Mohon tunggu...
Peter Anantha
Peter Anantha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Imu komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta semester 5

Selanjutnya

Tutup

Film

Mengapa Film Animasi Menarik bagi Semua Usia?

16 Oktober 2024   17:45 Diperbarui: 16 Oktober 2024   17:53 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Genre film kartun biasanya ditujukan untuk menghibur anak-anak, meskipun banyak yang juga dinikmati oleh semua usia. Kartun sering menggunakan gaya visual yang cerah dan penuh warna, dengan cerita yang ringan, lucu, dan fantasi. Genre ini biasanya menekankan humor slapstick, karakter yang menggemaskan, dan pesan moral yang sederhana. Berikut beberapa contoh film animasi yang seru dengan genre berbeda, dan penampilan visual efek yang beragam :

1. "Soul" (2020)

Genre Fantasi/Musikal

Film fantasi seperti "Soul" membutuhkan desain visual dan narasi yang mendalam karena setting dunia fantasi dan unsur abstraknya. Desain karakter dibuat lebih ekspresif untuk menonjolkan emosi dan konsep kehidupan setelah mati, dengan gaya seni yang halus dan elegan. 

Musik juga menjadi elemen utama dalam produksi, dengan komposer ternama, seperti Jon Batiste dan Trent Reznor, yang bekerja pada soundtrack dan mengintegrasikan jazz ke dalam alur cerita. 

"Soul" dirilis di platform streaming Disney+ saat pandemi, yang mempercepat peralihan industri film dari bioskop ke platform digital. Sebagai film dengan pesan filosofis yang mendalam, film ini berhasil mendapatkan penonton dari kalangan dewasa dan anak-anak.

Karena temanya yang lebih berat, film ini lebih cocok untuk penonton yang lebih dewasa, meskipun animasinya menarik bagi anak-anak. Pengalaman menonton lebih intim melalui streaming di rumah, di mana penonton dapat merenungkan makna kehidupan yang diangkat dalam film ini. Film ini berfokus pada perjalanan seorang musisi jazz, Joe Gardner, yang berjuang menemukan arti hidupnya setelah mengalami kecelakaan. Perpaduan unsur musik dan filosofi eksistensial memberikan kedalaman yang tak lazim dalam genre animasi.

2. "The Mitchells vs. the Machines" (2021)

https://music.apple.com/
https://music.apple.com/

Genre Komedi/Petualangan

Sebagai film komedi dan petualangan, "The Mitchells vs. the Machines" lebih mengandalkan humor, dinamika keluarga, dan aksi cepat. Gaya animasi yang digunakan cukup unik, dengan pendekatan visual yang lebih kartun dan dinamis, menggabungkan unsur animasi 2D dan 3D. Pendekatan ini memberikan energi dan kebebasan ekspresi dalam cerita yang serba cepat. 

Film ini dirilis di Netflix, menjangkau penonton global dengan cepat. Netflix menargetkan penonton keluarga dengan strategi pemasaran yang menyentuh tema keluarga, yang lebih relevan selama pandemi ketika orang-orang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.

Komedi dan cerita petualangan lebih mudah diterima oleh berbagai usia, dari anak-anak hingga orang tua, karena humor yang universal dan tema relasi keluarga. Konsumsi film ini lebih didorong oleh tontonan santai, cocok untuk momen hiburan keluarga di rumah. 

Film ini berkisah tentang keluarga Mitchell yang harus menyelamatkan dunia dari pemberontakan teknologi. Tema keluarga yang hangat dan humor berperan besar dalam membuat alur cerita ini terasa ringan dan menghibur meski mengangkat tema tentang kecerdasan buatan.

3.  "Spider-Man: Across the Spider-Verse" (2023)

https://www.thebanner.org
https://www.thebanner.org

Genre Superhero/Sci-fi

Film superhero membutuhkan visual efek dan animasi yang jauh lebih kompleks dibandingkan genre lainnya. "Across the Spider-Verse" menggunakan teknik animasi yang unik dengan tampilan komik klasik namun modern, membuat visualnya tampak lebih dinamis. Dunia multi-universe yang dihadirkan dalam film ini memerlukan kreativitas besar dalam desain visual dan storyboard, dengan banyak referensi visual dari berbagai gaya seni.

Sebagai bagian dari franchise Spider-Man, film ini dipromosikan secara global dengan kampanye besar di bioskop dan platform digital. Brand superhero besar seperti Spider-Man biasanya memiliki dukungan distribusi yang luas dari perusahaan induknya yaitu Sony Picture. serta bekerja sama dengan berbagai sponsor untuk merchandise.

Film superhero ini jelas menargetkan penonton yang lebih muda dan penggemar berat superhero, namun juga menarik penonton umum dengan gaya animasi yang inovatif. Efek visual yang memukau dan aksi yang cepat mendorong penonton untuk menonton film ini di bioskop guna merasakan pengalaman sinematik yang lebih besar. Alur ceritanya berfokus pada Miles Morales yang berjuang melindungi multi-universe dari ancaman besar.

 Aksi dan ketegangan mendominasi, tetapi tetap ada elemen emosional dalam hubungan antar karakter yang menambah kedalaman cerita. Sebagai film superhero, fokusnya lebih pada aksi, pengembangan karakter, dan konflik besar-besaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun