Mohon tunggu...
Pesona Lawas
Pesona Lawas Mohon Tunggu... Administrasi - Admin kantor pesona lawas

Halo, saya adalah pesona lawas seorang pengusaha yang bersemangat dan inovatif di industri kolam renang dan tebang pohon maupun catering. Dengan pengalaman yang kuat dalam lingkingan halaman bidang spesialisasi dan komitmen yang teguh terhadap kualitas dan layanan yang unggul, saya telah berhasil membangun bisnis yang sukses yang fokus pada jasa pelayanan yang puas Melalui platform Kompasiana, saya berbagi wawasan, tips, dan panduan seputar strategi bisnis, manajemen usaha, dan tren industri terkini yang dapat bermanfaat bagi sesama pengusaha dan individu yang tertarik dalam dunia kewirausahaan. Saya percaya bahwa dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman saya, saya dapat turut berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan dan pengembangan komunitas bisnis yang dinamis dan inovatif di Indonesia. Dengan fokus pada keunggulan dan keberlanjutan, saya berharap tulisan-tulisan saya di Kompasiana dapat memberikan inspirasi dan panduan yang berguna bagi pembaca yang ingin mengembangkan bisnis mereka, menghadapi tantangan industri, serta mengambil peluang yang ada di pasar yang terus berkembang. Saya sangat antusias untuk terus berbagi pengetahuan dan pengalaman saya, serta terlibat dalam diskusi yang memperkaya dengan rekan-rekan pengusaha lainnya di platform Kompasiana. Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya, dan saya sangat menantikan kolaborasi yang lebih lanjut di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menikah Tanpa Cinta

15 Oktober 2023   20:00 Diperbarui: 15 Oktober 2023   20:01 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.pesonalawas.com

Seorang wanita bernama Maya merasakan degupan jantungnya mempercepat ketika ia melihat sosok pria yang bakal menjadi suaminya. Ia mencoba untuk meyakinkan dirinya bahwa pernikahan ini adalah keputusan terbaik, meskipun hatinya tidak yakin.

Maya tumbuh dalam keluarga yang percaya bahwa pernikahan adalah tentang kestabilan finansial dan keamanan, bukan cinta. Pada usia 25 tahun, ia menikah dengan Rama, seorang pria yang terhormat dan mapan secara finansial. Namun, ia menyadari bahwa pernikahan mereka didasarkan pada kenyataan bahwa mereka cocok secara materi, bukan karena cinta yang mendalam.

Bertahun-tahun berlalu dan Maya melahirkan dua  anak kembar yang menjadi cahaya dalam kehidupannya. Meski ia merasa bahagia melihat tumbuh kembang anak-anaknya, Maya merasa ada kekosongan dalam hatinya. Ia sering merenung tentang arti cinta sejati dan bagaimana pernikahan yang didasarkan pada kenyataan semata membuatnya merasa kehilangan.

Saat anak-anaknya semakin besar, Maya mulai merenungkan kembali keputusannya. Ia sering melihat tetangga-tetangganya yang saling mencintai, dan ia merasa iri pada kehangatan yang mereka miliki. Maya menyadari bahwa anak-anaknya membutuhkan contoh cinta yang sejati dalam hidup mereka, dan ia berharap bisa memberikan hal itu kepada mereka.

Suatu hari, Maya menyadari bahwa penting bagi dirinya untuk menemukan cinta sejati, bahkan jika itu berarti mengambil risiko dan mengubah hidupnya secara drastis. Dengan berat hati, Maya memutuskan untuk berbicara dengan Rama tentang perasaannya. Meskipun Rama terkejut dan kecewa, ia akhirnya memahami dan menerima keputusan Maya.

Meski proses perceraian sulit, Maya merasa lega karena ia akhirnya mendapatkan kesempatan untuk menemukan cinta sejati dalam hidupnya. Dengan kesabaran dan ketekunan, Maya menemukan pria yang mencintainya apa adanya. Bersama dengan kedua anaknya, Maya akhirnya menemukan kebahagiaan sejati yang selama ini ia cari. Hidupnya yang sebelumnya hampa kini dipenuhi dengan cinta, kedamaian, dan kehangatan keluarga yang ia idam-idamkan selama ini.

Penulis : Pesona Lawas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun