Mohon tunggu...
Petra Sembilan
Petra Sembilan Mohon Tunggu... -

terus menulis :\r\nhttp://seputarankotajakarta.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kota Minim Trotoar Itu Tanda Anti Hak Asasi Manusia

30 Agustus 2016   23:20 Diperbarui: 31 Agustus 2016   00:31 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kota Depok adalah contoh  salah satu kota paling tidak ramah pada pejalan kaki. Karena tidak menyediakan trotoar yang layak di ruas jalannya.

Trotoar adalah fasilitas bagi pejalan kaki. Tidak ada trotoar artinya tidak ada fasilitas bagi pejalan kaki. Pejalan kaki didiskriminasikan bahkan dibahayakan.

Kota minim trotoar artinya kota yang membatasi pergerakan warganya.

Trotoar adalah cermin hak asasi manusia. Kota minim trotoar adalah kota dengan hak asasi dikebiri.

Trotoar adalah tempat paling aman bagi pejalan kaki. Kota tanpa trotoar adalah kota yang tidak menyediakan rasa aman bagi warganya.

Jalan kaki adalah cara olahraga terbaik, terefisien dan termurah. Kota tanpa trotoar menghilangkan hak orang untuk sehat.

Trotoar adalah jalan raya bagi pejalan kaki. Kota minim trotoar artinya membatasi pergerakan warga dari satu tempat ke tempat lain.

Trotoar melambangkan egaliter budaya, setiap warga berhak menginjak setiap jengkal kotanya. Kota minim trotoar mempersempit hak warga untuk mwnginjak semua tempat, karena hak itu hanya diberikan kepada pengguna  kendaraan.

Trotoar adalah salah satu sarana pendidikan terpenting, karena anak-anak suka mengexplor dunianya lingkungannya. Kota minim trotoar mengurung anak-anak tanpa akses atas setiap jengkal dunianya.

Trotoar adalah sarana efisiennya ekonomi rakyat kecil. Anak-anak sekolah bisa jadi lebih sehat dan belanja rumah tangga hemat karena anak-anak berjalan kaki ke dan dari sekolah. Kota minim trotoar adalah kota yang tidak pro pada kesehatan warga dan efisiennya eknomi.

Trotoar adalah solusi kemacetan, karena orang tidak akan menggunakan kendaraan  untuk jarak radius kekuatan pejalan kaki. Kota minim trotoar adalah kita sumber macet.

Trotoar  adalah ruang relasi sosial itu sendiri. Di trotoar lah si A menyapa tetangganya karena papasan di trotoar.

Trotoar pada akhirnya sekali lagi mencerminkan budaya egaliter suatu bangsa. Karena di trotoar seorang pedagang asongan dan seoarng direktur utama perusahaan raksasa lebih dekat tanpa perbedaan status, mereka dekat sebab sama-sama jalan kaki.

Kesimpulannya, Trotoar bukan hanya soal pembamgunan, trotoar kota anda menceritakan diri anda. Jenis manusia dengan pandangan manakah anda dan pemerintah kota anda.

Kota Depok yang minim trotoar, mencerminkan kota Depok kurang memfasilitasi hak asasi warganya.

Semua kota minim Trotoar, saya ingatkan pemerintah kotanya, bahwa anda bukan pemerintah yang baik, karena anda telah mengkebiri banyak hak asasi warga anda terutama  hak asasi, hak aman, hak berada, hak nyaman dan lebih terutama lagi hak anak-anak.

Jangan minimkan trotoar, karena semakin anda meminimkan trotoar, anda meminimkan dignity anda sebagai manusia dengan persamaan hak, alias anda menjadi manusia diskriminatif yang nggak peduli pada hak-hak sipil warganya.

Siapkan trotoar selebar-lebarnya dan sepanjang-panjangnya untuk warga  kota anda. Melihat trotoar kota anda mencerminkan siapa diri anda. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun