Wonogiri (26/9). Di tengah tantangan penyediaan bibit Grand Parents Stock (GPS), PT Janu Putra Sejahtera bagian dari Grup Januputra  dengan dukungan  De Heus Indonesia, meresmikan beroperasinya peternakan ayam GPS pada Senin (27/9). Peternakan GPS yang menjadi salah satu yang terbaik dalam teknologi di Indonesia itu, berada di atas lahan delapan hektare du Giriwoyo, Wonogiri, Jawa Tengah.
"Pembukaan peternakan GPS ini dalam rangka meningkatkan standar performa pembibitan GPS ke tingkat internasional dan menyediakan Parent Stock Day Old Chicks berkualitas tinggi," ujar pendiri Janu Putra Grup, Singgih Januratmoko.
Menurut Singgih, komsumsi daging ayam per kapita nasional mencapai 11,6 kg per tahun, masih kalah jauh dengan negeri tetangga seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura. Konsumsi tersebut pada tahun mendatang diperkirakan terus naik, demikian pula pasar ekspor telur tetas atau hatching egg (HE) ke mancanegara masih terbuka lebar.
Pembukaan peternakan pembibitan GPS tersebut, membutuhkan industri perunggasan yang profesional untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat di dalam negeri. Berlatar kebutuhan tersebut, PT Janu Putra Sejahtera berkolaborasi dengan  De Heus yang memiliki rekam jejak dalam bidang nutrisi hewan selama 100 tahun. Singgih meyakini, kerja sama dalam peternakan dengan De Heus dapat menjadi kontribusi dalam industri perunggasan nasional. Â
Menurut Singgih, pembangunan peternakan ayam GPS berteknologi tinggi, merupakan kebutuhan pasar yang terus berkembang, sekaligus komitmen De Heus dalam membangun rantai pasokan daging ayam yang aman sesuai dengan standar Global G.A.P.
"Produksi protein unggas di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan yang cukup besar ke depan. Sudah ada di dalam gen kami untuk mengambil tanggung jawab untuk mengatasi tantangan ini dan menemukan cara untuk menghadapinya," ujar Kay De Vreese, Presiden Direktur De Heus Indonesia.
Menurut De Vreese, pihaknya secara profesional telah memenuhi tuntutan dalam membangun peternakan terkait biosekuriti, kebersihan, keamanan pangan, kesejahteraan hewan dan pengurangan penggunaan antibiotik.
Ia menambahkan sejak tiga tahun De Heus hadir di Indonesia, pihaknya sangat optimistis dengan industri perunggasan nasional, "Kami ingin memberikan warna baru bagi industri perunggasan, karena De Heus berkomitmen untuk mendukung dan tidak bersaing dengan peternak ayam pedaging komersial, sekaligus membangun aliansi strategis dengan UKM dan peternak ayam local," ujarnua
PT Janu Putra Sejahtera  dengan dukungan De Heus Indonesia untuk mendirikan peternakan GPS berteknologi tinggi yang ramah lingkungan dan terkomputerisasi berbasis industri 4.0, untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi yang dapat diterima di pasar global.
"Kami ingin dapat menghasilkan daging ayam yang bersih, aman, anak ayam yang berkualitas dan telur tetas yang dapat diterima oleh pelanggan baik di dalam maupun luar negeri. Kami berpartisipasi di dalam rantai makanan ini bertujuan untuk pembangunan yang berkelanjutan, stabil dan jangka Panjang," ujar Singgih Januratmoko.
Ia mengapresiasi De Heus karena telah mendukung para peternak lokal untuk menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi, sekaligus memperkenalkan produk peternak mandiri kepada pelanggan potensial sehingga PT Janu Putra Sejahtera mampu melakukan ekspor telur tetas pada 9 September 2021.
Kedua perusahaan berkomitmen untuk lebih mendorong visi keberlanjutan dalam waktu dekat, dengan menggunakan truk curah untuk mengisi silo pakan di peternakan dan mengurangi penggunaan plastik. Panel surya akan dipasang pada tahap investasi kedua. Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, mengharapkan fasilitas petenakan ini dapat membantu memberikan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat di sekitar peternakan Giriwoyo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H