Mohon tunggu...
Petrus Rabu
Petrus Rabu Mohon Tunggu... Buruh - Buruh

Harapan adalah mimpi dari seorang terjaga _Aristoteles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Yang Pahit Tak Mesti Dimuntahkan dan yang Manis Tak Mesti Ditelan

29 Desember 2017   11:34 Diperbarui: 29 Desember 2017   11:47 4919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebentar lagi kita akan meninggalkan tahun 2017. Tentunya begitu banyak kenangan yang terukir sepanjang setahun ini. Pasti ada suka. Ada duka. Ada pahit tetapi juga pasti ada manisnya. Namun kata orang, "Yang pahit tak mesti harus dimuntah, dan yang manis tak mesti harus ditelan,".  Kita perlu merasakan yang pahit agar kita tahu dan merasakan manisnya kehidupan ini. 

Artinya sepahit apapun pengalaman yang kita alami dalam kehidupan, gagal sekalipun tak mesti kita harus menyerah. Kita pasrah tetapi sebaliknya kita perlu belajar dari pengalaman itu sebagai bekal  dalam mengapai hari esok yang lebih baik. Kita perlu merasakan yang pahit agar kita tahu dan merasakan manisnya kehidupan ini. 

Hidup ini merupakan proses. Di dunia ini tak ada yang sempurna. Kesempurnaan itu milik Tuhan. Kita hanya berjalan mendekati titik kesempurnaan itu dan tak akan sampai pada titik kesempurnaan.

 Itulah ciri kemanusian kita. Makluk yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Tapi kita bersyukur, karena kelebihan dan kekurangan itulah membuat kita hidup dan ada. Tinggal bagaimana kita mengola kelebihan dan kekurangan agar menjadi modal dan investasi utama bagi kita dalam menjalani kehidupan ini. 

Kisah-kisah orang sukses dalam membangun hidupnya bukan karena orang itu orang sempurna.  Atau orang yang tak memiliki kekurangan. Justru karena getirnya kehidupan menjadi motivasi dan dorongan bagi orang tertentu untuk berusaha. Banyak orang-orang sukses di dunia memulai kehidupannya dengan kekurangan dan keterbatasan.

Dari sekian orang-orang sukses tersebut, masih ingatkah kita dengan presenter populer Amerika Serikat dan menjadi wanita terkaya versi majalah Forbes?  Dia adalah Oprah Winfrey yang terkenal dengan acara "The Oprah Winfrey Show." Atas  keberanian "Menjadi Diri Sendiri dia berhasil mengukuhkan kekayaan lebih dari dari US $ 1 Milyar. 

Oprah kecil bukanlah Oprah yang lahir dalam kegelimangan harta atau kesuksesan atau kelebihan. Ia hidup penuh dengan keterbatasan dan kekurangan.  Oprah Lahir di Mississisipi dari pasangan Afro-Amerika dengan nama Oprah Gail Winfrey. Ayahnya mantan serdadu yang kemudian menjadi tukang cukur, sedang ibunya seorang pembantu rumah tangga. Karena keduanya berpisah maka Oprah kecil pun diasuh oleh neneknya di dilingkungan yang kumuh dan sangat miskin. Luar biasanya, di usia 3 tahun Oprah telah dapat membaca Injil dengan keras.

Dan pilunya  pada usia 9 tahun, Oprah mengalami pelecehan sexual, dia diperkosa oleh saudara sepupu ibunya beserta teman-temannya dan terjadi berulang kali. Di usia 13 tahun Oprah harus menerima kenyataan hamil dan melahirkan, namun bayinya meninggal dua minggu setelah dilahirkan. Setelah kejadian itu, Oprah lari ke rumah ayahnya di Nashville. Ayahnya mendidik dengan sangat keras dan disiplin tinggi. Dia diwajibkan membaca buku dan membuat ringkasannya setiap pekan. Walaupun tertekan berat, namun kelak disadari bahwa didikan keras inilah yang menjadikannya sebagai wanita yang tegar, percaya diri dan berdisiplin tinggi.  Oprah pun terus berjuang dan berusaha. 

Latar belakang kehidupannya yang miskin, rawan kejahatan dan diskriminatif mengusik hatinya untuk berupaya membantu sesama. Tayangan acaranya di telivisi selalu sarat dengan nilai kemanusiaan, moralitas dan pendidikan. Oprah sadar, bila dia bisa mengajak seluruh pemirsa telivisi, maka bersama, akan mudah mewujudkan segala impiannya demi membantu mereka yang tertindas.

foto: pemburuombak.com
foto: pemburuombak.com
Oprah juga dikenal dengan kedermawanannya. Berbagai yayasan telah disantuni, antara lain, rumah sakit dan lembaga riset penderita AIDs, berbagai sekolah, penderita ketergantungan, penderita cacat dan banyak lagi. Dan awal tahun i 2007 lalu, Oprah menghadiri peresmian sekolah khusus anak-anak perempuan di kota Henley-on-Klip, di luar Johannesburg, Afrika selatan, yang didirikannya bersama dengan pemirsa acara televisinya. Oprah menyisihkan 20 juta pounsterling ( 1 pons kira2 rp. 17.000,- )atau 340 milyiar rupiah dari kekayaannya.  

Kisah Oprah Winfrey ialah kisah seorang anak manusia yang tidak mau meratapi nasib. Dia berjuang keras untuk keberhasilan hidupnya, dan dia berhasil. Dia punya mental baja dan mampu mengubah nasib, dari kehidupan nestapa menjadi manusia sukses yang punya karakter. Semangat perjuangannya pantas kita teladani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun