Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Meneropong Anak Muda dari Kampung Terpencil di Asmat yang Belajar SAIK

27 Desember 2018   21:03 Diperbarui: 27 Desember 2018   21:13 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vitor Duapadang sedang menjelaskan tentang SAIK kepada peserta pelatihan SAIK Distrik Akat dan Atsj di Agats. Dok. Pribadi.

Cuaca di kota Agats cerah. Jalan komposit ramai oleh pejalan kaki dan pengendara motor listrik. Umumnya, pengguna motor listrik adalah para pegawai, polisi dan tentara serta pedagang. Sedangkan, orang Asmat berjalan kaki melintasi jalan komposit yang dibangun dengan dana miliaran rupiah.

Di pusat kota Agats, tepatnya di depan Hotel Sang Surya Keuskupan Agats, tampak para pemuda Asmat berdiri berjejer di pagar pembatas tepi jalan komposit. Mereka berdiri sambil bercerita satu sama lain.

Para pemuda tersebut adalah kader kampung dari Distrik Akat dan Distrik Atsj. Mereka hadir untuk mengikuti pelatihan Sistem Administrasi dan Informasi Kampung (SAIK). Sebuah aplikasi yang dikembangkan oleh Yayasan Mitra Turatea untuk mengakomodir tata kelola administrasi dan data kampung. Aplikasi SAIK berbasis website off line dan on line. Penggunaan aplikasi ini mewajibkan para kader kampung menyentuh komputer (leptop).

Para kader kampung yang mengikuti pelatihan SAIK merupakan pemuda kampung setempat. "Kader kampung harus orang dari kampung. Dia harus tinggal di kampung. Kader kampung dipilih oleh pemerintah kampung dalam musyawarah dengan warga kampung," tutur Implementing Manager LANDASAN, George Corputty, setiap kali berbicara dengan pemeritahan kampung dan para pelaku pembangunan kampung.

Para kader kampung dari Distrik Akat dan Atsj, yang mengikuti pelatihan SAIK, pada 11-13 Desember 2018, umumnya tidak tamat SD. Ada beberapa orang tamat SMP dan SMA. Meskipun sebagian besar kader kampung tidak tamat SD, mereka memiliki kemauan untuk belajar. Mereka mau belajar karena ada kerinduan untuk membangun kampung secara mandiri.

Sejak bulan April 2018, ketika LANDASAN masuk ke Distrik Akat dan Atsj, Koordinator Distrik (Kordis) LANDASAN Distrik Akat dan Atsj, berkoordinasi dengan kepala kampung untuk merekrut kader kampung. Setelah merekrut kader kampung, Kordis mendampingi para kader kampung untuk melakukan pendataan penduduk berbasis SAIK.

"Setelah saya tiba di Ayam, Distrik Akat, saya pergi ke kepala kampung punya rumah. Saya diskusi dengan kepala kampung untuk merekrut kader kampung. Setelah itu, saya mulai memberikan pendampingan pendataan penduduk menggunakan format SAIK," tutur Kordis Akat, Arita Meak.

Pada bulan Juli 2018, LANDASAN menggelar pelatihan kader kampung di Distrik Atsj dan Akat. Di Distrik Atsj, pelatihan kader kampung dilaksanakan pada tanggal 17-20 Juli 2018 di SD YPPK St. Paulus Atsj. Sedangkan di Distrik Akat, tanggal 24-27 Juli 2018 di aula pastoran St. Martinus de Pores Ayam.

Pasca pelatihan kader kampung, Kordis LANDASAN memberikan pendampingan intensif kepada para kader kampung untuk melakukan sensus penduduk. Hasilnya, setiap kampung di Distrik Akat dan Distrik Atsj memiliki data penduduk manual yang siap dimasukkan ke dalam aplikasi SAIK.

Untuk mengimput data para kader kampung memerlukan leptop. Sejak bulan Mei 2018, Koordinator LANDASAN Asmat, Pit Supardi telah berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung (DPMPK) dan pemerintahan kampung di Distrik Akat dan Atsj terkait penyediaan leptop kampung untuk kader kampung. Hasilnya, pemerintahan kampung telah mengalokasikan anggaran pembelian leptop di Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung (APBK).

Ad beberapa kampung yang belum membeli leptop seperti kampung Cumnew, Sogoni, Bipim. Tetapi, ada juga kampung yang sudah membeli leptop, tetapi ditahan oleh kepala kampung seperti kampung Yasiw. Ada pula, leptop dipegang oleh pendamping, seperti kampung Jewes Doar.

Menyikapi leptop kampung yang dipegang oleh pendamping lokal desa (PLD) dan kepala kampung, Sekretaris DPMPK Kabupaten Asmat, Konstantinus Kiom mengeluarkan surat edaran kepada kepala kampung dan PLD di Distrik Akat dan Atsj. Surat tersebut berisi perintah untuk segera mengembalikan leptop kampung kepada kader kampung.

"Pendamping lokal desa tidak boleh menggunakan leptop kampung. Mereka harus segera kembalikan leptop ke kader kampung. Karena, leptop kampung itu aset kampung, bukan untuk pendamping," tegas Konstan Kiom.

Setelah melewati berbagai tantangan, pada Selasa, 11 Desember 2018, pelatihan SAIK bagi kader kampung Distrik Akat dan Atsj dapat dilaksanakan di Hotel Sang Surya Keuskupan Agats.

Spesialis Community Development (Comdev) LANDASAN, Septer Manufandu dalam arahannya pada pembukaan pelatihan SAIK mengatakan bahwa aplikasi SAIK sangat mudah dipelajari dan digunakan oleh kader kampung. Untuk dapat menggunakan SAIK kader kampung harus menciptakan kesempatan untuk berlatih terus-menerus karena berkaitan dengan keterampilan.

"Hari ini, kita memiliki 450 kader kampung yang membantu kampung di 225 kampung. Mereka sangat percaya diri untuk membantu kampung. Kita di sini, ada kampung yang belum punya leptop, karena belum beli dan ada yang leptop sudah ada tetapi dipegang oleh PLD, tidak apa-apa. Kita akan belajar bersama dengan leptop yang ada. Kita tidak bisa hanya bicara saja. Kita harus langsung praktek secara serius demi masa depan kita punya kampung. Selama tiga hari ini, kita akan berlatih SAIK," tutur Septer Manufandu.

Sedangkan Sekretaris DPMPK Kabupaten Asmat, Konstantinus Kiom dalam arahannya mengucapkan terima kasih kepada pihak KOMPAK dan BaKTI yang telah membantu orang Papua yang masih tertinggal dan belum tersentuh pembangunan.

"Saya minta adik-adik mengikuti pelatihan SAIK ini dengan serius supaya bisa membantu Bapa-Bapa di kampung, terutama terkait administrasi dan data kampung. Kalian bisa mencatat orang kampung yang lahir, meninggal, potensi kampung dan segala peristiwa yang terjadi di kampung," tutur Konstan Kiom.

Ia menambahkan bahwa KOMPAK LANDASAN sangat antusias memberikan pelatihan dan pendampingan. Ke depan, dirinya berharap pemerintah kabupaten Asmat bisa memfasilitasi KOMPAK LANDASAN melatih di 224 kampung di Asmat. "Saya harap pemerintah daerah bisa memfasilitasi KOMPAK LANDASAN memberikan pelatihan dan pendampingan, supaya ke depan, di setiap kampung ada kader kampung yang mendampingi pemerintahan kampung dalam mengelola dana desa sehingga tidak perlu ada PLD lagi," tegasnya.  

Pastor Vesto Maing, Pr turut memberikan pendasaran tentang "Menjadi Kader Kampung Yang Melayani". Ia menegaskan bahwa menjadi kader kampung berarti siap melayani, rela berkorban dan bekerja sama dengan semua pihak di kampung.

"Kader adalah pelayan bagi Tuhan dan sesama. Sebagai agen perubahan di kampung, maka kader kampung adalah perantara, pembawa, ujung tombak. Kita harus kerja sama dengan kepala kampung, sekolah dan kesehatan. Kita harus melibatkan semua unsur yang ada di kampung dalam kegiatan kita," tegas Pastor yang bertugas di Paroki St. Martinus de Pores Ayam ini.

Ia mengatakan bahwa sudah 16 tahun Asmat menjadi Kabupaten. Ada banyak program dan uang yang dikucurkan untuk perubahan dan perbaikan kampung. Tetapi, orang Asmat masih hidup susah. Karena itu, ia mengajak kader kampung untuk membantu pemerintahan kampung supaya pembangunan di kampung bisa berjalan maksimal sehingga masyarakat bisa merasakan pembangunan.

***

img-5889-jpg-5c24da83c112fe4a4e2b16e2.jpg
img-5889-jpg-5c24da83c112fe4a4e2b16e2.jpg
Mengawali proses pelatihan SAIK bagi kader kampung Distrik Akat dan Atsj, Viktor Duapadang, selaku fasilitor utama pelatihan menjelaskan tentang kekuatan data dalam advokasi kebijakan pembangunan kampung. Ia mengatakan sudah 4 tahun pemerintah Pusat menguncurkan Dana Desa, tetapi belum ada perubahan di kampung-kampung. Hal ini terjadi, lantaran pembangunan kampung tidak berbasis data. Karena itu, di masa depan, kampung harus memiliki data yang terpercaya dan dipakai dalam perencanaan pembangunan kampung.

"Data itu seperti cermin untuk mengenal wajah kampung kita. Dengan data, kita tahu, kita ada dimana dan sedang berbuat apa. Data menyadarkan kita akan situasi saat ini. Data memberikan informasi mengenai potensi , masalah dan kerugian yang kita alami. Selain itu, data mengukur capaian dari suatu periode kepemimpinan di kampung," tuturnya.

Viktor menjelaskan bahwa data kampung membantu pemerintahan kampung untuk membuat skala prioritas pembangunan di kampung. Ketersediaan data menjadi dasar untuk menentukan arah pembangunan kampung di masa depan. Pada akhirnya, data juga menjadi dasar untuk menyusun visi dan misi kampung sehingga kampung benar-benar membangun dirinya sesuai dengan potensi kampung.

Ia menjelaskan bahwa proses pendataan dilakukan oleh kader kampung karena hanya orang kampung yang mengetahui persis kondisi kampungnya. "Kader kampung itu anak kampung, sehingga dia tahu siatuasi kampung. Maka, dalam format pendataan berbasis SAIK kader kampung yang melakukan pendataan supaya sesuai dengan kondisi kampung," tegasnya.

Viktor juga mengatakan bahwa pihaknya mengembangkan aplikasi SAIK seturut amanat UU Nomor  6 tentang Desa, pada pasal 86, ayat 1 menegaskan bahwa "Desa berhak mendapatkan akses informasi melalui sistem informasi desa yang dikembangkan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota."

"Informasi pembangunan kampung dan informasi lain yang terkait dengan pembangunan, seperti yang tertera di dalam SAIK dapat diakses oleh warga kampung maupun semua pemangku kepentingan. Pemerintah daerah wajib menyediakan informasi perencanaan pembangunan kabupaten untuk desa," tegasnya.

Pria yang sudah berkeliling Papua untuk melatih SAIK ini mengatakan bahwa dengan adanya SAIK, maka informasi dan data tersedia di kampung. Aparat kampung dan kader kampung mendapatkan keterampilan pengelolaan administrasi kampung. Selain itu, melalui SAIK, pemerintahan kampung dapat meningkatkan kualitas layanan publik dalam urusan administrasi kependudukan di tingkat kampung, sekaligus membantu proses perencanaan pembangunan kampung serta mempermudah pemuktahiran data kampung.

Usai memaparkan pentingnya data di dalam perencanaan pembangunan kampung, Viktor membimbing para kader kampung untuk mengoperasikan leptop. Ia mengajari mereka menginstal aplikasi SAIK versi 2.0 ke dalam leptop masing-masing. Sesudahnya, para kader kampung diarahkan untuk mengoperasikan berbagai fitur yang ada pada aplikasi SAIK.

Dalam pelatihan SAIK ini, Viktor tidak sendirian. Ia dibantu oleh Kordis Agats, Erold Msen, Kordis Akat, Arita Meak dan Kordis Atsj, Gusty. Selain itu, ada dua kader kampung di Distrik Agats yang sudah menguasai SAIK turut membantu yaitu Isak Semenji, kader kampung Ewer dan Paulus Yupit, kader kampung Beriten. Sedangkan Spesialis Comdev LANDASAN, mengawasi seluruh proses pelatihan yang berlangsung selama tiga hari itu.

***

Foto bersama setelah pelatihan SAIK, 13 Desember 2018. Dok. Pribadi.
Foto bersama setelah pelatihan SAIK, 13 Desember 2018. Dok. Pribadi.
Pada hari ketiga, 13 Desember 2018, pukul 16.00 WIT, pelatihan ditutup. Sebelum penutupan, Paulus Paknomces, Ketua Kader Kampung Distrik Akat, menyampaikan harapan para kader. Ia mengatakan bahwa para kader kampung di Distrik Akat menyadari bahwa keterlibatan kader kampung dalam membantu pemerintahan kampung merupakan bagian dari usaha orang Asmat membangun kampungnya.

"Kami mau bangun kampung dan tanah kami. Kami kader kampung sudah siap membantu pemerintahan kampung. Dan kami mau supaya kami yang sudah dilatih dan disiapkan oleh KOMPAK LANDASAN, kami bisa menjadi pendamping lokal desa (PLD) di kampung kami masing-masing. Kami akan selalu koordinasikan hal ini dengan DPMPK," tegasnya.

Sementara itu, Ketua Kader Kampung Distrik Atsj, Goris Suwumei mengatakan bahwa tidak semua kader kampung di Distrik Atsj memiliki leptop. Ada kampung yang belum membeli leptop. Karena itu, dirinya berharap Sekretaris DPMPK Asmat, bisa memerintahkan kepala kampung untuk segera membeli leptop.

Goris juga berbicara tentang honor kader kampung. "Selama ini, kader kampung bekerja untuk kampung, tetapi sampai saat ini, honor kader kampung tidak pernah kami terima. Kami minta Bapak Sekretaris DPMPK Asmat untuk memperhatikan kami punya honor ini," pintanya mengakhiri harapannya.

Sementara itu, Septer Manufandu dalam arahannya pada penutupan pelatihan SAIK mengatakan bahwa kader kampung sedang meletakkan dasar pembangunan di kampung untuk generasi masa depan Papua. "Kita harus meletakkan dasar yang benar. Di atas dasar yang benar itulah, anak cucu kita akan berjalan. Kader kampung harus berani berpikir kritis untuk menjadi pemimpin di kampung sendiri," tuturnya.

Ia mengajak para kader kampung untuk senantiasa berlatih SAIK. "Penguasaan leptop itu keterampilan. Kalian sudah belajar SAIK, maka harus kembangkan sehingga tidak lupa," tuturnya.

Septer mengatakan bahwa seluruh data yang ada di dalam SAIK harus berguna untuk proses perencanaan pembangunan di kampung, Distrik dan Kabupaten Asmat. "Data itu mencerminkan semua situasi yang ada di kampung. Kita bisa lihat potret pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Berdasakan data tersebut, kita membuat kebijakan untuk kampung di masa depan," tegasnya.

Menanggapi permintaan kader kampung, Sekretaris DPMPK, Konstantinus Kiom mengajak para kader kampung di Asmat untuk tidak merasa minder dan rendah diri. "Kalian semua jangan bilang tidak bisa bikin ini dan itu. Kalian bisa, tetapi saya minta kalian semua untuk belajar sungguh-sungguh tentang SAIK. Kalau tidak tahu harus tanya di pendamping KOMPAK LANDASAN," tegasnya.

Ia mengajak para kader kampung untuk selalu belajar supaya di masa depan, para kader bisa menjadi PLD sehingga bisa mendampingi kampung masing-masing. "Untuk menjadi PLD tidak mudah. Ada syarat, misalnya tingkat pendidikan, tetapi bukan berarti tidak bisa, kader kampung bisa menjadi bendahara dan lain-lain," tegasnya.

Mengenai leptop kampung, ia mengatakan bahwa pihaknya akan mengupayakan supaya kampung yang belum membeli leptop agar segera membeli leptop. "Kalau kampung yang sudah beli leptop, kita tidak bisa beli lagi. Karena itu, leptop yang sudah dibeli harus dirawat dengan baik," tuturnya.***

Pendampingan yang diberikan oleh KOMPAK LANDASAN terhadap unit layanan kampung di Distrik Agats, Akat dan Atsj menunjukkan kemajuan signifikan. Kampung memiliki data. Kampung terlibat dalam perbaikan sekolah dasar (SD) dan Puskesmas Pembantu (Pustu). Kader kampung mendorong pemerintahan kampung mengurus akta lahir anak, KK dan KTP. Selain itu, masyarakat kampung mulai berdiskusi tentang HIV & AIDS.

Seluruh hasil yang dicapai dalam pendampingan yang diberikan oleh LANDASAN membuktikan bahwa orang Asmat bisa membangun kampungnya secara mandiri. Mereka membutuhkan pendampingan, bukan dijadikan penonton di kampungnya. Karena itu, setiap pribadi yang terlibat dalam pembangunan kampung di Asmat harus hadir di tengah hidup orang Asmat dan memberikan ruang bagi mereka untuk merencanakan dan membangun kampungnya secara mandiri.

Setiap pribadi yang terlibat dalam pemberdayaan orang Asmat di kampung-kampung terpencil di Asmat harus percaya dan yakin bahwa orang Asmat bisa menjadi lebih baik di masa depan. Kepercayaan tersebut mesti melahirkan ruang dan kesempatan bagi orang Asmat untuk mengatur hidup dan masa depan mereka. Segala bentuk intervensi, yang bersifat mematikan daya kreasi dan inovasi orang Asmat harus dihentikan dan diganti dengan ruang bagi orang Asmat untuk mengekpresikan kemampuan mereka.

***

LANDASAN Papua merupakan program pemberdayaan untuk perbaikan tata kelola pemerintahan pada unit layanan kampung, sekolah dasar, Puskesmas dan HIV & AIDS yang dibiayai oleh pemerintah Australia. LANDASAN dilaksanakan oleh Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahteraan (KOMPAK) dan Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI) Makassar.

LANDASAN mulai memberikan pendampingan di Asmat sejak Maret 2017. Mula-mula hanya di Distrik Agats, yang terdiri atas 12 kampung, 1 Puskesmas,  dan 11 SD. Sejak Maret 2018, LANDASAN memberikan pendampingan di Distrik Akat, 11 kampung, 1 Puskesmas dan 8 SD dan Distrik Atsj terdiri atas 9 kampung, 1 Puskesmas, 7 SD. LANDASAN juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, KPA dan stakeholder untuk membangun komitmen pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS di Asmat.

Secara khusus pada unit layanan kampung di Asmat, LANDASAN  telah memberikan Pelatihan Kader Kampung, Pelatihan Tupoksi Pemerintahan Kampung, Pelatihan Perencanaan dan Penganggaran (Penyusunan RPJMK, RKPK dan APBK serta Laporan Keuangan) dan Pelatihan SAIK.

Hasil yang diperoleh adalah 10 kampung di Distrik Agats (Bis Agats, Kaye, Syuru, Asuwets, Ewer, Saw, Yepem, Per, Uwus dan Beriten) telah memiliki dokumen RPJM Kampung yang disusun secara partisipatif. Kedua kampung lainnya, Mbait dan Bouw belum memiliki RPJM Kampung yang disusun secara partisipatif karena pendataan berbasis SAIK belum selasai. Hal ini bisa terjadi karena minimnya keterlibatan pemerintahan kampung dan kader kampung dalam pendampingan yang diberikan oleh LANDASAN.

Sedangkan 11 kampung Distrik Akat dan 9 kampung di Distrik Atsj telah memiliki data penduduk berbasis SAIK. Kampung-kampung yang belum memiliki leptop, data kampung masih bersifat manual (pendataan menggunakan format SAIK). Apabila sudah ada leptop, maka para kader kampung akan segera mengimput ke dalam aplikasi SAIK.

Seluruh pelatihan dan pendampingan LANDASAN di Asmat dapat berjalan lancar dan menghasilkan perbaikan di unit layanan kampung, sekolah dasar, Puskesmas-Pustu dan sosialiasi HIV & AIDS karena dukungan penuh dari pemerintah daerah Kabupaten Asmat dan Keuskupan Agats serta segenap pemerintahan kampung, kepala sekolah beserta para guru, Kepala Puskesmas dan tua-tua adat di setiap kampung di Distrik Agats, Akat dan Atsj. [Abepura, 27-12-2018;22.00 WIT]

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun