Mau awet muda? Datanglah ke Indonesia, negeri di mana kepada masyarakatnya selalu disuguhkan berbagai adegan lawak, penuh gelak-tawa, yang disajikan bukan oleh pelawak, namun oleh kalangan elite politik yang sangat berwibawa.
Indonesia juga terkenal sebagai negara yang ramah, termasuk ramah terhadap koruptor. Serikat persaudaraan yang saling melindungi dan saling berbagi, mulai dari berbagi jabatan hingga saling berbagi proyek – proyek yang (harusnya) digunakan untuk kemakmuran negeri ini.
Seperti apa yang dilakukan oleh oknum di PT. PLN (Persero) dan di Kementerian BUMN. Mereka seperti saling melindungi terkait proyek pembangkit listrik hingga rencana akuisisi PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE). Kecurigaan ini muncul sejak Menteri BUMN, Rini Soemarno, menunjuk Sofyan Basir selaku Dirut BRI sebagai Dirut PLN terbaru. Jika kita perhatikan, kenapa Menteri BUMN lebih memilih Sofyan Basir, yang notabene seorang bankir untuk mengurusi permasalahan listrik negara?
Belum selesai kisruh proyek mangkrak dan rencana akuisisi PGE, kini muncul lagi permasalahan baru. Mengutip Finance BRI, Sofyan Basir mewajibkan seluruh pegawai PLN menggunakan kartu kredit. Patut dipertanyakan, kenapa bank yang ditunjuk untuk program kartu kredit itu adalah Bank BRI? Apa mungkin ada “udang di balik bakwan” dari kebijakan baru ini, melihat Sofyan Basir adalah mantan Dirut BRI?
Dengan alasan mempermudah transaksi karyawan PLN maka dikeluarkanlah kebijakan tersebut. Namun, alasan itu tidak relevan dengan kenyataan. Coba kalau kita kaji kembali, petugas PLN itu banyak yang bekerja di pelosok negeri. Apakah di pelosok negeri yang jauh dari kota besar bisa digunakan kartu kredit tersebut? Di pelosok saja para petugas ini bekerja untuk memasang listrik karena belum adanya listrik, jadi kalau listrik saja belum ada maka bagaimana kartu kredit bisa digunakan? Jadinya cuma sia-sia.
Indonesia negeri pelawak. Kalangan penguasa menikmati kekuasaannya, para rakyat meringis tak berdaya.
Merdeka !!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H