Minggu, 16 Agustus 2015, siang menjelang sore, langit di Sentani, Papua cerah. Seperti biasa, pesawat Trigana setia melayani rute penerbangan Sentani-Oksibil, kabupaten Pegunungan Bintang. Siang itu,pk 14.21 WIT, pesawat Trigana, jenis ATR 42 PK YRN dengan nomor penerbangan IL 267 take off dari Sentani menuju Oksibil. Pesawat hilang kontak dengan menara Sentani pada pk 14.55 WIT. Padahal, rencananya, pesawat akan mendarat pada pk 15.15 WIT. Bahkan di bandara Oksibil sudah diumumkan bahwa pesawat Trigana akan segera mendarat. Ironisnya, belum sempat mendarat, pesawat tersebut dikabarkan jatuh di daerah air terjun Oksop, dekat Oksibil. Pesawat tersebut mengangkut 54 orang, terdiri atas 49 penumpang dan 5 kru.
Stasiun televisi dan media online segera memberitakan hilangnya pesawat Trigana. Di tengah kemeriahan menyongsong hari ulang tahun (HUT) proklamasi negara kesatuan republik Indonesia ke-70, duka menyelimuti bumi Papua. Kesedihan keluarga tidak terbendung. Doa dan harapan, agar pesawat dan penumpang ditemukan dalam keadaan selamat memenuhi sejumlah media sosial, seperti facebook dan twitter. Kecemasan dan kegelisahan masih berlanjut, mengingat sampai malam hari belum ada informasi keberadaan pesawat tersebut.
Tanggal 17 Agustus 2015, saat negeri ini merayakan HUT-nya ke-70, sebagian rakyat yang peduli melakukan pencarian terhadap pesawat Trigana ini. Menurut pantauan pesawat dari maskapai AMA, tampak puing-puing pesawat yang diduga pesawat Trigana, di air terjun Oksop. Sebelumnya, masyarakat memberikan informasi bahwa mereka melihat pesawat menabrak gunung Tangok, distrik Okbape. Hingga saat ini, belum ada kepastian tentang keberadaan pesawat naas tersebut. Tim Basarnas dari Jayapura dan masyarakat di Oksibil sedang berupaya melakukan pencaharian.
Ketika pesawat hilang kontak, media online meliris nama-nama penumpang berdasarkan daftar yang tertera di manifest. Tetapi, hari ini, tanggal 17 Agustus 2015, humas Polda Papua merilis sembilan nama yang berubah. Mereka adalah Yohanes Kiabra diganti dengan Nelson Wayang. Yunus Setamanggi diganti dengan Yana Uropka. Ardono Hikmad diganti dengan Yane Wapdanon. Yundriadi diganti dengan Kayus Kipka. Susilo diganti dengan Terianus Salawala. Piter diganti dengan Eli Uropmabin. Surya diganti dengan Timius Dupui. Marusaha Sitorus diganti dengan Obhet Turukna. Petrus Tekege diganti dngan Jhon Gasper.
Mengapa ada perubahan seperti ini. Entahlah, banyak faktor ada di baliknya. Tetapi, yang sering terjadi adalah banyaknya calo yang menjual tiket di bandara Sentani. Tahun lalu, saya pernah cek tiket di loket Trigana untuk penerbangan ke Wamena. Petugasnya bilang tiket habis. Tiba-tiba datang satu bapa yang menawarkan tiket. Dia tunjukkan tiket Trigana ke Wamena, sambil paksa saya untuk beli. Tetapi, saya tidak mau. Saya pergi cek di travel, yang letaknya dekat bandara, ternyata masih ada tiket Trigana ke Wamena.
Beberapa bulan lalu, saya ke bandara Sentani antar teman. Tiba-tiba datang teman saya yang hendak ke Oksibil. Dia bilang saya sudah kasih uang di orang untuk cari tiket. Saya tanya: “Kenapa tidak beli langsung di travel?” Dia jawab: “Tidak ada tiket.” Tiket online habis, tetapi tersedia di tangan para calo. Mereka menjual dengan harga mahal.
Kita berduka atas hilangnya pesawat Trigana. Pada saat bersamaan, peristiwa ini menjadi refleksi bagi kita semua untuk berupaya menghentikan praktek-praktek kotor di bisnis penerbangan di Papua, khususnya rute pedalaman. Kita mesti jujur dan menghentikan praktek calo. Selain itu, untuk perusahaan penerbangan di Papua supaya senantiasa memperhatikan keamanan dan keselamatan penerbangan. Faktor cuaca harus selalu menjadi perhatian pilot dalam menerbangkan pesawat. Demikian halnya, pesawat harus selalu dalam kondisi laik terbang.
Kita berdoa semoga pesawat segera ditemukan. Para korban bisa ditemukan dan dapat berkumpul kembali dengan keluarga. [Abepura, 17-08-2015; pk10.38 WIT]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H