Mohon tunggu...
Petra Carmelita
Petra Carmelita Mohon Tunggu... Lainnya - hi :D

🦕

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Psikoanalisis dalam Film "Little Women" (2019)

13 November 2021   13:14 Diperbarui: 13 November 2021   13:20 1718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : setdecorators.org

Little Women (2019) merupakan film dari adaptasi novel karya Louisa May Alcott yang terbit secara dua tahap yaitu pada tahun 1868 untuk bagian pertama dan bagian kedua terbit satu tahun berikutnya. Novel tersebut menceritakan kisah March bersaudara dan berlatar tempat di kediaman keluarga Alcott, yaitu Orchard House di Concord, Massachusetts. 

Seiring berjalannya waktu, terdapat banyak versi dari adaptasi Little Women ini, baik film maupun serial. Diantaranya tahun 1933, 1949, 1994, 2017, dan akhirnya yang terbaru adalah tahun 2019. 

Little Women (2019) dibintangi oleh aktris dan aktor berbakat seperti Emma Watson (Meg March), Eliza Scanlen (Beth March), Florence Pugh (Amy March), Saoirse Ronan (Jo March), Timothe Chalamet (Laurie), hingga aktris legendaris seperti Meryl Streep (Aunt March). 

Sumber foto : setdecorators.org
Sumber foto : setdecorators.org

Pembahasan kali ini mengenai konflik perilaku pada tokoh Josephine March (Jo) dalam film Little Women (2019). Perlu diketahui bahwa karakter Jo merupakan anak ke-dua keluarga March. Jo merupakan pribadi yang berjiwa bebas dan memiliki tekad yang kuat untuk mencapai impiannya, yaitu menjadi penulis yang hebat.

Sumber foto : wallpapercave.com
Sumber foto : wallpapercave.com

Jo menghabiskan berjam-jam menulis dan mengedit cerita di meja lotengnya. Ketika ibunya butuh uang, dia menjual rambutnya. Jo tidak akan memohon pada orang lain untuk mengasihinya, ia melakukan sesuatu dengan caranya sendiri. Namun, ketika ia sudah bertekad untuk mencapai sesuatu, ia terkadang tidak peduli terhadap orang lain. 

Analisis akan dilakukan menggunakan tiga struktur kepribadian dari teori Psikoanalisis Sigmund Freud, Id, Ego, dan Superego.

ID 

Id adalah ketidaksadaran. Id merupakan kebutuhan alamiah yang mendasari personalitas seseorang. Id mencari kepuasan dan ketika tidak terpenuhi akan merasa tegang, marah, cemas. Maka dari itu Id sulit untuk dikendalikan. 

EGO

Ego merupakan sisi sadar dari diri kita. Ego bertindak sebagai sensor terhadap impuls yang mungkin bertentangan dengan aturan dari dunia luar. 

Ego adalah bagaimana cara menghadapi realita, dan memenuhi Id dengan cara yang diterima oleh sosial. Ego menunda kepuasan, menghilangkan ketegangan Id apabila tidak terpenuhi. 

SUPER EGO

Superego merupakan aspek moral yang diterima secara sosial. Super ego adalah monitor dalam diri kita yang mengawasi dorongan dan mengendalikannya. Super ego juga merupakan hati nurani kita, mengenai penilaian tentang benar dan salah, apa yang dapat diterima dan mana yang tidak. Super ego didapat dari pengasuhan orang tua atau norma-norma dan pengaruh eksternal. 

Setelah tahu apa itu Id, Ego, Super ego, yuk kita masuk ke pembahasan!

Memilih salah satu adegan dalam film di mana terdapat adegan pertengkaran Jo dan Amy. Amy merasa kesal karena ia tidak diijinkan pergi ke teater bersama Jo dan Meg. Ditambah lagi sikap Jo yang menyebalkan membuat kemarahan Amy semakin menjadi-jadi. 

Sumber foto : kuow.org
Sumber foto : kuow.org

Amy kemudian membakar kertas-kertas tulisan milik Jo di perapian. Setelah pesta selesai, Jo dan Meg kembali pulang dan betapa marahnya Jo ketika ia tidak menemukan kertas-kertas miliknya. Amy meminta maaf atas perbuatannya, namun Jo tidak mau memaafkannya, bahkan ia mengatakan akan membenci Amy selamanya. 

Keesokan harinya, Jo dan Laurie pergi untuk berseluncur es di danau beku dekat rumah mereka. Amy memohon untuk ikut namun Jo yang masih marah mengikuti Id nya.Ia tidak berpikir jernih dan meninggalkan Amy begitu saja. 

Sumber foto : screenrant.com
Sumber foto : screenrant.com

Namun, ternyata Amy yang menyusulnya dan Laurie ke danau, terjatuh karena lapisan es yang tipis. Jo berlari menghampiri Amy mengikuti egonya. 

Ia panik dan berusaha menyelamatkan Amy yang hampir tenggelam. Kejadian ini menggerakan super ego Jo. Ia merasa bersalah kepada Amy, karena dirinya Amy bisa saja mati tenggelam. 

Ryan, Michael. (2012). An Introduction to Criticism: Litrature,Film,Culture. Chichester : Willey-Blackwell. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun