Obsesi dan daya tarik sering dikaitkan dengan individu dengan autisme atau ASD. Jackson berpendapat bahwa jika daya tarik disalurkan dengan cara yang benar maka dapat dimanfaatkan dengan baik. Misalnya, jika komputer adalah subjek favorit seseorang, maka mereka mungkin akan lebih mudah belajar melalui penggunaan komputer daripada menulis atau membaca buku.Â
Ibunya mengatakan bahwa seseorang menjadi kecanduan atau obsesi ketika dia menghabiskan begitu banyak waktu dan ruang yang tidak masuk akal dalam kehidupannya, seperti bermain PlayStation. Namun, Jackson mempertanyakan program TV favorit ibunya. Dia menunjukkan bahwa di PlayStation dia mengontrol karakter tetapi di TV karakter mengendalikan ibunya. Dia mengajak orang tua dari anak-anak penyandang autisme untuk tahu apa yang dipikirkan dan dirasakan anak mereka, dari pada sekedar mengambil benda kesayangan anaknya dan membuatnya kesal, atau melarang mereka melakukan ritual yang menyenangkan hanya karena menjengkelkan orang tua.Â
Henri, di sisi lain, memaparkan bahwa adalah baik bila setiap orang berbeda, karena kalau tidak, dunia ini akan menjadi dunia yang sangat membosankan. Ketika dia masih kecil dia tidak tahu dia berbeda. Dia hanya berpikir dia normal dan semua orang berbeda. Dia tidak mengetahui tentang ASD sampai dia berusia delapan tahun ketika ibunya memberitahunya tentang hal itu. Sangat sulit ketika dia tidak mengerti apa yang berbeda dari dirinya. Dia disalahkan karena banyak hal dan dia merasakan orang-orang sangat tidak adil kepadanya.Â
Autism Spectrum Disorder bukanlah penyakit mental, dan juga bukan orang jenius yang disalahpahami. ASD adalah disabilitas perkembangan kompleks yang biasanya kelihatan setelah tiga tahun pertama. Ini adalah disabilitas perkembangan seumur hidup yang memengaruhi cara seseorang berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain dan dengan lingkungan di sekitarnya.Â
Pesan moral yang bisa dipetik dari beberapa cerita di atas bisa didapatkan dalam ajakan Sinclair yang menyarankan bahwa jika masyarakat mau membantu mereka yang hidup dalam autisme, masyarakat seharusnya tidak berusaha mengubah diri mereka agar bertindak tanduk sesuai dengan dunia yang dianggap 'normal'.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H