Tiga hari lalu, saya sempat membagikan hasil polling  detiktravel.com  di media sosial terkait tempat wisata menarik yang menjadi pilihan para traveler di Indonesia. Dalam survei yang menggunakan media sosial instragram tersebut, detikTravel membuat opsi antara kepulauan Raja Ampat dan Derawan? Traveller pilih yang mana.
Hasilnya luar biasa, hanya dalam tempo 50 detik tepatnya pada pukul 18.55 sejak direalessnya polling tersebut pada pukul 18.05, ada 727 respon tercatat yang memilih Raja Ampat sebanyak 506 respon sisanya memilih Derawan di Kalimantan Timur. (baca).
Hasil polling hanya salah satu dari bentuk pengakuan dan apresiasi orang terhadap keindahan Raja Ampat. Sejak berdirinya sebagai daerah otonom pada tahun 2003 lalu, Raja Ampat sudah sering kali mendapat pengakuan dan penghargaan dari dalam dan luar negeri.
Hal inilah yang membuat Raja Ampat menjadi tempat tujuan wisata bahari terbaik di dunia saat ini. Bahkan beberapa tahun terakhir sejak menjadi daerah otonom kunjungan wisatawan ke Raja Ampat terus meingkat dari tahun ke tahun. Dinas Pariwisata Raja Ampat pada tahun 2016 merealess jumlah kunjungan wisatawan lokal dan manca negara yang masuk Raja Ampat mencapai kurang lebih 15.000 Wisatawan sementara tahun 2017 mendekati titik angka kurang lebih 20,000 wisatawan.
Artinya bahwa minat wisatawan untuk berjalan-jalan atau berwisata di Raja Ampat dari tahun ke tahun terus meningkat. Sebenarnya selain karena alamnya yang indah ditunjangan dengan pengelolaan pariwisata yang mumpuni, Raja Ampat juga memiliki "rahasia" khusus sehingga kabupaten yang dijuluki "negeri para raja" ini tetap "seksi" dan "menggoda" wisatawan untuk terus berdatangan dari seantero jagat. Apa saja rahasia itu?
Sasi, Konservasi Berbasis Adat
Selain alam yang luar biasa, masyarakat Raja Ampat memegang teguh pada kearifan lokal turun temurun yang dianut pada nenek moyang masyarakat Raja Ampat. Kearifan lokal tersebut adalah budaya sasi. Sasi sendiri sebagai bentuk larangan. Hukuman adat melarang mengambil sesuatu dari lokasi yang ditentukan. Sasi ini tidak hanya sumber daya yang ada didarat tetapi yang lebih terkenal di Raja Ampat ada "Sasi Laut."
Di sasi laut ini, atas keputusan bersama masyarakat dilarang untuk mengambil atau mengola hasil laut dalam jangka waktu yang ditentukan. Misalnya sasi teripang selama enam bulan, maka selama enam bulan tak ada satu masyarakat yang mengambil teripang dari lokasi atau perairan yang telah ditentukan. Demikian juga dengan sasi untuk jenis hasil laut lainnya.
Jika melanggar maka dikenakan sanksi adat. Dan konon menurut cerita masyarakat Raja Ampat, jika ada yang melanggar maka akan mendapatkan "musibah". Karena itu masyarakat Raja Ampat benar-benar taat pada budaya sasi ini.