Mohon tunggu...
Petrus Rabu
Petrus Rabu Mohon Tunggu... Buruh - Buruh

Harapan adalah mimpi dari seorang terjaga _Aristoteles

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jambore Nasional XI, Wadah Memperkuat Eksistensi Kebangsaan

26 Agustus 2022   11:58 Diperbarui: 27 Agustus 2022   17:33 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kontingen Kwarcab 3307 Raja Ampat (Dok.Pribadi)

Pandemi Covid-19 membuat sejumlah agenda besar yang menghadirkan orang  banyak di tanah air ditiadakan, bahkan terjadi di seluruh dunia. Selama Pandemi Covid-19 yang kini memasuki tahun ketiga, kontak sosial atau pertemuan antara individu hanya terjadi di dunia maya atau daring. Dari sisi efektivitas tentu hal ini memiliki sisi positif karena memanfaatkan kemampuan teknologi tapi dari sisi  sosial tentu Pandemi Covid-19 telah merenggut hakekat manusia sebagai makhluk sosial yang ada dan hidup berdampingan bersama yang lain di dunia ini.

Searah dengan upaya-upaya pemulihan melalui tindakan pengobatan dan pencegahan seperti vaksinasi membawa angin segar dalam membangun kembali sendi-sendi sosial manusia sebagai makhluk sosial. Beberapa agenda kebangsaan mulai dilaksanakan yang tentunya tetap berpatokan pada protokol kesehatan.

Salah satunya adalah Jambore Nasional XI yang berlangsung di Bumi Perkemahan dan Taman Wisata (Buperta) Cibubur, Jakarta Timur dari tanggal 14-21 Agustus 2022 lalu. Tak tanggung-tanggung, hampir semua pramuka penggalang baik dari Tingkat Kwarda maupun Kwarcab hadir pada event dunia kepanduan tersebut.

Ketua Kwartir Nasional Pramuka, Komjen.Budi Waseso mengakui pelaksanaan Jamnas ke-11  ini tetap mengacu pada protokol kesehatan.

"Semua peserta diwajibkan sudah vaksin ke-2, datang dan kembali juga di Swab," ujar, Budi Waseso ketika membuka kegiatan tersebut, Minggu, (14/8/2022) lalu.

Terlepas dari permasalahan diatas,  Jambore Nasional XI merupakan satu langkah maju yang dilakukan Kwarnas dibawah kepemimpinan Budi Waseso. Karena jambore tak hanya sekedar kumpul-kumpul atau ngerumpi.

Kwarda Papua Barat (dok.pribadi)
Kwarda Papua Barat (dok.pribadi)

Sejatinya dan sesuai apa yang saya amati, Jambore Nasional XI yang sempat tertunda karena Pandemi Covid-19 tersebut memberikan pelajaran penting bagi kita dalam  memperkuat Eksistensi Kebangsaan.

Beberapa alasan mendasar kenapa saya katakan demikian:

Pertama, eksistensi sejatinya adalah tentang hakekat dan keberadaan. Eksistensi kebangsaan lebih mengarah kepada keberadaan kita sebagai bangsa Indonesia yang memiliki keberagaman adat istiadat, budaya, bahasa, kepercayaan, etnis dan lain sebagainya tetapi kita tetap satu yakni bangsa Indonesia dengan semboyan tunggal, 'Bhineka Tunggal Ika."

Kedua, Pandemi Covid-19 yang melanda dunia membuat elemen bangsa tak mampu berbuat banyak. Di dunia kepramukaan pun terjadi demikian. Sejumlah agenda utama Pramuka baik level nasional maupun daerah harus ditunda.Kalaupun dilaksanakan tentu dengan skala terbatas.

Padahal sebagaimana kita pahami bersama bahwa Pramuka sebagai organisasi sosial kumpulan para pembina dan anggotanya merupakan wadah yang tepat dalam memberikan dan melatih generasi bangsa tidak saja dunia kepanduan tetapi juga hal-hal mendasar terkait kebudayaan bangsa. Karena itu Jambore Nasional XI Tahun 2022 sebagai langkah maju kepramukaan tanah air yang setelah beberapa tahun vakum karena Pandemi Covid-19.

Stand Pameran Seni, Budaya dan Teknologi  (Dok.pribadi)
Stand Pameran Seni, Budaya dan Teknologi  (Dok.pribadi)

Menyimak pernyataan Ketua Kwarnas Pramuka, Budi Waseso yang menegaskan bahwa semua peserta Jambore telah divaksin dosis kedua dan swab merupakan tanda bahwa kita tak perlu menyerah pada keadaan. Bahwa Pandemi Covid-19 itu ada, kendati casenya  saat ini mulai berangsur-angsur menurun tetapi melakukan langkah-langkah menemukan solusi seperti mengikuti protokol kesehatan.

Dengan demikian kita tumbuh sebagai bangsa yang kuat, satu dan seirama ditengah menghadapi masalah-masalah kebangsaan. Pandemi Covid-19 hanya tantangan agar kita tetap maju sebagai bangsa yang kuat dengan generasinya yang cerdas. 

Ketika ribuan Pramuka penggalang  terdiri dari siswa SMP se-Indonesia yang memadati Bumi Perkemahan dan Taman Wisata Cibubur tersebut telah mengikuti vaksinasi dosis dua, lalu masihkah kita ragu dengan program vaksinasi sebagai langkah pencegahan efektif menghadapi Pandemi Covid-19?

Disitulah pointnya, bahwa dalam memperkuat eksistensi kebangsaan kita perlu menghadapinya secara Pramuka misalnya menjadi pelopor dalam mencegah Pandemi Covid-19.

"Dalam mengatasi masalah Pandemi Covid-19, Pramuka menjadi pelopor baik mengikuti program vaksinasi maupun ikut membantu dalam membagikan masker dan obat-obatan," kata Budi Waseso.

Ketiga,Jambore Nasional  tahun ini dilaksanakan ditengah bangsa  menghadapi berbagai persoalan sosial seperti masalah sparatis atau Kelompok Kriminal Bersenjata yang terjadi disebagian wilayah di Papua, kaum-kaum intoleran dan berbagai persoalan lainnya yang menjadi benih-benih perpecahan internal. 

Dan di Buperta Cibubur, Jakarta Timur, Pramuka Penggalang tanah air mengajarkan kita bagaimana menerima perbedaan dan saling menerima sebagai kekuatan dalam membangun sendi-sendi kebangsaan yang berasaskan kerja sama atau gotong royong. Bahwa di Buperta Cibubur, mereka tidak merasa dari provinsi dan kabupaten tertentu tetapi mereka adalah keluarga dalam organisasi besar Pramuka. Atau biasa disebut "Kakak dan Adik."

Kontingen Kwarcab 3307 Raja Ampat (Dok.Prinadi)
Kontingen Kwarcab 3307 Raja Ampat (Dok.Prinadi)

Keempat, pada Jambore Nasional XI 2022, para generasi muda atau penerus bangsa kita diajarkan banyak hal, diantara adalah mengenal budaya daerah sendiri dan budaya daerah lain melalui pameran seni budaya dan teknologi serta pentas seni budaya yang dilaksanakan selama kegiatan jambore.

"Kesan saya, saya senang dan jambore ini sangat baik karena saya bisa mengenal budaya atau seni tari dari daerah lain.Saya juga mengenal banyak orang khususnya teman-teman dari daerah lain," kata Rehan Safikar, salah satu peserta Jambore dari Kwarcab 3307 Raja Ampat sebelum meninggalkan Buperta Cibubur, Jakarta Timur, Sabtu,(20/8/2022).

"Melalui jambore saya bisa ketemu banyak orang, mengenal budaya dan sejarah bangsa," tambah Jesika Iek, peserta Jambore Nasional XI dari Kwarcab 3310 Kabupaten Maybrat, Papua Barat.

Tak bisa dipungkiri, budaya atau kebudayaan, adat istiadat merupakan salah sendi yang memperkuat eksistensi kebangsaan kita. Bahwa jati diri bangsa Indonesia dan penduduk didalamnya lahir dari beragam seni budaya, adat istiadat dan kebudayaan yang mengakar kuat di suatu daerah.

Karena itu mempertahankan kebudayaan sebagai kearifan bangsa perlu dipertahankan dan dilestarikan ditengah kuatnya arus globalisasi dan modernisasi.

Kelima, perkembangan teknologi informasi  yang ditandai dengan pesatnya arus digitalisasi saat ini menjadi salah tantangan terbesar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.  Karena itu, Jambore Nasional XI juga mengajar Pramuka Penggalang bagaimana memanfaatkan teknologi informasi secara bijak.

Di kampung digital pada Buperta tersebut, peserta Jambore diajar untuk bijak memanfaatkan perkembangan teknologi informasi. Bahwa perkembangan teknologi informasi merupakan sesuatu yang tak dapat dielak, karena itu diperlukan sikap dan cara-cara yang bijak dalam menggunakan teknologi informasi  yang ditandai menjamurnya berbagai platform media sosial tersebut.

Karena peserta Jambore diharapkan mampu memanfaatkan perkembangan teknologi informasi untuk pengembangan diri serta memberi dampak positif dalam mengemban misi memajukan bangsa. Karena generasi muda merupakan pemilik dan pewaris masa depan bangsa.

Keenam, menjaga dan melestarikan sumber daya alam.  Point keenam ini tak kalah urgentnya dalam menjaga sendi-sendi kebangsaan kita..Bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang sangat luar biasa, baik sumber daya alam yang diperbarui maupun sumber daya alam yang tak dapat diperbarui.  Sumber daya alam tersebut menjadi kekuatan utama dalam memajukan bangsa di berbagai sektor kehidupan. Karena generasi muda dan kita semua perlu menjaga sustainable dari kekayaan alam yang ada.

"Saya bersyukur karena pada Jambore saya diajarkan untuk mencintai dan menjaga alam. Kita dilarang membuang sampah di seberang tempat,' kata Arthur Faam, salah satu peserta jambore dari Kwarcab 3307 Raja Ampat.

Mungkin ini sederhana tetapi setidaknya sejak awal generasi muda perlu menanamkan nilai-nilai mencintai dan hidup harmonis dengan alam. Karena sejati manusia hidup bergantung pada alam, demikian pula pembangunan kehidupan kebangsaan.

Demikian enam point yang saya petik dari kegiatan jambore dalam memperkuat eksistensi kebangsaan. Kiranya poit-point menjadi pegangan bagi generasi muda Indonesia umumnya dalam menjaga dan merawat eksistensi sebagai bangsa yang merdeka. Salam Pramuka !

Penulis: Petrus Rabu
Pengurus Kwarcab 3307 Raja Ampat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun