Agats merupakan ibu kota Kabupaten Asmat. Kota Agats, terletak di Distrik Agats. Saat ini, Distrik Agats dipimpin oleh Kepala Distrik, putra asli Asmat dari kampung Uwus, Nikolaus Tari. Distrik Agats terdiri atas 12 kampung yang terletak di tiga wilayah berbeda yaitu di kota Agats (Kampung Bis Agats, Mbait, Syuru, Asuwet dan Kaye), Ewer (kampung Bismam dan Saw) serta di pesisir pantai (kampung Yepem, Â Peer, Uwus, Bouw dan Beriten).
Di Distrik Agats terdapat 1 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang terletak di kota Agats. Di samping itu ada Puskesmas Pembantu (Pustu) di Ewer dan di setiap kampung ada Poliklinik Desa (Polindes). Di Polindes ini ada kader kesehatan kampung.
Di Distrik Agats juga terdapat 10 Sekolah Dasar (SD), yaitu di dalam kota Agats 5 SD (SD Inpres Syuru, SD YPPK Salib Suci, SD YPPGI, SD Darussalam dan SD Inpres Mbait), di Ewer ada SD YPPK St. Don Bosco dan di daerah pesisir pantai SD YPPK Yepem, SD Inpres Peer, SD Inpres Uwus dan SD Inpres Beriten. Dari 10 SD ini, 6 SD dalam kondisi terpuruk yaitu SD Inpres Mbait, SD YPPK St. Don Bosco di Ewer dan di daerah pesisir pantai SD YPPK Yepem, SD Inpres Peer, SD Inpres Uwus dan SD Inpres Beriten.
Sejak bulan Maret 2017, Landasan Papua masuk ke Asmat dan melakukan pendampingan di kampung, sekolah dasar, Puskesmas dan penanggulangan HIV-AIDS. Khusus untuk sekolah dasar, berdasarkan assessment awal, kondisi 9 SD belum menerapkan sistem pembelajaran berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Hanya ada 1 SD yang menerapkan manajemen kepemimpinan kepala sekolah dan manajemen proses pembelajaran berdasarkan SNP yaitu SD Darussalam. Situasi ini sangat memprihatinkan karena Distrik Agats merupakan pusat ibu kota Kabupaten Asmat. Apabila pendidikan di Agats saja tidak tertata dengan baik, bagaimana dengan pendidikan sekolah dasar di daerah pedalaman Asmat?
Landasan Papua hadir dengan jargon pendidikan, "Ini Papua Pu Pendidikan" bergerak cepat. Pada akhir Mei 2017, dilakukan pelatihan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) untuk 10 SD di Distrik Agats. Hasil SPM memperlihatkan bahwa 10 SD ini belum memenuhi SPM. Masih banyak hal yang perlu dibenahi seperti ruang belajar, alat peraga, buku guru, buku siswa dan lain sebagainya.
Kehadiran Landasan Papua di Asmat, khususnya di Distrik Agats merupakan kesempatan emas bagi 5 SD di kota Agats yang akan mengikuti akreditasi sekolah. Landasan Papua memberikan pembekalan khusus persiapan akreditasi sekolah. Usai mengikuti pelatihan yang digelar oleh Landasan Papua, 5 SD di kota Agats berbenah, kecuali SD Inpres Mbait yang hingga kini belum mempersiapkan diri mengikuti akreditasi sekolah. Proses pendampingan ke sekolah dasar di Distrik Agats dilakukan intensif oleh staf Landasan Papua Asmat.
Pelatihan dan pendampingan yang dilakukan Landasan Papua membuahkan hasil. SD Inpres Syuru langsung membentuk komite sekolah pada saat penerimaan raport kenaikan kelas. SD ini juga menata Perpustakaan, membangun WC siswa, membangun papan nama sekolah dan visi misi serta melakukan pengecatan sekolah.
Kepala Sekolah SD Inpres Syuru, Abraham, membentuk tim 8 standar akreditasi sekolah. Kini, tim tersebut bekerja keras membenahi dokumen sekolah yang dibutuhkan untuk proses akreditasi.
Di pusat kota Agats, ada SD YPPGI. Sekolah dasar ini merupakan salah satu SD tertua di tanah Asmat. Sekolah ini pun berbenah. Usai pelatihan SPM dan MBS bersama Landasan Papua, sekolah ini membenahi Perpustakaan dan memasang poster berisi visi misi sekolah. Kini, para siswa bisa menikmati buku-buku bacaan di Perpustakaan.
Sementara itu, SD Darussalam pun berbenah menyongsong akreditasi sekolah. Dari sisi pengelolaan, sekolah ini sudah menerapkan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Di sekolah ini ada kantin, rumah ibadah, ruang guru dan kepala sekolah yang tertata rapi. Selain itu, di ruang kelas juga tampak hasil karya siswa yang di pajang di dinding.
Keempat SD ini siap menjadi sekolah Penggerak. Mengapa harus sekolah Penggerak? Landasan Papua memiliki refleksi tentang istilah Penggerak yaitu unit layanan sekolah dasar tidak hanya menjadi model yang pasif, tetapi akan ikut menggerakkan sekolah dasar yang lain untuk bersama-sama melakukan perubahan yang sistemik dan komprehensif di sekolah-sekolah dasar di Kabupaten Asmat. Â Kepala sekolah dan para guru pro-aktif mendampingi sekolah dasar lain di Kabupaten Asmat yang belum berbenah.
Dalam konteks Asmat, keempat SD ini masih berbenah dan akan terus melakukan perbaikan tata kelola, manajemen kepemimpinan kepala sekolah dan perbaikan fasilitas umum. Landasan Papua akan tetap mendampingi sampai sekolah-sekolah dasar di Distrik Agats benar-benar menjadi sekolah dasar penggerak di Kabupaten Asmat.
Untuk mencapai impian tersebut, Dinas Pendidikan Kabupaten Asmat perlu menempatkan kepala sekolah yang memiliki kompetensi supaya bisa menjadi panutan dan memimpin perbaikan tata kelola di sekolah. Selama ini, kendala utama pendampingan perbaikan tata kelola sekolah dasar adalah manajamen kepemimpinan kepala sekolah yang sangat lemah. Sering kali kepala sekolah bersikap acuh tak acuh, malas tahu, tidak mau melakukan pembenahan, meskipun sekolah dalam kondisi kritis. Karena itu, Dinas Pendidikan perlu menempatkan kepala sekolah yang berkualitas demi perbaikan tata kelola sekolah dasar di Kabupaten Asmat.
Dinas Pendidikan juga perlu memberikan kewenangan kepada UPTD Pendidikan Distrik Agats untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pendidikan dasar di Distrik Agats. Segala urusan terkait penempatan kepala sekolah dan guru perlu dibicarakan dengan UPTD Pendidikan Distrik Agats. Selain itu, perlu ada pengawas SD yang berkompeten. Pengawas sekolah dasar di Distrik Agats harus memiliki visi perubahan tata kelola dan menguasai instrumen pendidikan nasional. Keduanya, UPTD Pendidikan dan pengawas memiliki peran strategis dalam pembenahan tata kelola pendidikan sekolah dasar di Distrik Agats, Kabupaten Asmat.
Tidak terasa bahwa Kabupaten Asmat berdiri sejak 15 tahun silam. Setelah melewati perjalanan panjang, kondisi pendidikan sekolah dasar di pusat ibu kota Kabupaten Asmat masih terseok-seok. Landasan Papua hadir tidak untuk menghakimi situasi ini, melainkan berjalan bersama Dinas Pendidikan, UPTD, pengawas, kepala sekolah dan para guru memperbaiki tata kelola sekolah dasar di Distrik Agats. Sebab, hanya dengan tata kelola sekolah yang baik, anak-anak Asmat akan memperoleh layanan pendidikan berkualitas. Dengan demikian, anak-anak Asmat dapat bertumbuh dan berkembang menjadi anak-anak yang cerdas secara intelektual, emosional dan spiritual.
Kehadiran Landasan Papua di Kabupaten Asmat yang mendampingi kampung, sekolah dasar, Puskesmas dan HIV-AIDS di Distrik Agats menjadi momentum perbaikan di unit unit layanan terdepan: kampung, sekolah dasar, kampung dan HIV-AIDS. Khusus untuk pendidikan, sekolah dasar, Landasan memberikan perhatian serius terhadap 10 SD di Distrik Agats. Keempat SD yang sudah siap menjadi SD penggerak merupakan terobosan bersama semua pihak: Dinas Pendidikan, UPTD, kepala sekolah dan para guru untuk memecah kebisuan muram wajah pendidikan di tanah Asmat. Kini, keempat SD ini menjadi rujukan bagi sekolah dasar lain untuk memperbaiki sistem tata kelola sekolah dasar di Kabupaten Asmat. Karena itu, semua insan pendidikan di tanah Asmat perlu memberikan perhatian serius terhadap keempat sekolah ini, sembari memperhatikan juga enam SD lainnya yang ada di Distrik Agats ini supaya bisa segera menjadi sekolah dasar penggerak di Kabupaten Asmat.
 Sekolah dasar penggerak di Distrik Agats ini akan dicanangkan pada tanggal 31 Agustus 2017 di Gedung Ap Camar, Kantor Bupati Asmat bertepatan dengan perayaan pensiunnya Kepala Bappeda Kabupaten Asmat, Amatus Ndatipits. Selanjutnya, keempat sekolah dasar ini siap membantu sekolah dasar lainnya untuk membenahi tata kelola sekolah sambil menanti akreditasi yang rencananya akan dilakukan pada bulan Oktober 2017. (Agats, 18 Agustus 2017; pukul 05.27 WIT)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H