Mohon tunggu...
Peter Santosa
Peter Santosa Mohon Tunggu... -

Dokter di bidang Patologi Anatomi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Rokok dan Kanker Paru-paru

13 November 2012   01:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:31 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kalau kita berbicara tentang kanker paru, sebenarnya ada 4 jenis kategori utama kanker paru-paruyaitu : squamous cell carcinoma, adenokarsinoma, small cell carcinoma, dan large cell carcinoma. Karena belakangnya ada kata carcinoma, yang berarti bahwa asal dari kanker itu adalah dari epitel atau sel yang melapisi paru-paru, dimana sel pelapis itu menjadi ganas.

Dari empat jenis kanker itu, 2 diantaranya adalah disebabkan oleh rokok, yaitu squamous cell carcinoma dan small cell carcinoma. Squamous cell carcinoma adalah yang terbanyak, dan small cell carcinoma adalah yang paling ganas dan paling mudah menyebar ke tempat lain, dalam arti kata lain, rokok sangatlah mematikan.

Rokok dilihat dari sejarahnya, pertama kali ditemukan di Amerika dimana para orang Indian menggunakan tembakau untuk penyembahan roh, kemudian orang Inggris mencobanya untuk dipakai bersenang-senang. Dengan alasan untuk bersenang-senang para perokok selain membunuh diri sendiri, juga membunuh orang lain di sekitarnya, karena kandungan racunnya lebih tinggi beberapa kali lipat pada perokok pasif. Para perokok pasif itu mungkin adalah keluarga mereka, wanita hamil, anak kecil. Wanita hamil menghirup asap rokok, dapat mengakibatkan janin yang dikandung cacat atau bahkan lahir meninggal, dan untuk anak kecil yang menghirup asap rokok mungkin dari ayah mereka, sehingga anak-anak kecil/balita tersebut menjadi mudah sakit dll nya dan bahaya yang terbesar anak-anak tersebut akan menjadi perokok jg sehingga menjadi semacam lingkaran setan yang harusnya bisa terputus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun