Mohon tunggu...
Peter Amadeus Liem
Peter Amadeus Liem Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Murid

Saya senang bermain musik.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kolese Kanisius: To Become Servant Leaders

18 September 2024   19:08 Diperbarui: 18 September 2024   19:09 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kolese Kanisius sudah menjadi salah satu lembaga pendidikan yang sering didengar nama baiknya di Indonesia, yang dikenal bukan hanya karena prestasi akademiknya, tetapi juga karena kontribusinya dalam pembentukan karakter siswanya. Berdiri sejak tahun 1927, kolese ini telah melewati berbagai perubahan dan tantangan zaman, tetapi tetap konsisten dalam misinya untuk mendidik anak-anak muda menjadi pribadi yang berintegritas, memiliki kecerdasan intelektual, serta berjiwa kepemimpinan. Bagi banyak orang, Kanisius bukan hanya sebuah sekolah, tetapi sebuah wadah yang melahirkan generasi pemimpin yang berpengaruh dalam berbagai bidang di Indonesia. Kolese Kanisius dikenal sebagai sekolah yang ketat dalam penilaian akademiknya. Banyak yang berpikir bahwa fokus utama institusi ini adalah hanya mengarah pada  kecerdasan para siswa untuk memiliki intelektual yang tinggi. 

Namun, pendidikan di Kanisius mencakup hal-hal yang lebih luas dari itu. Selain akademik, Kanisius juga memperhatikan pentingnya pengembangan keterampilan dan nilai-nilai non-akademik. Kegiatan ekstrakurikuler, seperti olahraga, seni, hingga organisasi kepemimpinan siswa, mulai diperkenalkan sebagai sarana untuk melatih siswa dalam hal soft skill, seperti kerjasama tim, kemampuan berkomunikasi, dan kreativitas. Kolese Kanisius telah menjadi salah satu sekolah yang paling komprehensif dalam hal pengembangan diri. Tidak hanya akademik dan ekstrakurikuler yang diperhatikan, tetapi juga nilai non-akademik serta pengembangan spiritual siswa. Sebagai sekolah yang berlandaskan ajaran Katolik, Kanisius berusaha menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual yang mendalam kepada setiap siswanya. Melalui retret, kegiatan sosial, dan bimbingan rohani, Kanisius membentuk siswa-siswanya menjadi individu yang tidak hanya cerdas, tetapi juga peduli terhadap sesama dan memiliki kepekaan sosial yang tinggi. 

Dalam kegiatan retret, siswa diajak untuk mengambil waktu sejenak untuk merasakan ketenangan dan keheningan yang jarang dialami di perkotaan. Di situ, mereka diajak untuk membuka diri dengan berbagi pengalaman untuk memperkuat satu sama lain dalam kelas. Mereka juga dibimbing untuk mempersiapkan masa depan dengan mempertimbangkan pro dan kontra dari setiap hal yang mereka pertimbangkan. Melihat ke masa depan, tantangan yang dihadapi oleh dunia pendidikan semakin kompleks. Revolusi industri 4.0, perkembangan teknologi yang pesat, serta tantangan globalisasi menuntut sekolah-sekolah untuk beradaptasi dan mempersiapkan siswa mereka dengan keterampilan abad 21. 

Kolese Kanisius, dengan sejarah panjangnya dalam berinovasi, diyakini mampu menghadapi tantangan ini. Dalam beberapa tahun terakhir, Kanisius telah mulai beradaptasi dengan memperkenalkan program-program yang berorientasi pada teknologi dan digitalisasi. Namun, yang tetap menjadi fondasi utama dari pendidikan di Kanisius adalah pembentukan karakter dan kepemimpinan yang kuat. Kolese Kanisius tidak hanya akan terus berinovasi dalam hal teknologi pendidikan, tetapi juga semakin memperkuat nilai-nilai dasar yang selama ini menjadi ciri khasnya: integritas, pelayanan, dan kepemimpinan. Motto yang dipegang kuat di Kanisius, yaitu to be Man with and for others. Seorang pemimpin tidak hanya berperan sebagai pemegang kendali, tetapi juga melayani mereka membutuhkan pertolongan, sesuai dengan motto mereka juga, yaitu to become Servant Leaders. Dengan memadukan pendidikan akademik yang unggul dengan program-program pengembangan diri yang beragam, Kanisius akan terus mencetak generasi penerus yang mampu menghadapi tantangan zaman tanpa melupakan akar nilai-nilai kemanusiaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun