Mohon tunggu...
Wandi Hartoyo
Wandi Hartoyo Mohon Tunggu... -

SABAR TANPO SULOYO

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Di Negeri Tokek, Lebih Baik Korupsi 26,9 Miliar daripada Mencuri Gelas

10 Februari 2012   02:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:50 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alkisah ada suatu negeri di antah berantah yang masyarakatnya adalah terdiri dari para tokek . , negeri para tokek ini memiliki suatu sistem adat dan hukum yang unik karena mereka pernah dijajah selama 340 tahun oleh para kadal. Setelah merdeka pun negeri tersebut mengalami sedikit perbaikan taraf hidup, Cuma sayangnya di negara yang dihuni  pemangsa nyamuk dan serangga ini harap mahfum..punya sedikit keanehan dalam sistem hukum.

[caption id="attachment_169893" align="alignnone" width="451" caption="NEGERI PARA TOKEK"][/caption]

Kontroversi yang heboh dan hangat adalah adanya kontradiksi, ada seekor tokek tua yang mencuri piring malah diberi hukuman 3 BULAN penjara, kasihan sekali. Para hakim dengan gigih mengatakan , bukan piringnya tapi perbuatannya, okey.....kami terima argumen bapak hakim semua.

Adalagi kasus yang hampir bersamaan...ada tokek menilep uang 26 MILLIAR, apa kata pak hakim negeri tokek???  BEBAS Murni  YESSSSSS.......

Keadaan seperti ini sudah berlangsung lama, tokek jelata siap siap saja menerima hukuman bila berbuat salah, tapi bila tokek KAYA berbuat salah,,,ehm aman dweh.........

Apakah ini akan  selamanya berlanjut?? Dimasa lalu sudah puluhan kali terulang di negeri tokek, bila hukum sudah dipermainkan di negeri tokek mendapat bonus bencana super, tetapi mereka lupa belajar, tinggal menghitung hari saja bencana super akan tiba.

1328839910123035630
1328839910123035630

Ayo kita study banding ke negeri tokek. Sundul gannnn

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun