Mohon tunggu...
Wandi Hartoyo
Wandi Hartoyo Mohon Tunggu... -

SABAR TANPO SULOYO

Selanjutnya

Tutup

Money

Peternakan Ayam yang Manusiawi (Peri Kehewanian)

26 Agustus 2011   02:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:28 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedih rasanya melihat peternakan ayam petelur maupun pedaging secara intensif  di indonesia yang selama ini terkenal begitu " kejam " kepada binatang ayam . diantaranya dengan cara menumpuk dalam kandang yang sempit,memotong paruh ayam kecil sehingga banyak yang mati.disamping itu ayam yang dihasilkan kualitas dagingnya juga kalah dengan ayam yang dipelihara secara alami

iseng iseng waktu browsing di youtube saya agak gembira karena melihat masih ada petani yang memelihara ayam secara alami secara intensif ,sayang  hal ini terjadi bukan  di Negara kita tetapi di Amerika serikat.sebetulnya di Kampung kampung di Indonesia ayam masih banyak yang dipelihara secara di tradisional dan dibiarkan berkeliaran tetapi rawan menyebarkan penyakit dan dicuri maling.

petani yang bernama Toony cote ini terlihat dalam video begitu '' memanusiawikan ''  ayam ayamnya . mereka dibiarkan berkeliaran disekitar padang rumput yang luas, ayam ayam ini juga memiliki kandang sendiri yang mana mereka bisa masuk ke kandang sendiri dan keluar sendiri. terlihat juga ayam ayam ini memiliki anjing gembala yang sangat bagus.

kelihatan sekali ayam ayam ini begitu bergembira dengan suasana ditempat mereka,kualitas daging dan telur pasti lebih layak di konsumsi. ayam ayam ini terlihat akrab dengan pemiliknya dan seperti punya ikatan batin.

andai saja para pengusaha Indonesia meniru jejak Toony coote dalam memilihara ayam yang tidak sekedar mencari keuntungan tetapi juga  memanusiawikan ayam ayamnya tentu akan lebih mulia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun