Mohon tunggu...
Husaini Algayoni
Husaini Algayoni Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kolumnis

Dalam seruputan secangkir kopi ada imajinasi. Hobi membaca, menulis, travelling, menonton, mendengar musik.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel Mahar Jingga: Pertarungan tentang Kesetiaan

21 November 2020   14:32 Diperbarui: 21 November 2020   14:44 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Husaini Algayoni

     Nizam ingin menikah lagi dengan Nadya, seorang penulis muda yang baru saja dikenalnya saat peluncuran buku yang ditulis Nizam sendiri, mendengar hasrat suaminya ingin menikah lagi Sabria meneteskan air mata seperti mata air yang mengalir dari dalam dan dari kejernihan.

     Bila niat Mas sudah bulat untuk menikah lagi, beri alasan yang lebih terukur? Kata Sabria kepada suaminya, kalau itu yang Dinda inginkan, baiklah kata suaminya. Dia mampu menggetarkan Mas di pandangan pertama, persis seperti getaran yang Mas rasakan saat bertemu Dinda waktu pertama kali dulu.

     Suatu hari Nizam termenung memikirkan pesan ibunya yang terus bermain-main di kepalanya,

"Zam, bagi laki-laki kesetiaan itu menjadi sesuatu yang membanggakan untuk istri dan anak-anaknya kelak. Sementara bagi perempuan, kesetiaan itu menjadi kehormatannya."

     Nizam bingung, apakah ibunya tahu apa yang sedang terjadi, ia tahu Sabria tak mungkin mengadukan hal ini kepada ibunya, apakah ini yang dimaksud dengan kontak batin seorang ibu dan anaknya dan yang semakin membingungkan Nizam adalah benarkah semua ini bermuara pada kesetiaan yang sudah dilanggarnya?.

     Memang bila dipikirkan lebih dalam, masalah kesetiaan yang telah dilanggar Nizam. Bila ia memilih untuk setia, ia tak akan memberi ruang untuk berkenalan dengan Nadya. Namun, apa mau dikata berada dalam dunia yang sama dan perkenalan keduanya pun bereaksi sangat cepat hingga muncullah pikiran Nizam untuk menikahi Nadya.

Beban yang paling ingin dihindari oleh kaum Hawa adalah saat suaminya memutuskan untuk menikah lagi. Namun, Nizam ingin tahu perasaan Sabria, sebagai istri dan sebagai wanita.

"Sebagai istri, aku pasti ingin aku saja yang bersemayam di hatimu. Tapi sebagai wanita, aku punya logika untuk berpikir. Silahkan jika Mas ingin menikah lagi, tapi ingat, akan ada konsekuensi besar yang menanti keputusan Mas dan itu bukan hanya menimpa Mas, tapi juga orang-orang di sekitar Mas."

Dalam batin Nizam, jawaban istrinya sangat cerdas, tidak egois, dan percaya diri. Dalam perjalanan kisah yang sangat rumit dialami Nizam bersama Sabria dan Nadya, tiba-tiba muncul sosok masa lalu yang pernah hadir dalam kehidupan Sabria dan Nadya. Tharik dalam kenangan Sabria dan Fikri pada sosok Nadya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun