Mohon tunggu...
Petra Teofani
Petra Teofani Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Senja tak pernah menguasai hari, namun ia mengguratkan rindu pada sanubari

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Ketika Aku Mencintai Api (2)

21 Agustus 2019   10:00 Diperbarui: 19 November 2020   22:51 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ke tersenyum lebar sehingga menampakkan gigi putihnya yang rapi, cocok untuk iklan pasta gigi, "Aku tidak suka basa-basi. Aku sungguh-sungguh."
Ia masih belum mau menerima jumperku.

Aku menghela napas. Berdebat dengan perempuan memang susah. Dari dulu begitu hukumnya.

"Aku juga bersungguh-sungguh. Apa perlu kupakaikan?" Aku bersikeras.

"Boleh juga," jawab Ke santai.

Aku terkesiap. Gadis ini selalu saja membuatku kaget dengan omongannya yang aneh-aneh. Tetapi tetap saja aku berdiri, siap memakaikan jumperku padanya.

"Tidak, aku bercanda," ralat Ke cepat sekaligus mengambil jumper dari tanganku.

"Kau juga seperti ini dengan pacarmu dulu? Atau kau belum pernah pacaran?" Lanjut Ke tanpa basa-basi.

"Pernah, tapi aku tidak pernah sempat melakukan ini. Ia meninggalkanku setelah tiga bulan kami jadian."

"Ohh...." 

Selama beberapa detik keheningan menyelimuti kami. Hanya terdengar suara hujan yang menjadi musik latar belakang.

"Maaf kalau aku lancang, tapi jika boleh tahu..." gadis itu melanjutkan dengan hati-hati, "Mengapa ia meninggalkanmu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun