Menyikapi leptop kampung yang dipegang oleh pendamping lokal desa (PLD) dan kepala kampung, Sekretaris DPMPK Kabupaten Asmat, Konstantinus Kiom mengeluarkan surat edaran kepada kepala kampung dan PLD di Distrik Akat dan Atsj. Surat tersebut berisi perintah untuk segera mengembalikan leptop kampung kepada kader kampung.
"Pendamping lokal desa tidak boleh menggunakan leptop kampung. Mereka harus segera kembalikan leptop ke kader kampung. Karena, leptop kampung itu aset kampung, bukan untuk pendamping," tegas Konstan Kiom.
Setelah melewati berbagai tantangan, pada Selasa, 11 Desember 2018, pelatihan SAIK bagi kader kampung Distrik Akat dan Atsj dapat dilaksanakan di Hotel Sang Surya Keuskupan Agats.
Spesialis Community Development (Comdev) LANDASAN, Septer Manufandu dalam arahannya pada pembukaan pelatihan SAIK mengatakan bahwa aplikasi SAIK sangat mudah dipelajari dan digunakan oleh kader kampung. Untuk dapat menggunakan SAIK kader kampung harus menciptakan kesempatan untuk berlatih terus-menerus karena berkaitan dengan keterampilan.
"Hari ini, kita memiliki 450 kader kampung yang membantu kampung di 225 kampung. Mereka sangat percaya diri untuk membantu kampung. Kita di sini, ada kampung yang belum punya leptop, karena belum beli dan ada yang leptop sudah ada tetapi dipegang oleh PLD, tidak apa-apa. Kita akan belajar bersama dengan leptop yang ada. Kita tidak bisa hanya bicara saja. Kita harus langsung praktek secara serius demi masa depan kita punya kampung. Selama tiga hari ini, kita akan berlatih SAIK," tutur Septer Manufandu.
Sedangkan Sekretaris DPMPK Kabupaten Asmat, Konstantinus Kiom dalam arahannya mengucapkan terima kasih kepada pihak KOMPAK dan BaKTI yang telah membantu orang Papua yang masih tertinggal dan belum tersentuh pembangunan.
"Saya minta adik-adik mengikuti pelatihan SAIK ini dengan serius supaya bisa membantu Bapa-Bapa di kampung, terutama terkait administrasi dan data kampung. Kalian bisa mencatat orang kampung yang lahir, meninggal, potensi kampung dan segala peristiwa yang terjadi di kampung," tutur Konstan Kiom.
Ia menambahkan bahwa KOMPAK LANDASAN sangat antusias memberikan pelatihan dan pendampingan. Ke depan, dirinya berharap pemerintah kabupaten Asmat bisa memfasilitasi KOMPAK LANDASAN melatih di 224 kampung di Asmat. "Saya harap pemerintah daerah bisa memfasilitasi KOMPAK LANDASAN memberikan pelatihan dan pendampingan, supaya ke depan, di setiap kampung ada kader kampung yang mendampingi pemerintahan kampung dalam mengelola dana desa sehingga tidak perlu ada PLD lagi," tegasnya. Â
Pastor Vesto Maing, Pr turut memberikan pendasaran tentang "Menjadi Kader Kampung Yang Melayani". Ia menegaskan bahwa menjadi kader kampung berarti siap melayani, rela berkorban dan bekerja sama dengan semua pihak di kampung.
"Kader adalah pelayan bagi Tuhan dan sesama. Sebagai agen perubahan di kampung, maka kader kampung adalah perantara, pembawa, ujung tombak. Kita harus kerja sama dengan kepala kampung, sekolah dan kesehatan. Kita harus melibatkan semua unsur yang ada di kampung dalam kegiatan kita," tegas Pastor yang bertugas di Paroki St. Martinus de Pores Ayam ini.
Ia mengatakan bahwa sudah 16 tahun Asmat menjadi Kabupaten. Ada banyak program dan uang yang dikucurkan untuk perubahan dan perbaikan kampung. Tetapi, orang Asmat masih hidup susah. Karena itu, ia mengajak kader kampung untuk membantu pemerintahan kampung supaya pembangunan di kampung bisa berjalan maksimal sehingga masyarakat bisa merasakan pembangunan.