Pukul 12.47 WIT peserta makan siang. Ibu Lin Toisuta mengkoordinir para guru masak di salah satu rumah guru yang terletak di lingkungan SD Inpres Atsj. Ada nasi, ubi, ikan, sayur dan daging ayam. Tidak ketinggalan buah semangka. Peserta menikmati makan siang sembari berbagi pengalaman di teras sekolah yang sejuk.
Pukul 14.00 WIT, Narasumber lainnya, Tuning Supriyadi melanjutkan materi Standar Pelayanan Minimal. Tuning adalah Pelatih nasional K-13. Ia menciptakan aplikasi pengisian profil sekolah, SPM, EDS, Pengaduan Masyarakat, RKS dan Laporan Keuangan berbasis Excel. Ia memandu peserta untuk mengisi form yang telah tersedia. Hasilnya, sekolah mengetahui kondisinya, apakah sudah memenuhi SPM atau belum.
Berdasarkan penghitungan yang dilakukan oleh 10 SD dan 1 SMP yang mengikuti pelatihan SPM menunjukkan bahwa semua sekolah belum memenuhi SPM. Tantangan terberat adalah setiap sekolah memiliki keterbatasan pada sarana prasarana seperti kekurangan ruang belajar, ruang guru, meja, kursi, buku pelajaran, buku guru, Perpustakaan, WC siswa dan guru, kantin, UKS, lapangan upacara dan lain-lain.
Pelatihan SPM pada hari pertama berlangsung sampai pukul 17.15 Â WIT. Rangkaian kegiatan pelatihan ditutup dengan doa. Usai doa, peserta makan malam bersama, kemudian kembali ke rumah masing-masing.
Sepanjang hari kedua, mulai pagi, siang sampai sore hari, peserta serius menyelesaikan dokumen RKS, RKAS dan SOP. Â Kegiatan hari kedua berakhir pada pukul 17.08 WIT. Kegiatan hari kedua ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Kepala SMP Negeri Atsj, Daniel Seran.
Hari ketiga, Rabu, 16 Mei 2018, pukul 08.08 WIT kegiatan pelatihan SPM diawali dengan doa yang dipimpin oleh Kepala SD YPPK Sta. Ana Yaosakor, Amatus Tokan. Sesudah doa, Tuning yadi melanjutkan materi "Komplain Layanan: Peningkatan Kapasitas Pelayanan Publik dengan Partisipasi Masyarakat Melalui Survey Pengaduan." Pengaduan masyarakat merupakan faktor penting dalam peningkatan kualitas layanan kepada peserta didik. Tuning memandu proses dan tata cara pengaduan dan komplain yang benar yaitu orang tua menuliskan pengaduannya dan meletakkannya ke dalam kotak saran yang tersedia di sekolah. Dalam proses pelatihan ini, setiap sekolah telah berhasil membuat kotak saran sederhana. Setiap sekolah membuat kotak saran, kemudian menuliskannya dalam bahasa Asmat. Misalnya, SD YPPGI Yaosakor menamakannya sebagai kotak, "Faimat Atakam."
Pada sesi terakhir pelatihan SPM, John Rahail memaparkan materi penguatan, "Mari Melakukan Perubahan, Asmat Bisa, Atsj Bisa". Melalui pemaparannya, John mengungkapkan bahwa perubahan itu sesuatu yang mungkin dilakukan. Dirinya mengajak supaya setiap sekolah berlomba-lomba melakukan perbaikan dan perubahan di sekolah masing-masing.
Di akhir sesinya, John mengutip kata-kata bijak Mahatma Gandhi untuk menghindari tujuh dosa sosial yaitu kekayaan tanpa kerja, kenikmatan tanpa nurani, ilmu tanpa kemanusiaan, pengetahuan tanpa karakter, politik tanpa prinsip, bisnis tanpa moralitas dan ibadah tanpa pengorbanan. "Saya berharap, sebagai guru, kita harus menghindarkan diri dari tujuh dosa sosial ini.
Selain itu, di dalam seluruh proses perbaikan tata kelola di sekolah, kita harus selalu mengandalkan Tuhan. Kita harus yakin bahwa Tuhan akan menolong kita dalam melakukan perubahan di sekolah kita masing-masing," tuturnya menutup presentasinya.
Seluruh proses pelatihan SPM selama tiga hari berakhir pada pukul 12.53 WIT. Peserta menyelesaikan administrasi dan makan siang, kemudian kembali ke rumah masing-masing. Pelatihan Manajemen Berbasi Sekolah (MBS) akan berlangsung pada hari Jumat, 18 Mei-Rabu, 23 Mei 2018.