Mohon tunggu...
Pesona
Pesona Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

hobi saya main game & makan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Global Warming

3 Desember 2023   21:59 Diperbarui: 3 Desember 2023   22:28 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemanasan global (Global Warming) merupakan adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, daratan bumi dan laut.  Pemanasan global terjadi karena kegiatan yang merusak lingkungan, gaya hidup, pertumbuhan penduduk, dan pola konsumsi. Pemanasan global terjadi karena aktifitas manusia yang buruk, oleh karena itu Petugas professional atau petugas Kesehatan dapat memberikan edukasi cara mencegah pemanasan global kepada masyarakat agar menimbulkan kesadaran manusia akan pentingnya menyelamatkan lingkungan. Kita berharap anak dan cucu pada generasi mendatang tidak sengsara akibat dampak global warning tersebut. Pemerintah ikut memberikan kebijakan strategis agar diterapkan dengan baik dan ketat agar generasi penerus tetap dapat menikmati akan keberlanjutan makhluk hidup di bumi. Salah satu contoh global warming adalah kabut asap, kabut asap biasanya disebabkan oleh kebakaran hutan. Ini biasanya juga disebabkan oleh kelakuan buruk manusia. Kabut asap juga tidak baik untuk Kesehatan manusia seperti iritasi kulit, mata dan lain-lain.

Penyebab asap kabut adalah kebakaran hutan, asap kendaraan, pembakaran sampah, penggunaan kembang api, gunung Meletus, dan lain-lain. Adapun penjelasannya seperti di bawah ini:

1. Kebakaran hutan, bisa disebabkan perilaku buruk manusia karena merokok dan buang putung rokok ke rumput yang kering dihutan bisa membakar hutan. Bisa juga karena suhu yang tinggi dan ekstrim sehingga bisa menjadi kebakaran. Oleh karena itu manusia sebaiknya menghindari kelakuan buruk dan kita hjadikan hutan sebagai paru-paru dunia.

2. Asap dari kendaraan  seperti mobil dan motor mengandung bahan kimia. Adapun bahan kimia seperti seperti ), nitrogen oksida (NO atau NOx), karbon monoksida (CO), hidrobarnon (HC) dan lain-lain. Kerusakan paru-paru pada pernafasan manusia juga bisa rusak bila selalu terkena asap kendaraan.

3. Pembakaran sampah, pembakaran sampah tidak pada tempatnya dapat menganggu pernafasan manusia dan merusak lingkukan karena mengandung benzopirena.

4 Gunung Meletus dapat mengeluarkan cairan panas yang mengandung batuan leleh. Beberapa partikel dari asap gunung meletus dapat bereaksi dengan sinar matahari dan oksigen, serta menjadi kabut asap dan dihirup manusia menjadi iritasi tenggorokan dan sesak nafas pada mahluh hidup bila menghirupnya.

5. Penggunaan kembang api dapat menyebabkan polusi udara. Kembang api dapat menghasilkan karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2) dan lain-lain. Ini jarang dilakukan hanya pada kegiatan-kegiatan khusus seperti tahun baru atau perayaan tetapi dapat merusak lingkungan.

Dampak kabut asap bagi kesehatan kita

Kabut asap bila kita mengirunya dan menimbulkan masalah susah bernafas dan dapat merusak paru-paru. Emisi asap yang tinggi terutama menimpa kita yang banyak beraktivitas di ruangan terbuka sehingga menimbulkan masalah sesak bernafas. Selain itu  manusia bisa mengalami batuk dan iritasi  pada tenggorokan, iritasi pada mata sampai bisa infeksi. Oleh karena keluhan ini biasanya berlangsung selama beberapa jam dan berdampak efeknya bagi sistem pernapasan manusia bisa berlangsung lama, walaupun tanda dan gejala sudah menghilang.

Selain itu kabut asap juga dapat menganggu fungsi jantung kita, hal ini terjadi karena partikel-partikel yang ada di kabut asap yang berukuran sangat kecil. Jika ukuran partikel dalam kabut asap akan semakin besar risikonya. Dan berdampak juga asap merusak kesehatan kulit karena iritasi dan peradangan pada jaringan kulit yang bisa berdampak seperti jerawat, kanker kulit dan lain-lain.

Cara mengatasinya dampak Asap adalah:

1.  Susah bernafas ketika ada kabut asap, kita dapat mengatasinya dengan cara menggunakan masker. Setelah menggunakan masker kita jalan dengan cara membungkuk karena asap itu naik jadi kita bisa menghindarinya dengan cara jalan membungkuk.

2.  Batuk dan iritasi pada tenggorokan ketika ada kabut asap, kita juga dapat mengatasinya dengan cara menggunakan masker, minum banyak air putih, meminum air hangat yang diberi perasan lemon dan sesendok madu.

3. Iritasi pada mata, kita dapat mengatasinya dengan cara menghindari aktivitas di luar ketika udara di luar sedang buruk, tidak mengucek-ucek mata dan menggunakan pembersih udara.

4. Gangguan pada jantung, kita dapat mengatasinya dengan cara menggunakan masker agar partikel-partikel kecil yang ada di dalam kabut asap tidak terhirup. Kita juga dapat mengatasinya dengan cara berhenti merokok, tidur yang cukup dan lain-lain.

5. Cara mengatasi kerusakan kulit, kita dapat mengatasinya dengan cara membersihkan kulit kita dengan lembut, menggunakan bahan-bahan alami, memperbanyak asupan air putih dan lain-lain.

Sumber:

Agnes Sri Mulyani, 2021, Antisipasi Terjadinya Pemanasan Global Dengan Deteksi Dini Suhu Permukaan Air Menggunakan Data Satelit, Jurnal Centech, Volume 2, Nomer 1, April 2021, halaman 22-29.

Kodra, AS. Hadi dan Syaukani HR, 2004. Bumi Makin Panas, Banjir Makin Luas, Menyibak Tragedi Kehancuran Hutan, Yayasan Nuansa Cendekia, Bandung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun