Mohon tunggu...
Petra Carmelita
Petra Carmelita Mohon Tunggu... Lainnya - hi :D

🦕

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa Itu Prinsip BASIC dan Penerapannya oleh ABC News

5 November 2021   09:47 Diperbarui: 5 November 2021   09:50 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : Pexels/Matheus Bertelli

Paul Bradshaw merumuskan lima prinsip jurnalisme yang dikenal sebagai BASIC, meliputi Brevity, Adaptation, Scannability, Interactivity, dan Community and Conversation.

Pada kesempatan kali ini, akan membahas mengenai apa itu BASIC dan penerapannya di artikel berita yang diterbitkan oleh ABC News. ABC News sendiri merupakan divisi pemberitaan milik jaringan televisi dan radio ABC yang berbasis di Amerika Serikat dengan ribuan pegawai dan koresponden di seluruh dunia. 

Langsung saja yuk!

Brevity (Keringkasan)

Pertama ada brevity atau keringkasan. Ketika membaca di web dan di media cetak, pengalaman yang dirasakan oleh pembaca sangatlah berbeda. Ketika orang membaca di situs web, mereka memiliki kecenderungan untuk membaca 25% lebih lambat. 

Sumber foto : Pexels/Porapak Apichodilok
Sumber foto : Pexels/Porapak Apichodilok

Hal ini dikarenakan resolusi layar komputer yang lebih rendah dibandingkan dengan media cetak, yaitu 72 dpi pada layar monitor dan 150 hingga 300 dpi di media cetak seperti surat kabar. Maka dari itu, penting bagi jurnalis untuk menyampaikan informasi secara ringkas dan dapat dikonsumsi hanya dalam waktu yang singkat. 

Cara yang dapat dilakukan yang pertama adalah konsistensi untuk menulis paragraf yang pendek. Tidak ada salahnya menulis tulisan yang panjangnya ribuan kata, namun yang terpenting adalah paragraf yang pendek. Berpegang atau fokus pada satu konsep setiap paragraf dan kemudian lanjut ke paragraf berikutnya, begitu seterusnya. 

Keringkasan ini juga berlaku pada video dan audio. Contohnya video yang durasinya lebih dari tiga menit dianggap terlalu lama. 

Ini berkaitan dengan bandwith, di mana tidak semua orang menggunakan koneksi broadband untuk mengakses video berdurasi panjang. Maka dari itu akan lebih baik untuk memadatkan video menjadi tiga menit atau memotong video menjadi beberapa bagian kecil.

Untuk keringkasan berita, dapat dilihat dari salah satu berita berjudul "SpaceX prepares to send another NASA crew to International Space Station".

Sumber foto : abcnews.go.com
Sumber foto : abcnews.go.com
Dalam artikel tersebut, penyajian teks menggunakan paragraf pendek sehingga terkesan ringkas karena setiap paragraf membicarakan satu hal kemudian fokus bahasan lain dibahas dalam paragraf selanjutnya. 

Adaptation (Adaptasi)

Jurnalis dituntut untuk bisa beradaptasi di era media baru ini. Adaptasi yang dimaksud di sini adalah jurnalis online harus memiliki literasi media dalam berbagai bidang, tidak hanya dalam teks namun juga audio, video, foto, animasi, blog, flash interaktivitas, pemetaan, mashup, dan masih banyak lagi. 

Jadi, ketika menulis sebuah berita dapat muncul pemikiran seperti, "cerita ini akan memiliki dampak nyata dengan video" atau "cerita ini akan lebih mudah digambarkan dengan animasi". Memang, keahlian ini membutuhkan waktu latihan serta keterampilan untuk bisa dikuasai. 

Sumber foto : Pexels/Pixabay
Sumber foto : Pexels/Pixabay

Selain dari sisi jurnalis, ternyata informasi juga harus bisa diadaptasi atau disesuaikan. 

Adaptasi yang dapat dilakukan oleh jurnalis di sini salah satunya adalah dengan tagging atau penandaan kata kunci. Hal ini dimaksudkan agar pembaca dapat dengan cepat dan mudah dalam menemukan artikel tertentu karena memiliki kata kunci yang dimaksud. 

Adaptasi yang dilakukan adalah dengan melakukan penandaan kata kunci. Seperti dalam artikel "Giant 'corpse plant' draws crowds in Southern California". Artikel tersebut membahas mengenai mekarnya bunga dari Sumatra yang bernama corpse plant atau biasa kita kenal sebagai bunga bangkai. 

Sumber foto : abcnews.go.com
Sumber foto : abcnews.go.com
Dalam artikel, berkali-kali disematkan corpse plant, dan lokasi di mana bunga tersebut mekar yaitu di San Diego Botanic Garden. Hal ini dilakukan agar pembaca mudah menemukan artikel di mesin pencari dengan menuliskan kata kunci seperti apa dan dimana kejadian tersebut terjadi. 

Scannability (Kemampuan Memindai)

Ketika orang mencari informasi di internet, mereka tidak akan membaca isi artikel secara menyeluruh, melainkan hanya scanning atau memindai. Ketika dirasa tidak menemukan apa yang dicari, mereka akan segera berpindah ke laman lainnya. 

Sumber foto : Pexels/Firmbee.com
Sumber foto : Pexels/Firmbee.com

Maka dari itu penting bagi jurnalis untuk memiliki kemampuan memindai halaman web sebagai berikut : 

  1. Judul yang jelas agar tidak menimbulkan ambiguitas atau makna ganda bagi pembaca. Pembaca ingin tahu isi artikel tentang apa, jadi judul sebaiknya ditulis secara jelas, fungsional, dan mengandung kata kunci.

  2. Intro berfungsi sebagai ringkasan. Paragraf pertama berisi inti pembahasan agar pembaca tahu apa yang akan dibahas selanjutnya dalam tulisan. Di sini juga penting untuk memasukkan kata kunci agar peringkat pada mesin pencari meningkat. 

  3. Memecah isi artikel menjadi beberapa sub judul. Hal ini diperuntukkan agar pembaca tahu konten apa yang sedang dibahas. Sub judul dibuat secara jelas karena berfungsi sebagai entry point bagi pembaca untuk masuk ke teks.

  4. Bullet list atau number list biasanya selalu berhasil menarik perhatian.

  5. Pengguna sering mencari kutipan langsung, mari bantu pengguna dengan membuat indentasi setiap kutipan yang lebih dari satu baris.

  6. Hyperlinks di mana kita memberikan tautan yang tidak hanya mendukung argumen namun juga menarik dan bermanfaat bagi pengguna.

  7. Kata-kata yang di bold atau di highlight. Dapat digunakan secukupnya untuk penekanan frasa atau kata kunci dan juga sebagai entry point bagi pengguna.

Dalam artikel berjudul "COP26 report card: How the world's largest emmiters are faring on climate goals", mengandung poin-poin yang terdapat dalam prinsip scannability.

Sumber foto : abcnews.go.com
Sumber foto : abcnews.go.com
  • Pertama, judul dibuat secara jelas dan tidak ambigu, mengenai bagaimana negara-negara penghasil emisi terbesar menghadapi perubahan iklim. Kata kuncinya adalah climate atau iklim. 
  • Kedua adalah intro, mengenai lokasi diadakannya COP26, Konferensi Perubahan Iklim yang tahun ini diadakan oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) di Glasgow, Skotlandia. Enam tahun setelah pembentukan Paris Agreement dalam mengatasi pemanasan global. 
  • Ketiga, artikel dipecah menjadi beberapa sub judul karena cukup panjang, kurang lebih tujuh belas menit untuk membaca seluruh artikel. Sub bab tersebut diantaranya, "China must cut coal use", "US must turn policy into action", "India must set ambitious goals", "UK must continue drastic reduction", "Australia needs renewables", dan "Collective hope, private investment". 
  • Keempat, terdapat kutipan langsung dari wawancara yang dilakukan dengan berbagai tokoh. Terakhir adalah terdapat hyperlink untuk mendukung argumen dan informasi yang ditulis. 

Interactivity (Interaktivitas)

Interaktivitas di sini merupakan bagaimana jurnalis memberikan kontrol kepada pengguna. Pengguna dapat mengunduh, bookmark, membagikan konten ke jejaring sosial, dan mendapatkan update melalui email, SMS, dan sebagainya. 

Sumber foto : stock.adobe.com
Sumber foto : stock.adobe.com

Terdapat dua dimensi di mana interaktivitas dioperasikan, yaitu :

  • Ruang dan waktu

Pengguna memiliki kontrol akan apa yang mereka konsumsi dan menentukan waktu yang nyaman bagi mereka, contohnya seperti Video On Demand (VOD). Berbeda dengan televisi yang memiliki jadwal tayangan tertentu yang mengharuskan pengguna hadir di depan televisi di waktu tersebut. 

  • Input dan output 

Konsumen mengambil kendali dalam penyajian konten. Contohnya adalah layanan VOD tadi, di mana pengguna dapat melakukan pause, fast forward pada video dan memilih bagian video yang disukai. Kemudian ketika di jejaring sosial seperti Twitter misalnya, pengguna memiliki izin untuk mengamentari, mengoreksi tulisan kita hingga bahkan menghasilkan diskusi.

Interaktivitas dalam artikel berjudul "Teacher sparks joy by braiding student's hair: We need more Black teachers" ditunjukkan dengan pengguna yang memiliki kontrol dalam mengakses informasi tersebut. 

Sumber foto : abcnews.go.com
Sumber foto : abcnews.go.com

Pertama, terdapat video menunjukkan tips bagaimana cara merawat dan menata rambut yang keriting. Video tidak berhubungan secara langsung dengan isi artikel, jadi pembaca dapat memilih untuk menonton atau tidak menonton video tersebut. Video tersebut juga dapat dipercepat maupun di pause oleh pembaca. 

Kedua, dalam artikel terdapat tautan cuitan Twitter dari guru yang dimaksud dalam artikel. Pembaca dapat memilih untuk meng-klik tautan tersebut dan meninggalkan like, komentar, membagikan, dan sebagainya pada unggahan Twitter tersebut. 

Community & Conversation (Komunitas & Percakapan) 

Pada masa sekarang, jurnalis tidak hanya membutuhkan komunitas sebagai konsumen, namun juga sebagai kontributor, moderator, editor. Komunitas pada masa sekarang merupakan media, wartawan tidak menyediakan informasi kepada masyarakat tetapi masyarakat dapat menyediakan informasi untuk diri mereka sendiri dan satu sama lain. 

Sumber foto : Pexels/Matheus Bertelli
Sumber foto : Pexels/Matheus Bertelli

Komunitas bisa berdasarkan hobi, kepercayaan, pekerjaan, dan sebagainya. Sekarang semua orang memiliki akses informasi yang sama dan mereka dapat dengan sendirinya mengumpulkan, menyaring, dan mendistribusikan informasi. 

Di sini jurnalis harus bisa bergabung ke dalam komunitas-komunitas ini untuk mendapatkan dukungan, alat, platform seperti Facebook, Flickr, Twitter, YouTube. 

Beralih ke conversation atau percakapan, sekarang apa yang dibicarakan orang-orang dapat menjadi bahan penerbitan. 

Sumber foto : Pexels/mentatdgt
Sumber foto : Pexels/mentatdgt

Informasi bergerak dengan sangat cepat dari satu orang ke orang lainnya. Percakapan yang terjadi ini kemudian membentuk komunitas. Komunitas dapat berperan sebagai penyaring informasi dalam percakapan tersebut.

Sebagai seorang jurnalis, harus mau terlibat dalam percakapan dan komunitas agar karya anda dapat dibaca oleh audiens yang lebih luas di mana masyarakat dapat berkomentar dan anda menanggapi. Tunjukkan bahwa seorang jurnalis juga terlibat dalam percakapan.

Contohnya masih mengenai artikel yang sama dengan sebelumnya, di sini terlihat bahwa dengan jurnalis bergabung dengan komunitas (dalam hal ini Twitter), menjadi tahu akan apa saja yang sedang terjadi dan dapat menghasilkan berita dari informasi yang didapat di komunitas. 

Sumber foto : Akun Twitter @/Sefa_English
Sumber foto : Akun Twitter @/Sefa_English

Dalam cuitan lanjutan di bawahnya, pemilik akun mengatakan rasa terima kasihnya atas wawancara yang dilakukan oleh salah satu program ABC yaitu Good Morning America, jurnalis yang sama dengan penulis artikel di atas. Dengan begini, kedua pihak diuntungkan yaitu cuitan pemilik akun menjadi viral dan tulisan sang jurnalis memperoleh jangkauan audiens yang lebih luas. 

Nah, itu dia pembahasan mengenai prinsip BASIC dan bagaimana ABC News menerapkannya dalam artikel berita mereka. Semoga bermanfaat! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun