Ke tersenyum lebar sehingga menampakkan gigi putihnya yang rapi, cocok untuk iklan pasta gigi, "Aku tidak suka basa-basi. Aku sungguh-sungguh."
Ia masih belum mau menerima jumperku.
Aku menghela napas. Berdebat dengan perempuan memang susah. Dari dulu begitu hukumnya.
"Aku juga bersungguh-sungguh. Apa perlu kupakaikan?" Aku bersikeras.
"Boleh juga," jawab Ke santai.
Aku terkesiap. Gadis ini selalu saja membuatku kaget dengan omongannya yang aneh-aneh. Tetapi tetap saja aku berdiri, siap memakaikan jumperku padanya.
"Tidak, aku bercanda," ralat Ke cepat sekaligus mengambil jumper dari tanganku.
"Kau juga seperti ini dengan pacarmu dulu? Atau kau belum pernah pacaran?" Lanjut Ke tanpa basa-basi.
"Pernah, tapi aku tidak pernah sempat melakukan ini. Ia meninggalkanku setelah tiga bulan kami jadian."
"Ohh...."Â
Selama beberapa detik keheningan menyelimuti kami. Hanya terdengar suara hujan yang menjadi musik latar belakang.
"Maaf kalau aku lancang, tapi jika boleh tahu..." gadis itu melanjutkan dengan hati-hati, "Mengapa ia meninggalkanmu?"