Mohon tunggu...
Petrus Lei Laru
Petrus Lei Laru Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi membaca buku dan berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jangan Ambil Dia

16 Agustus 2023   20:48 Diperbarui: 16 Agustus 2023   20:57 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jangan Ambil Dia

Episode 8.

Mentari kembali menyapa dengan cerah penuh ceria menyambut kedua kelopak mata resahku, yang masih ada tersisa dari malam tadi. Telapak tangan yang dingin menggenggam erat dalam pelukan kecilku. Buah hatiku selalu memberi senyuman mungil menatapku saat rapuh. 

Seperti biasanya sekian detakan jantung membuka rasa bersama langkah tegas jarum jam, dan dalam diamku mengambil telepon genggam bertepatan disampingku setia menemani sepanjang malam.

Nada dering panjangpun mendekap erat ditelingaku bertanda bahwa Erick aktif, dan berharap ia menghargai panggilan gelisah sejak kemarin hingga pagi ini kembali aku mencari tahu keberadaannya. " hallo selamat pagi sayang, " nada erick pun membalas lemas dan desah manja bersama tidurnya semalam. Setengah sadar dari tidurnya membuat aku bertanya-tanya dalam diamku. Namun aku tidak tegah suami sahku di belai apalagi merasa dimiliki oleh wanita itu.

Nada tangis bercampur sakit luka yang telah lama aku rasakan membentur keras di tubuhku. Aku tidak tidak tinggal diam jika memang ini benar-benar terjadi. 

"JANGAN AMBIL DIA..." Teriakan kasarku membuat buah hatiku takut, dan menangis memeluk aku. Tangisan aku bersama buah hatiku membanjiri selimut duka yang telah berbulan-bulan kami lindungi bersama saat duka.

" Erick sayang ayo bangun kenapa kamu lemas begitu...? Apa yang terjadi semalam akan dirimu suamiku...?."

Tiba-tiba suara manja menutupi bincang kami dari belakang sembari meminta pamit" aku sudah pulang nanti majikanku marah, dan sudah telat aku." Suara iti adalah Mirna si pelakor itu. " Erick sejak kemarin sampai pagi ini aku kabarkan ternyata kamu bersama wanita itu. Kenapa kami setegahnya menelantarkan aku dan anakmu demi kesenanganmu bersama Mirna si wantia yang sudah berstatus punya anak, dan memiliki suami sah itu erick...?". Tangisanku semakin kelam di pagi yang semestinya kami miliki ketika menyapa senyum, dan cinta kami ketika mengawali hari baru kami untuk mensyukuri apa yang semesta berikan kepada keluarga kecil kami.

 

Jarum jam menunjukan pukul 08 : 00 pagi jam waktu untuk Erick berangkat ke tempat kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun