Pola Hereditas mencakup :
- Tautan Gen
- Pindah Silang
- Gen Letal
A. TAUTAN GEN
Tautan gen merujuk pada kecenderungan gen-gen tertentu yang terletak pada kromosom yang sama untuk tidak terpisah secara bebas selama proses meiosis. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Thomas Morgan dan dijabarkan oleh Sutton. Mereka menemukan bahwa gen-gen yang berdekatan pada suatu kromosom dapat cenderung tidak terpisah secara independen saat terjadi pembelahan sel meiosis.
Dalam uji tautan gen, biasanya dilakukan testcross antara individu F1 yang hibrid dan individu homozigot resesif untuk melihat proporsi fenotipe yang muncul pada keturunan. Jika gen-gen tersebut terkait tautan, hasilnya akan menunjukkan bahwa ada jumlah gamet yang lebih sedikit dengan fenotipe non-parental yang dihasilkan.
B. PINDAH SILANG
Pindah silang adalah peristiwa pertukaran materi genetik antara kromatid non-saudara dari sepasang kromosom homolog selama meiosis I. Ketika kromosom-kromosom homolog berpasangan, terjadi perpindahan segmen-segmen pada kromatid non-saudara ini. Proses ini menciptakan kombinasi gen yang berbeda pada kromosom-kromosom yang diwariskan kepada keturunan, sehingga meningkatkan variasi genetik dalam populasi.
C. GEN LETAL
Gen letal adalah gen yang dalam keadaan homozigot (ketika ada dua alel yang sama pada pasangan kromosom) dapat menyebabkan kematian individu sebelum atau setelah kelahiran. Dalam keadaan heterozigot (ketika terdapat satu alel dominan dan satu alel resesif), individu mungkin normal atau memiliki kondisi subletal.
Gen letal sering kali tidak mengikuti aturan pewarisan Mendel karena dampaknya pada kelangsungan hidup individu. Gen letal dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu gen letal dominan dan gen letal resesif, bergantung pada kondisi homozigotnya.
* GAGAL BERPISAH
Gagal berpisah terjadi saat kromosom tidak dapat terpisah secara normal saat anafase selama pembelahan meiosis. Ini mengakibatkan gamet memiliki jumlah kromosom yang tidak tepat, yang dapat menyebabkan perubahan genetik pada keturunan.
Kondisi ini dapat menghasilkan penyimpangan genetik seperti aneuploidi (jumlah kromosom yang tidak standar pada pasangan tertentu) atau euploidi (perubahan jumlah kromosom pada seluruh set kromosom).
* GOLONGAN DARAH
Pewarisan sifat golongan darah berkaitan dengan sistem golongan darah RH yang melibatkan antigen RH pada eritrosit. Wanita dengan golongan darah Rh- yang hamil dengan embrio Rh+ dapat mengalami pembentukan antibodi terhadap antigen yang ada pada janin mereka. Ketika kehamilan kedua terjadi dengan embrio Rh+, antibodi tersebut dapat menembus plasenta dan menggumpalkan eritrosit janin, yang dapat menyebabkan kondisi serius seperti eritroblastosis fetalis pada janin, yang mengakibatkan jaundice atau bahkan kematian pada bayi yang belum lahir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H