(Resensi Buku) Mengenang Kejayaan Kerajaan Aceh Darussalam
Judul Buku : Relasi Kerajaan Aceh Darussalam dan Kerajaan Utsmani
Penulis : Baiquni Hasbi
Penerbit : LSAMA (Lembaga Studi Agama dan Masyarakat Aceh), Banda Aceh
Cetakan : 2014
Tebal Buku : 183
Resiator : Husaini Muzakir Algayoni*
Sejarah Kerajaan Aceh Darussalam merupakan tinta emas bagi sejarah Aceh, bagaimana tidak pada zaman yang belum mengenal tekhnologi canggih seperti saat sekarang ini Kerajaan Aceh telah menjalin hubungan yang erat dengan Kerajaan Utsmani yang ada di Turki bahkan kerajaan ini sebagai kekuatan baru yang ditakuti oleh para penjajah dan Eropa saat itu. Sebuah kerajaan yang disegani karena memegang teguh pada syari’at Allah, sehingga tidak mengherankan jika kerajaan Aceh Darussalam masih tetap bertahan walaupun dihujani berbagai meriam dan serangan ganas dari portugis dan sekutunya.
Denys Lombat, seorang sejarawan Perancis melukiskan wajah Aceh pada zaman Iskandar Muda sudah berjalan dengan baik, meliputi tertibnya administrasi keuangan dalam negeri, adanya perundang-undangan dan tata pemerintahan yang teratur, memiliki angkatan bersenjata, memiliki komitmen dibidang politik perdagangan dalam negeri dan antar Negara lain, memiliki hubungan diplomatik dengan Negara asing, memiliki mata uang sendiri. Serta Aceh Memiliki kebudayaan yang bernafaskan Islam, kesenian dan kesustraan dan Iskandar Muda sendiri sebagai seorang sultan yang agung dan berwibawa serta bijaksana dan kerajaan Aceh Darussalam merupakan salah satu Negara Islam yang memiliki peradaban dan dikenal didunia.
Buku yang berjudul “Relasi Kerajaan Aceh Darussalam dan Kerajaan Utsmani” yang ditulis oleh Baiquni Hasbi, alumni mahasiswa program magister pada jurusan sejarah di Universitas Ankara, Turki. Buku yang terdiri dari empat bab ini sebenarnya menjawab faktor apakah yang memotivasi kerajaan Aceh Darussalam untuk membangun relasi dengan kerajaan Utsmani dan motif apakah yang melatar belakangi Sultan Utsmani menerima tawaran kerja sama dari Aceh Darussalam”. Tapi resiator dalam tulisan ini hanya mengupas satu bab dari empat bab yaitu mengupas membahas masalah “Kebangkitan Kerajaan Aceh Darussalam”, karena ingin mengenang bagamana kerajaan Aceh Darussalam bisa berjaya pada masa silam dan bagi resiator bagian ini merupakan bagian yang terpenting dalam sebuah sejarah khususnya kerajaan Aceh Darussalam sehingga kita mengetahui sebab musabab gemilangnya Kerajaan Aceh, sebagian dari kita hanya tahu bahwa kerajaan Aceh Darusalam pernah Berjaya apalagi dengan nama salah satu sultan yang begitu masyhur ditelinga masyarakat Aceh yaitu Sultan Iskandar Muda namun amat disayangkan tidak mengetahui faktor-faktor yang melatar belakangi kebangkitan kerajaan Aceh Darussalam. Oleh karena itu dalam resensi yang bersifat informatif ini, resiator mengulas tentang faktor-faktor kebangkitan kerajaan Aceh Darussalam agar kita bisa mengetahuinya dari sumbernya yang jelas sebagaimana yang telah ditulis oleh penulis buku ini.
Sejarah Kerajaan Aceh Darussalam banyak yang telah ditulis oleh sejarawan baik yang dalam bentuk buku ataupun bisa kita peroleh informasinya melalui koran-koran lokal Aceh yang terkadang memuat sejarah tentang Aceh namun menurut resiator dalam buku yang ditulis oleh Baiquni Hasbi mempunyai data yang lengkap; itu bisa dibuktikan dari sumber buku yang beliau peroleh.
Mengenai kebangkitan kerajaan Aceh Darussalam pada awal abad ke 16, terdapat tigfaktor penting yang mendorong bangkitnya Aceh Darussalam. Faktor pertama adalah kedatangan Islam, Islam adalah motor penggerak perkembangan kerajaan-kerajaan Islam megah dibangun diatas ideologi Islam, kesejahteraan pun dirasakan oleh masyarakat dibawah pimpinan Sultan yang berpegang teguh pada syari’at Allah. Kekuatan kerajaan-kerajaan Islam disumatera tidak hanya menjadi symbol keagungan masyarakat Muslim, tapi juga ketakutan bagi penjajah yang ingin menguasai budaya Melayu. Sehingga tidak mengherankan jika Kerajaan Aceh Darussalam masih tetap bertahan walaupun dihujani berbagai meriam dan serangan ganas dari portugis dan sekutunya. Bahkan setelah Sultan terakhir dimakzulkan dari tahtanya, Muslim Aceh tidak pernah lelah dan berhenti berjuang mempertahankan ideologi Islam dan tanah airnya, sampai akhirnya mereka berdaulat dan merdeka kembali dari penjajah yang telah lelah berbuat zalim.
Nah, yang menjadi pertanyaan mendasar di sebagian benak kita adalah. Sejak kapan sebenarnya Islam masuk ke nusantara ini ?. Nah, untuk lebih jelasnya; sepertinya harus membaca buku ini, terlebih lagi resiator disini hanya mengulas masalah faktor-faktor kebangkita Kerjaan Aceh Darussalam.
Faktor kedua adalah letak geografis Kerajaan Aceh Darussalam terletak di antara Samudra Hindia dan Laut Cina Selatan. Sehingga Aceh menjadi titik temu yang sangaht strategis bagi pedagang-pedagang dunia Timur dan Barat. Dibandingkan dengan letak banda-bandar dipulau Jawa, maka akses pedagang Internasional lebih mudah menuju ke pelabuhan Aceh.
Faktor Ketiga adalah keadaan politik dan ekonomi di dunia Melayu pada abad ke 16. Keberhasilan Portugis di bawah pimpinan D’Alburqueque menaklukkan Malaka pada tahun 1511 berimbas pada pergeseran kekuatan dari Kerajaan Malaka ke Kerajaan di Sumatera. Pada bulan Januari 1512 ketika d’Alburquerque akan menuju India, ia merampok tiga kapal serta menculik 60 orang untuk dipaksa kerja untuknya. Kejadian-kejadian seperti inilah yang menyebabkan pedagan Asia seperti dari Jawa, Minangkabau dan dari berbagai tempat lainnya akhirnya mengalihkan pelayaran mereka ke Aceh.
Diakhir ulasan pada pembahasan ini, penulis dari buku “Relasi Kerajaan Aceh Darussalam dan Kerajaan Utsmani”, mentaukidkan kembali bahwa faktor-faktor diatas telah berkontribusi, baiks secara langsung maupun tidak langsung terhadap kebangkitan Kerajaan Aceh Darussalam sebagai sebuah kerajaan yang disegani oleh Portugis dan Belanda. Ditambah lagi dengan visi dan keteguhan Sultan-Sultan yang memerintah Kerajaan Aceh Darussalam, telah membawa Aceh pada puncak kegemilangannya khususnya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.
Sebuah resensi yang singkat ini dari buku yang ditulis oleh Baiquni Hasbi, sedikitnya kita mengetahui faktor kebangkitan Kerajaan Aceh Darussalam pada masa silam dan kita sebagai generasi setelahnya harus menjaga warisan tersebut khususnya dalam bidang agama Islam beserta syari’atnya, bahwa dengan Islam lah Aceh bisa Berjaya dan meluluh lantakkan para musuh Aceh. Dan tidak kalah penting juga untuk membaca buku ini agar menambah wawasan serta referensi kita dalam bidang kesejarahan Aceh. Pada masa silam para sultan Kerajaan Aceh Darussalam begitu berkomitmen dalam menegakkan syari’at Islam namun bagaimana dengan para pemimpin Aceh saat sekarang ini (mulai dari Gubernur/Wakil Gubernur, Bupat/Wakil Bupati dan Kepala-Kepala Dinas Syari’at Islam se-Provinsi Aceh) apakah masih berkomitmen untuk menegakkan syari’at Islam karena pada saat sekarang ini masih melempemnya dan kendornya semangat menegakkan syari’at Islam.
*Resiator: Mahasiswa Prodi Ilmu Aqidah, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-Raniry.(Resensi Buku) Mengenang Kejayaan Kerajaan Aceh Darussalam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H