Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kedamaian yang Terkoyak

16 Maret 2016   17:11 Diperbarui: 16 Maret 2016   17:33 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pendidikan keragaman sejak dini dalam keluarga menjadi alternatif ampuh dalam mengantisipasi upaya adudomba oleh pihak-pihak yang hendak mengacaukan perdamaian di tanah Papua. Melaluinya, anak-anak belajar menerima dan menghormati sesamanya tanpa kecuali. Selain itu, melalui pengenalan keragaman sejak dini kepada anak-anak mampu memutus mata rantai diskriminasi terhadap keragaman budaya, suku, adat-istiadat dan agama.

Kita semua menyadari bahwa awal mula hidup manusia dimulai dari dalam keluarga. Keluarga yang harmonis dan memiliki jiwa toleransi akan menghasilkan generasi yang menghormati sesamanya. Keluarga menjadi ladang persemaian generasi yang menghormati keragaman dan menempatkan persaudaraan universal dengan semua makhluk tanpa syarat. Harapannya, melalui generasi Papua yang memiliki sikap toleransi dan semangat persaudaraan universal, terbuka jalan menuju Papua yang sejahtera. Papua yang menghormati dan menempatkan nilai hidup dan martabat manusia berada di atas segala-galanya. [1 Juli 2015; pukul 19.06 wit].

Tulisan ini pernah dipublikasikan di media SEJUK (Selaras Juang Untuk Kedamaian), edisi 2, Juli 2015, halaman 5. Dimuat kembali di sini untuk menjadi pembelajaran bagi kita semua tentang pentingnya menerima dan menghormati keragaman umat manusia dan segenap alam semesta. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun