Waduh, hitungan matematika-nya pohon makin menjanjikan. Memang menanam pohon mungkin mudah, tetapi merawatnya tidak semudah memainkan kalkulator sederhana seperti di atas, main kali 2 aja.
Namun, pesan moralnya adalah, jika masyarakat Kalimantan dan semua pulau dengan lahan terbengkalai lainnya memiliki mentalitas untuk menenami kembali lahan bekas hutan yang sudah tidak terpakai, tidak produktif lagi, maka bopeng-bopeng gundul dari P. Kalimantan dilihat dari 10 km di atas permukaan laut tidak akan ada lagi.
Dan manfaat besarnya adalah, alam kembali dihijaukan, dan aliran udara oksigen yang diproduksi hutan semakin besar, di satu sisi serapan CO2 semkain dahsyat volumenya.
Pentingnya Mentalitas, adalah mengubah paradigma dari paradigma lama bahwa hutan adalah sumber ekonomi yang dieksploitasi sesuka hati, menjadi mentalitas, bahwa hutan selaion sumber ekonomi, adalah jantung dari kehidupan bumi ini sehinggga ada atau tidak ada kontribusi ekonominya bagi masyarakat, tetaopi kontribusi ekosistem vital yang luar biasa berguna.
Uraian ini belum menyinggung mengenai kembalinya klehidupan binatang liar seandainya hutan dikembalikan lagi. Â
Mentalitas lainnya memang agak sulit dipahami. Orang yang terbiasa tinggal di surga tropis, melihat biasa saja surga itu. Warga yang biasa hidup di hutan yang kaya vegetasi melihat vegetasi itu suatu yang given yang akan kembali lagi jika sudah terambil. Padahal kita tahu, hutan yang sudah ditebang, tidak akan mungkin kembali lagi jika tidak direboisasi dengan sengaja.
Inilah yang penulis lihat harus dipupuk di generasi kita mulai dari sekarang, karena jika tidak, maka pulau Kalimantan akan menjadi seperti P. Jawa yang hampir 100% telah kehilangan hutan alami. Perbedaannya, tanah di P. Jawa adalah tanah gembur akumulasi abu vilkanik selama jutaan tahun, yang kesuburannya luar biasa sehingga daya dukung untuk pertumbuhan vegetasi baik alami maupun produktif untuk kebutuhan pertanian, perkebunan luar biasa bagus.Â
Kalimantan berbeda, meskipun secara geografis berupa pebukitan rendah yang banyak dialiri sungai, tetapi bukan wilayah vulkanis, sehingga unsur debu vulkanik yang subur untuk tumbuhan tidak tersedia, sehingga tanahnya tidak mungkin diperkaya dengan unsur hara secara alami melalui mekanisme yang diakibatkan gunung berapi seperti di P. Jawa dan wilayah lainnya di Nusantara ini.Â
Satu-satunya cara adalah manusia yang hidup dari tanah Kalimantan lah yang harus pro aktif menyelamatkan hutan dan lalu lingkungan hidupnya, demi membayar hutang kehidupan kepada anak-anak cucu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H