Mohon tunggu...
Petrus Bharoto Kesowo
Petrus Bharoto Kesowo Mohon Tunggu... Human Resources - Professional

Belajar Hukum dan senang seni menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola

Memalukan

3 Oktober 2022   08:15 Diperbarui: 3 Oktober 2022   08:22 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MEMALUKAN

Tulisan ini bukan untuk menghakimi siapapun, hanya sebagai cermin kecil untuk kita semua

Dengan segala hormat, tanpa sedikitpun mengurangi simpati saya kepada para korban, baik yang meninggal dunia maupun cedera beserta seluruh keluarganya...

Kejadian di Kanjuruhan itu sangatlah MEMALUKAN. Baik supporternya maupun panitia penyelenggaranya. Tentu saya paham, ini tidak bisa digebyah uyah, tentu ada pihak-pihak yang paling bertanggung jawab dan ada pihak yang tidak boleh dituding bersalah. 

Namun dengan pengertian bahwa ini adalah kerja bersama, maka tidak ada ruang untuk saling tuding. Semua komponen dalam penyelenggaraan tersebut harus memikul bersama.

Ini menggambarkan betapa kita semua (saya katakan kita semua, artinya termasuk saya), sangat miskin pengetahuan tentang normative penyelenggaraan sebuah even, khususnya pertandingan sepak bola, lebih khusus lagi pertandingan liga, sekaligus menegaskan betapa TERBELAKANGNYA kita.

MEMALUKAN yang saya maksud dalam judul tulisan pendek ini adalah, betapa harus MALUnya kita kepada dunia internasional sebab ini sudah menjadi sorotan seluruh jagad. 

Termasuk juga malu kepada pemain-pemain asing yang ikut memeriahkan jalannya liga. Apa yang bisa mereka ceritakan kepada keluarga mereka ketika mereka ditanya?

Jika di kemudian hari FIFA memberlakukan sanksi yang sepadan, maka kita tidak boleh protes atau bahkan sekedar keberatan sekalipun. Kita harus menerima itu dengan lapang dada dan kepala tertunduk. Itu konsekuensi logis atas otorita yang diemban FIFA dalam menegakkan peraturan. Peraturan yang mana? Kita semua bisa cari di media.

Lepas dari itu, terbayangkah bagaimana dengan nasib para pemain jika sanksi benar dijatuhkan? Kalau sanksi dijatuhkan kepada penyelenggaraan liga saja, itu masih mending, bagaimana jika sanksi dijatuhkan kepada PSSI yang artinya sepak bola akan dikucilkan selama sekian tahun. 

Bagaimana dengan talenta-talenta muda yang sedang sangat kita harapkan untuk menjunjung kehormatan sepak bola kita? Bagaimana nasibnya. 

Lalu bagaimana dengan pemain-pemain Indonesia di luar negeri? Banyak pertanyaan yang bisa muncul, seiring banyaknya kemungkinan denGan nasib persepakbolaan nasional.

Kalau memang sanksi harus jatuh, maka jatuhlah. Kita tunggu saja sembari merenung apa yang akan kita dapatkan atas tragedi tersebut. Tentu kejadian serupa tidak boleh terulang. 

Namun jika kita tidak mau belajar pada kejadian hari ini dan hal seperti ini masih terulang, maka sudahlah SAH kita menjadi bangsa yang bukan saja MEMALUKAN dan TERBELAKANG, tapi juga BEBAL...

Jakarta, 3 Oktober 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun