Lelaki tegap pensiunan guru Sekolah Dasar dan aktif dalam pelayanan gereja ini mengakui menjadi kelompok pengawas perairan karena tekad dan keinginannya untuk menjaga dan melestarikan sumber daya alam perairan Kaimana. Ia menyadari bahwa sumber daya alam perairan ini tidak saja menjadi milik generasi masa kini tetapi juga milik anak cucu di masa yang akan datang.
"Saya sedih, karena sebagian masyarakat kita tidak mengerti bahwa ikan ini tidak saja untuk kita saat ini tetapi juga miliki anak cucu kita, maka kekayaan ini perlu dijaga. Itulah semangat yang mendorong saya untuk terlibat," kata Abraham yang juga merupakan tokoh adat Kampung Lobo, Distrik Kota Kaimana.
"Suka duka menjadi pengawas ini sedih dan kecewa jika masyarakat tidak mengerti bagaimana menjaga dan melestarikan sumber daya alam ini. Alam ini untuk kepentingan kita, bukan kepentingan CI (conservation International, red), bukan juga kepentingan siapa-siapa. Yah untuk kepentingan masyarakat itu sendiri," ujarnya.
Hal lain yang membuat dia menekuni kegiatan pengawasan di perairan karena masih banyak masyarakat belum sadar bahwa laut adalah sumber kehidupan.
"Pertama kita lihat laut itu saja, banyak orang jaring. Dan daerah-daerah yang kita sudah tahu bahwa itu tempat ikan makan rame sudah berkurang. Masyarakat ini tidak semua baik, masih ada yang suka menangkap penyu, koruptor penyu, narapidana penyu. Bayangkan kadang semalam saja orang bisa bunuh penyu 10-30 ekor," ujar Abraham.
Namun ia mengakui sejak LSM CI dan dirinya terlibat dalam kegiatan pengawasan tetapi juga memberikan pemahaman kepada masyarakat perburuan penyu sudah mulai berkurang. Abraham merasa bangga ketika kesadaran itu ada karena hasilnya pun nyata, perburuan penyu sudah berkurang.
"Sekarang sudah tidak. Sekarang kita berusaha agar penyu ini terlindung lagi, membiarkan penyu ini hidup. Dulu saya juga bagian dari itu, tapi sekarang kita hadapi masalah, tapi kita tetap berusaha," ujarnya.
Selama menjalankan tugas sebgagai koordinator Pokwasmas, dirinya sudah beberapa kali menemukan dan menangkap orang-orang yang menangkap ikan dengan jaring dan masuk dalam zona larang tangkap. "Pernah tangkap orang. Orang yang menggunakan jaring kami tangkap. Juga orang yang berlabuh di tempat tabungan ikan kita ingatkan untuk menjauh dari zona itu," ujarnya.Â
"Tempat berpijahnya ikan itu tidak boleh ada aktivitas apapun. Biarkan ikan nyaman bertelur dan berkembangan biak. Itu yang selalu kami awasi dan kami terus sampaikan kepada masyarakat yang ada. Aktivitas mancing tidak boleh didaerah itu, harus keluar dari situ," tegasnya.
"Saat kita dapat mereka menangkap dekat daerah larang tangkap, kita giring mereka untuk berlabuh diluar atau menjauh dari daerah yang ditetapkan sebagai kawasan ikan bertelur itu," kisahnya menambahkan.