Dijelaskannya untuk masyarakat lokal sosialisasi untuk menjaga sumber daya perairan itu sangat mudah. Susahnya ketika berhadapan dengan nelayan luar. "Kalau masyarakat kampung kan jika kita kasih tahu baik-baik maka mereka akan turuti," ujarnya.
Ia berharap, sumber daya perikanan diperiaran bisa dinikmati oleh anak cucu kelak. Karena sumber daya perairan, khusus ekosistem perairan merupakan harta karun yang tidak saja dinikmati saat ini tetapi jugga harus disimpan untuk anak cucu di masa yang akan datang.
"Harapan kita itu adalah bagaimana ikan ini bisa tinggal sampai selesai, bahkan anak cucu kita semua bisa menikmatinya, ikan berkembangan terus dan terumbu karang juga tidak rusak," ujarnya.
Diakhir perbincangannya, ia meminta semua pihak khususnya nelayan untuk tidak lagi menangkap ikan dengan cara-cara yang tidak ramah. Tidak lagi gunakan bom atau tidak lagi menggunakan jaring.
"Saya harap masyarakat tidak boleh lagi tangkap ikan pake jaring, tangkap pake bom atau segala yang merusak, kita jaga sama-sama laut ini. Kita jaga ikan kita sebagai sumber kehidupan kita bersama saat ini dan anak cucu di masa depan," ungkapnya.
"Ikan itu harta karun kita, mari kita jaga. Siapa lagi yang menjaga kalau bukan kita," ujarnya dengan tanya.
Semoga tulisan ini melecut semangat anak nusantara untuk mengawal dan menjaga sumber daya perairan nusantara. Kita perlu mendukung upaya-upaya masyarakat lokal dalam menjaga kekayaan sumber daya perairan yang kita miliki sehingga kisah dan kebanggaan kita sebagai negara maritim tidak hanya menjadi kisah dan legenda bagi anak cucu di masa mendatang tetapi mereka juga menikmati kelimpahan sumber daya perairan nusantara.
Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan telah memulai langkah penting dalam mengawal kekayaan sumber daya perairan dengan tidak membiarkan nelayan asing meraja lela di perairan nusantara, tetapi upaya pemerintah itu perlu juga didukung upaya dan kearifian local masyarakat Nusantara. (Petrus Rabu).