuju," tutur Erold.

Kepala kampung memanggil Ketua Bamuskam dan kader Posyandu. Ia menyampaikan perihal kedatangan Mantri ke Yepem. Di rumah kepala kampung Yepem, Leo Jiwen, mereka duduk berdiskusi tentang pelayanan kesehatan di Yepem.

"Kami menyampaikan terima kasih kepada Dinas Kesehatan dan Puskesmas Agats yang sudah kasih petugas kesehatan untuk kami di Yepem. Kami juga berterima kasih kepada LANDASAN yang berusaha bicara dengan Dinas Kesehatan dan Puskesmas Agats sehingga hari ini kami bisa dapat Mantri. Kami akan jaga Mantri ini, supaya dia betah tinggal dan melayani kami di Yepem," tutur Leo Jiwen mewakili masyarakat Yepem.

Kini, kampung Yepem telah memiliki tenaga kesehatan, Mantri Wilfridus. Ia tinggal di rumah kepala kampung. Di rumah tersebut, ia sekaligus melayani setiap pasien yang datang berobat.

"Saya masih tinggal di kepala kampung punya rumah dan melayani masyarakat. Biasanya, biar malam pun, kalau ada masyarakat yang sakit, mereka datang dan saya layani," tutur Wilfridus pada, Sabtu, [15/12].

Cerita tentang Pustu Yepem yang sedang sekarat sudah sampai ke Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat, Riechard Mirino. Ia mengatakan bahwa dirinya sudah mendapat informasi dari Kapus Agats dan Mantri yang bertugas di Yepem tentang kondisi Pustu yang rusak itu.

"Saya sudah sampaikan ke Mantri di Yepem bahwa kita tidak bisa rehab Pustu itu karena rusak berat. Gedung Pustu itu dibangun waktu Asmat masih jadi kabupaten Merauke. Jadi, kita akan bangun gedung Pustu baru di Yepem," tutur Riechard di ruang kerjanya, pada Rabu, [21/11].

***

Primus Aikom, pemuda dari kampung Yepem. Ia menyelesaikan SD di Yepem dan SMP di Agats. Setelah tamat SMP di Agats, ia meneruskan pendidikan di SMK Sota, di Merauke. Sesudah menyelesaikan pendidikan SMK, dia kembali ke Yepem.

Di Yepem, Primus membuka usaha kios. Ia menjual kebutuhan pokok sehari-hari seperti kopi, gula, teh, garam, minyak goreng, beras dan lain-lain.

Sejak bulan Mei 2017, Primus menjadi kader kampung Yepem. Ia bersama rekan-rekan kader kampung di Distrik Akat mengikuti pelatihan kader kampung, pelatihan SAIK, pelatihan perencanaan dan penganggaran kampung, pelatihan Tupoksi pemerintahan kampung, pelatihan HIV & AIDS yang diberikan oleh LANDASAN Papua.

Berbekalkan pengetahuan yang diperolehnya dan pendampingan LANDASAN, Primus terlibat aktif dalam menghidupkan kampung Yepem. Ia terlibat bersama kepala SD YPPK St. Antonius de Padua Yepem, Maria Goreti Yonathan menghidupkan sekolah yang sudah mati suri. Ia juga yang menggerakan pemerintahan kampung dan Bamuskam Yepem untuk segera mendatangkan Mantri ke Yepem.

Primus juga selalu aktif dalam kegiatan di Gereja. Ia terlibat dalam perbaikan gedung gereja Katolik Yepem. Demikian halnya, ia mengkoordinir kegiatan-kegiatan lomba pada perayaan 17 Agustus, perayaan Natal dan Paskah di Yepem.

***

Primus Aikom merupakan sosok sederhana yang menggambarkan bahwa orang Papua bisa membangun kampung halamannya. Di setiap kampung di pelosok Papua ini, ada sosok sederhana yang memiliki daya inovasi untuk membangun kampung. Hanya saja, seringkali sosok semacam Primus terabaikan karena minim pendampingan dan tidak adanya kesempatan bagi mereka untuk tampil di muka umum.

Semoga pengalaman Primus di Yepem menginspirasi pemuda Papua lainnya untuk berjuang untuk membangun kampungnya masing-masing. Sebab, hanya orang dari kampung saja yang bisa menentukan arah masa depan kampungnya, bukan orang dari luar.

[Abepura, 29-12-2018; 08.35].

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun