membaca artikel yang saya baca dari www.bibitjabon.web.id saya merasa sangat terharu,ternyata masih ada seseorang pembibit atau pengusaha jabon yang masih memiliki nurani, disaat banyak yang mengkampanyekan tentang penanaman tanaman jabon. dalam berbagai artikel banyak yang memberikan angin syurga berupa hasil tanaman jabon per ha dalam 6-7 tahun mencapai milliaran rupiah. yang tentu saja hal ini menggelitik bagi para petani padi atau tanaman pangan lainnya yang hasil padinya per ha per tahun paling di sekitar 10-20 juta,kalau kali 7 tahun di kisaran 150an juta,tentunya masih kalah menggiurkan dari menanam jabon yang konon katanya diberbagai artikel mencapai milliaran rupiah. dibawah ini artikel yang saya kopi
1 hektar jabon = 1 milliar ( jangan ngibul )
jabon Tulisan kami sengaja kami buat diatas karena berdasarkan keprihatinan kami karena Akhir akhir ini banyak pihak yang menjual bibit jabon ataupun menawarkan investasi jabon.dari berbagai penawaran yang datang tersebut tidak sedikit yang menjanjikan keuntungan ( return of invesment ) yang sangat banyak.bahkan sampai ada suatu perusahaan yang menjanjikan keuntungan sampai 1 MILIAR (RP 1.0000.0000.000) Nol nya banyak bangeet.adapula ada perusahaan yang menjanjikan pengembalian modal 100 persen bila tidak berhasil padahal hal tersebut sangat tidak masuk akal,ditambah lagi mereka sendiri sama sekali belum pernah panen kayu jabon. Sedangkan yang dinamakan investasi adalah suatu usaha yang memerlukan analisis mendalam terhadap kelayakan usaha dalam hasil dan pengembalian modal secara baik,suatu prinsip yang tidak menggunakan hal tersebut diatas disebut spekulasi. Bagi orang yang awam yang belum pernah terjun ke dunia agroforestery hal itu sangat menarik.padahal menurut pengalaman kami yang pernah panen kayu jabon, hal tersebut sangat tidak realistis dan cenderung sangat dibesar besarkan. Menurut pengalaman panen kami yang pernah panen kayu jabon maupun sengon dari satu hektar jumlah 1000 pohon/ha dalam 6 tahun dibagi menjadi 5 kelompok kayu sebagai berikut : 1.kelompok yang mati/kerdil dan dibawah 15 cm diameter adalah 15 persen, jumlah       150 pohon 2.kelompok pertumbuhan diameter 20 cm,tinggi 10 m =  30 persen ,jumlah 300 Pohon. 3.kelompok pertumbuhan diameter 20-30 cm, t 14 m   =  20 persen,jumlah 200 Pohon. 4.kelompok pertumbuhan  30-40 cm,t 16 m    =      20 persen , jumlah 150 Pohon 5. kelompok pertumbuhan 40cm up ,t 18 m      =     15 persen  , jumlah 200 pohon Bila dirata rata dengan harga borongan (dibeli pohon berdiri ) saat ini : 1.Pohon diameter 15 cm , t 9 m dinilai rp 50rb akan menghasilkan 150 x 50rb = 6,25 juta 2.Pohon diameter 20 cm , t 10 m,dinilai rp 100rb akan menghasilkan 300x100rb = 30 jt. 3.Pohon diameter  20-30 cm t 14 m ,dinilai rp 170rb akan mengasilkan 200x170rb = 34 jt 4.Pohon diameter 30-40 ,t 16 m,dinilai 350 rb akan menghasilkan 200x 350rb= 70 jt 5.Pohon diameter 40 cm up,t 18 m,dinilai 750 rb akan menghasilkan 150 x 750rb = 112,5 jt rasio ini didapat berdasar sampel acak dari berbagai kebun,yang mana dengan berbagai kesuburan dan perlakuan berbeda. lalau bagaimana kalau per ha misalnya ditanam 2x2 menjadi 2500 pohon per ha? apakah hasilnya akan 2 kalai lipat dari 1000 pohon per hektar ?? justru hasilnya tanaman akan banyak tanaman yang berdiameter dibawah 20 cm alias akan menghasilkan hasil yang sama juga. Jadi jumlah total sekitar rp 252,5 juta per ha dalam 6 tahun adalah hasil realistis hasil panen kayu jabon berdasar perhitungan kami yang pernah panen. Dengan variabel harga kayu akan naik 20 persen dalam 6 tahun maka hasil ‘’masuk akal ‘’ dalam investasi jabon adalalah 200-350 juta per ha. kalaupun bisa sampai 500 juta atau bahkan 1 milyar itu namanya adalah keajaiban. Angkah baiknya investor untuk lebih bijaksana dalam berinvestasi dalam dunia perkebunan,dan memilih guru guru maupun partner terbaik dalam budidaya kayu jabon dan senantiasa belajar agar mencapai hasil yang baik,soal hasil juga harus berdoa dan berserah diri kepada Tuhan YME. hmm,menarik sekali artikel diatas,karena pendapat saya pribadi menanam jabon atau sengon dilahan lahan yang gundul sangat menjanjikan daripada mengubah fungsi lahan pertanian maupun tanaman pangan menjadi lahan kayu. semoga makin banyak orang yang jujur dan kritis sehingga bermanfaat bagi sesama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H