Di gubuk tua kaka Jok, sebongkah sagu menjadi bola. Ia dibentuk oleh tangan sederhana perempuan Asmat. Di atas tungku bercampur debu, sagu bola itu masak. Saya menyantapnya. Saya belajar tentang pemberian diri. Itulah makna hidup kita sebenarnya: "memberikan diri bagi sesama." (Agats, 19 Agustus 2017; pukul 20.45 WIT)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!