Karena itu, para guru pun perlu belajar bahasa Asmat sehingga bisa menjelaskan ke anak-anak menggunakan bahasa Asmat. Selain itu, faktor kehadiran guru di sekolah turut menyebabkan anak-anak tidak bisa membaca, menulis dan berhitung.
"Pada saat mengajar, saya sering menggunakan bahasa daerah. Kalau saya pakai bahasa Indonesia saja, anak-anak tidak mengerti. Misalnya, kalau saya minta anak-anak ke depan, mereka bingung sehingga saya pakai bahasa daerah, 'de...' langsung mereka maju ke depan kelas. Ketika saya menggunakan bahasa daerah anak-anak cepat mengerti," tutur Eka.
Ia juga menjelaskan bahwa tingkat kehadiran guru sangat menentukan kemampuan siswa dalam membaca, menulis dan berhitung. "Kami kekurangan guru. Tanggal 5 Juli itu, saya sudah sampaikan kepada Pastor Beny dari PSW YPPK untuk tambah guru. Saya sudah kasitau Ibu Kepala Sekolah untuk pergi ke Dinas Pendidikan dan minta guru, tetapi tidak ada tindak lanjut."
Terkait pembinaan kehidupan rohani anak-anak, Eka prihatin sebab meskipun sekolah Katolik dan semua siswa beragama Katolik, tetapi sampai saat ini tidak ada guru pelajaran agama Katolik di SD YPPK St. Rosa Amanamkai.Â
"Di sekolah ini tidak ada guru pelajaran agama Katolik. Saya pernah minta guru pelajaran agama Katolik ke kaka ipar saya yang kebetulan bekerja di Kantor Agama Kabupaten Asmat, tetapi dia bilang belum ada tenaga pendidik agama Katolik," tuturnya.
Apabila tidak ada perbaikan, dirinya berharap Dinas Pendidikan Kabupaten Asmat segera mengganti Kepala Sekolah yang mau bekerja untuk memperbaiki SD YPPK St. Rosa Amanamkai.Â
"Saya Ketua Komite Sekolah SD YPPK St. Rosa Amanamkai, tetapi sampai saat ini, saya belum menerima SK Komite Sekolah. Saya harap Kepala Sekolah segera mengeluarkan SK supaya saya bisa kerja dan memperhatikan sekolah," tuturnya.
Donatus yang juga menjabat bendahara Kampung Amanamkai mengatakan bahwa pihak kampung siap membantu para guru dalam membenahi SD YPPK St. Rosa, tetapi Kepala Sekolah harus selalu berada di Amanamkai dan merangkul masyarakat. Apabila kepala sekolah sering meninggalkan Kampung Amanamkai, maka sekolah dan anak-anak menjadi terlantar. "Anak-anak tidak sekolah. Anak-anak menjadi terlantar sehingga ke depan Kampung Amanamkai akan suram," tutur Donatus.
Menyikapi kondisi SD YPPK St. Rosa yang sedang terpuruk, Kepala UPTD Pendidikan Distrik Atsj, Marius Ribo mengatakan bahwa permasalahan pendidikan dasar di Distrik Atsj erat kaitannya dengan kepemimpinan Kepala Sekolah. "Kepala Sekolah yang mengatur sekolah. Kalau kepala sekolah tidak pernah ada di tempat tugas, bagaimana pendidikan bisa berjalan lancar?"
Marius berharap proses pengangkatan Kepala Sekolah harus dilakukan secara terbuka dan berdasarkan kemampuan dan prestasi guru, bukan berdasarkan kepentingan politik. "Pengangkatan kepala sekolah harus dilakukan secara profesional tanpa unsur politis," tegas Marius Ribo.