***
"Saya merasa diterima di Ayam, Distrik Akat. Selama pelatihan, saya dekat dengan masyarakat. Mereka pun dekat dengan saya. Saya pikir di dalam pendampingan, unsur kepercayaan, saling percaya sangat menentukan proses perubahan."
Br. Eli berharap, siapa pun yang akan mendampingi orang Asmat, harus membangun sikap percaya kepada masyarakat. Selain itu, seorang pendamping harus menguasai teknik yang akan dibagikan kepada masyarakat. Sebab, masyarakat selalu menuntut bukti, bukan teori.
"Saat saya mau kembali ke Agats, Kamis, [19/9], Bapa Patris dan Bapa Paulus peluk saya dan menangis. Mereka sedih karena saya tinggalkan mereka. Tetapi, saya sudah kasih teknik pertanian organik. Mereka akan kembangkan ke depan," tutur Br. Elias Logo OFM mengakhiri kisahnya bersama masyarakat Asmat di Ayam, Distrik Akat.
***
Sekedar diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan pertanian organik di Distrik Akat diikuti oleh kelompok petani dari kampung Waw Cesau, Ayam, Bayiw Pinam, Cumnew dan Jowes. Setiap kampung membentuk satu kelompok terdiri atas lima orang. Selain itu, melibatkan SD YPPK St. Martinus de Pores Ayam, SD YPPGI Ayam, SD Persiapan Negeri Cumnew dan SMP Negeri 1 Agats, Akat dan Puskesmas Ayam.
Selama pendampingan, setiap hari Br. Elias Logo OFM mendampingi kelompok-kelompok petani secara bergiliran. Br. Eli mengajarkan teknik membuat petak (bedeng), menabur benih, menanam tumpang sari dan merawat sayur yang telah tumbuh.
Hasilnya, sayur tumbuh dengan subur dan tertata rapi. Sayur yang ditanam adalah kangkung, sawi, tomat, terong. Pada Sabtu, [22/9], Tim DFAT dan BAPPENAS bersama Sekda Kabupaten Asmat, Bartolomeus Bokoropces dan Kepala OPD di lingkungan pemerintahan Setda Kabupaten Asmat melaksanakan panen raya sayur di Distrik Akat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H