Mohon tunggu...
Peter Tan
Peter Tan Mohon Tunggu... -

Tinggi kurus berkacamata

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Etika Berbisnis

2 Januari 2014   12:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:14 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Liburan awal tahun 2014, menghantar kami sekeluarga jalan-jalan ke Mall Of Indonesia (MOI) Jakarta. Hanya sekedar cuci mata dan menyenangkan si kecil dengan wahana MOIland nya.

Sembari putar-putar, mata saya tertuju pada banner di gerai Mobile Power dengan huruf mencolok tertulis (saya gak sempat memfoto karena di larang oleh keluarga) "ALL ITEMS RP 99.000,-  * minimum pembelian 2 pcs". Kebetulan anak-anak sedang mengantri beli minuman di salah satu gerai dekat JCO, saya mengajak salah seorang anak saya untuk melihat-lihat di gerai MP tersebut.

banyak orang yang sedang berburu barang sale di gerai tsb, setelah lama (sekitar 45 menit) mencari celana panjang jeans dan kebetulan ada yang menarik. Saya mengambil 2 potong celana jeans tsb. Tak lama kemudian saya ikut mengantri di depan kasir, ada 2 orang di depan saya dan pas giliran saya bayar si kasir mengatakan, "Maaf pak untuk celana jeans harganya bukan Rp 99.000,- melainkan Rp 149.000,-". Saya katakan lalu banner segede gaban itu untuk apa? untuk menipu?. Karyawan lain meimpali"Iya pak kan kecuali celana jeans". Saya tetap membayar barang tersebut walaupun sambil menggerutu tidak puas.

Bukan masalah harga Rp 149.000,- itu namun lihat lah etika berbisnis di sebuah mall yang elite, masih saja ada gerai yang bermain etika bisnis yang kotor. memang betul bisa saja saya membatalkan transaksi tersebut kalau saya tidak suka. Namun sengaja saya beli barang tersesbut dan menulis hal ini di kompasiana, sebagai pembelajaran bagi siapa saja yang berbisnis (apalagi sekelas perusahaan Mobile Power) untuk beretika dalam bisnis yang wajar. Saya sempat katakan kepada pelayannya"Mas kalau saya laporkan ke YLKI, kalian akan kena tegur YLKI"

Demikian sedikit pengalaman saya di awal tahun 2014.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun