Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

AIDS Jadi Ancaman Serius bagi Siswa/i di Asmat

21 Desember 2018   07:51 Diperbarui: 21 Desember 2018   09:03 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Florentina Bifei, perempuan aktivis Asmat sedang berbicara tentang

Sedangkan Direktur SKP Keuskupan Agats, Pastor Linus Dumatubun, Pr yang berbicara tentang stigma terhadap penderita HIV dan AIDS mengajak anak-anak untuk tidak menjauhi penderita HIV dan AIDS.

"Kita tidak boleh menjauhi mereka yang sudah terinfeksi HIV. Kita harus hadir dan memberikan kekuatan. Kita harus bantu mereka untuk bisa hidup dan berkembang," tutur Pastor Linus.

Pastor Linus mengajak para siswa untuk menerima dan menghormati sesama yang menderita, terutama mereka yang menderita HIV dan AIDS. Ia berharap para siswa SMA YPPK Yan Smit Agats belajar menerima sesama yang menderita, terutama orang yang terinfeksi HIV dan AIDS.

"Penyakit yang paling mematikan di dunia ini adalah ketika kita ditolak oleh masyarakat. Pada saat kita sedang sakit dan disingkirkan, kita akan sangat menderita. Apa lagi  kalau keluarga dan orang tua menolak kita, maka saat itulah kita sedang mengalami kematian," tegas Pastor Linus.

Florentina Bifei, perempuan aktivis Asmat sedang berbicara tentang
Florentina Bifei, perempuan aktivis Asmat sedang berbicara tentang
Florentina Bifei, perempuan aktivis di Asmat dalam pemaparannya mengajak para siswa untuk menjaga diri (tubuh) mereka supaya tidak terjerumus ke dalam perilaku seks bebas.

"Adik --adik harus menggunakan alat komunikasi (HP) untuk kepentingan komunikasi dengan orang tua, bukan untuk hal-hal lain yang tidak berguna."

Ia mengutip pernyataan Mama Karola Jecamaut bahwa perempuan Asmat sebagai eram (kesuburun untuk laki-laki dan komunitas), cem aman juwur (penjaga keluarga, keutuhan rumah tanggal), ir (burung berbulu bagus, gagah) dan bewor (bunga di hutan yang indah, cantik).

Ia menegaskan bahwa generasi perempuan Asmat sebagai penjaga keutuhan rumah tangga harus bisa menjaga dirinya sendiri terlebih dahulu.

"Kalian perempuan seperti burung (ir) yang sangat gagah. Kalian perempuan adalah bunga (bewor) yang sangat indah.  Bukan soal tubuh saja yang bagus, tapi hati juga harus bagus. Karena itu, setiap perempuan Asmat, dan juga perempuan lainnya harus menjaga diri dengan baik," tegasnya.

Robby Jaftoran, dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Asmat memberikan penguatan kepada para siswa untuk menjaga diri dan tidak terlibat dalam pergaulan bebas. Ia mengajak para siswa untuk menggunakan media sosial (facebook, WhatShap, dll) secara bertanggung jawab.

Pit Supardi dari KOMPAK LANDASAN mengajak para siswa untuk menghormati dan mendengarkan nasihat orang tua. Sebab, orang tualah yang mengandung, melahirkan dan membesarkan anak-anak. Karena itu, anak-anak harus bersedia dibimbing dan diarahkan oleh orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun