- Lembar Pengumpulan Data Hasil Observasi Sekolah
Lembar Pengumpulan Data
Nama Mahasiswa
: Antonius Muardi
Nama Sekolah Yang Diamati
: Sekolah Dasar Inpres Konggang
- Analisis/Evaluasi Lingkungan Kaya Literasi
- hal yang sudah berjalan dengan baik
- Kegiatan literasi 15 menit sebelum kegiatan pembelajaran dimulai
- Peserta didik melaksanakan kegiatan literasi di pojok baca kelas dan mading kelas
- Peserta didik menampilkan karya di pojok baca kelas dan mading kelas
- 2 hal yang dapat ditingkatkan
- Peserta didik melaksanakan kegiatan literasi di pojok baca kelas dan mading kelas.
- Hal ini perlu ditingkatkan lagi dikarenakan dalam kegiatan literasi di pojok baca dan mading kelas, peserta didik melaksanakan hal tersebut berdasarkan instruksi dari guru. Menurut saya terkait dengan hal ini guru perlu meningkatkan motivasi dalam diri peserta didik agar peserta didik bisa melaksanakan kegiatan literasi dengan mandiri.
- Peserta didik menampilkan karya di pojok baca kelas dan mading kelas.
- Terkadang hasil karya yang ditampilkan di pojok baca dan mading hanya karya-karya dari peserta didik yang sudah memenuhi kriteria dan masih banyak lagi karya peserta didik yang belum ditampilkan, maka dari itu guru perlu meningkatkan lagi latihan literasi menulis kepada peserta didik, agar mereka bisa menghasilkan sebuah karya dan karya tersebut dapat ditampilkan di pojok baca kelas atau mading kelas.
- hal yang perlu didskusikan (berupa kendala atau tantangan)
- Kegiatan literasi 15 menit sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Hal ini didiskusikan dikarenakan peleksanaan kegiatan literasi sebelum kegiatan pembelajaran ini menurut saya kurang efektif dikarenakan memotong waktu kegiatan pembelajaran. Seharusnya kegiatan literasi ini dilaksanakan pada saat jam istirahat di sekolah, sehingga waktunya sangat efektif dan efisien
- Komponen Informasi terkait Sekolah yang Diamati
- Program/Kegiatan yang sudah berjalan.
- Kegiatan literasi 15 menit sebelum kegiatan pembelajaran dimulai
- Peserta didik melaksanakan kegiatan literasi di pojok baca dan mading kelas
- Peserta didik menampilkan karya di pojok baca dan mading kelas
- Program lain yang dapat ditambahkan
- Literasi Digital: memanfaatkan media sosial untuk menampilakan karya peserta didik.
- Perlombaan literasi antar gugus sekolah
- Kegiatan literasi dengan pegiat literasi di luar sekolah (komunitas rumah baca, komunitas literasi, komunitas numerasi dan lain-lain)
- Kolaborasi kegiatan literasi dengan perpustakaan daerah/ perpustakaan kabupaten.
- Literasi dengan orang tua peserta didik di sekolah
- Kolaborasi kegiatan literasi dengan mahasiswa dan dosen.
- Pihak yang dapat dilibatkan
- Tim IT sekolah
- Stakeholder guru di tingkat gugus
- Orang tua peserta didik
- Guru-guru SDI konggang
- Komunitas yang bergerak di kegiatan literasi
- Pemerintah daerah
- Mahasiswa dan dosen
- Indikator keberhasilan program
- Peserta didik mampu membaca teks dengan lancar
- Peserta didik mampu menggunakan tanda baca dengan baik dan benar
- Peserta didik bisa menghasilkan sebuah karya orisinal
- Partisipasi dari orang tua dalam menghasilkan teks literasi untuk kegiatan literasi di sekolah
- Partisipasi dari pemerintah daerah dalam menyiapkan bahan bacaan literasi peserta didik
- Partisipasi dari komunitas pegiat literasi dalam kegiatan literasi di sekolah
- Partisipasi dari mahasiswa dan dosen dalam kegiatan literasi untuk peserta didik di sekolah.
- Kendala yang dialami sekolah dan Solusi alternatif yang dapat diajukan
No
Kendala yang dialami sekolah
Solusi alternatif yang dapat diajukan
1
Ketersediaan bahan literasi yang masih minim
Pihak sekolah perlu menganggarkan penggunaan dana BOS reguler untuk membeli buku-buku literasi.
2
Pihak sekolah belum berkolaborasi dengan komunitas pegiat literasi
Pihak sekolah harus membangun komunikasi dan koordinasi dengan baik kepada komunitas pegiat literasi di lingkungan sekolah agar membangun kerja sama untuk kegiatan literasi di sekolah.
3
Pihak sekolah belum berkolaborasi dengan orang tua peserta didik dalam kegiatan literasi
Mengajak orang tua peserta didik untuk melaksanakan kegiatan literasi di sekolah. Dalam kegiatan ini misalnya orang tua peserta didik dijadikan narasaumber dalam kegiatan literasi/ orang tua peserta didik menghasilkan sebuah karya tulis kemudian karya tersebut dapat dijadikan bahan bacaan oleh semua peserta didik di sekolah.
4
Pihak sekolah belum berkolaborasi dengan pihak gugus sekolah dalam kegiatan literasi bersama.
Merancang program literasi kolaborasi antar gugus sekolah agar peserta didik bisa belajar bersama teman-teman dari sekolah gugus dan bisa belajar dari guru-guru komunitas gugus, sehingga peserta didik dapat bersemangat dalam kegiatan literasi karena mendapat teman baru, pengajar baru dan bahan literasi yang beragam dari gugus sekolah lain.
5
Pihak sekolah belum berkolaborasi dengan mahasiswa dan dosen untuk kegiatan literasi di sekolah
Pihak sekolah harus berkordinasi dengan mahasiswa dan dosen untuk kegiatan literasi di sekolah.
- Rancangan Lingkungan Kaya Literasi
Rancangan Lingkungan Kaya Literasi
Nama Mahasiswa: Antonius Muardi
Untuk menciptakan lingkungan yang kaya akan literasi maka diperlukan pemahaman yang baik tentang dunia literasi. Ki Hajar Dewantara mengemukakan pemikirannya tentang pendidikan di Indonesia yaitu tidak terlepas dari peranan penting keluarga, sekolah dan masyarakat hal ini yang dinamakan Tri pusat pendidikan. Untuk konteks terciptanya lingkungan kaya literasi Tripusat ini mempunyai peranan penting dalam terciptanya lingkungan yang kaya akan literasi, peran penting dari dari keluarga yaitu, orang tua peserta didik diharapkan mempunyai pemahaman yang baik tentang kegiatan literasi, sehingga orang tua peserta didik bisa mengajarkan literasi kepada anaknya. Adapun hal yang bisa diajarkan berkaitan dengan literasi di lingkungan keluarga yaitu mengajarkan simbol abjad, simbol angka-angka, mengajarkan kebudayaan, dan lain sebagainya. Peran penting dari pihak sekolah dalam terciptanya lingkungan yang kaya akan literasi dengan menyediakan fasilitas-fasilitas penunjang kegiatan literasi seperti menyediakan bahan bacaan, bimbingan literasi dan numerasi, menyediakan media tempat literasi seperti mading, pojok baca dan lain sebagainya. Lingkungan masyarakat juga mempunyai peranan penting untuk terciptanya lingkungan yang kaya literasi melalui membentuk komunitas literasi, sehingga dengan adanya kumunitas literasi diharapkan berbagai keahlian yang ada dimasyarakat bisa dibagikan ke anak-anak, misalnya ada yang ahli di media digital, orang tersebut harus bisa membagi ilmunya ke anak-anak di lingkungan masyarakat, kemudian ada yang ahli di bidang pertanian, dia harus bisa membagi ilmunya ke anak-anak di lingkungan masyarakat dan keahlian lain sebagainya.
Lingkungan yang kaya akan literasi tidak terlepas dari berbagai program literasi. Ada enam (6) Program literasi dasar yang harus diketahui dan dimiliki oleh setiap orang yaitu sebagai berikut: pertama Literasi baca tulis merupakan pengetahuan dan kecakapan dalam kegiatan membaca, menulis, mencari, menelusuri, mengolah dan memahami informasi serta menganalisis, menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi, serta berpartisipasi di lingkunngan sekolah dan tempat tinggal. kedua Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk: (1) menggunakan berbagai macam bilangan dan simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai konteks dalam kehidupan sehari-hari (2) menganalisis informasi yang ditampilkan di dalam berbagai bentuk seperti grafik, table, dan bagan. ketiga Literasi sains yaitu pengetahuan dan kecakapan ilmiah dalam mengidentifikasi pertanyaan, mendapatkan pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, memahami karakteristik sains, kesadaran akan sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual, kebudayaan, serta pertisipasi dan peduli kepada perkembangan dunia sains. keempat Literasi digital adalah kecakapan menggunakan media digital dengan baik dan benar serta bertanggung jawab untuk memperoleh wawasan, mencari solusi permasalahan, menyelesaikan tugas sekolah, serta mengkomunikasikan berbagaai kegiatan belajar dengan insan pembelajaran lainnya. kelima Literasi finansial merupakan pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan pemahaman konsep dan resiko, keterampilan membuat keputusan yang efektif dan efisien dalam konteks finansial. keenam Literasi budaya dan kewarganegaraan adalah kemampuan sesorang dalam memahami terhadap kebudayaan sendiri dan kebudayaan Indonesia, dan kemampuan dalam memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara Indonesia.
Berkaitan dengan enam (6) literasi dasar di atas seorang guru, orang tua, dan masyarakat harus mengajarkan kepada peserta didik melalui implementasi kecakapan abad ke-21. Adapun integrasi ke-enam literasi dasar di atas dalam kecakapan abad-21 yaitu melalui (a) Critical Thingking (berpikir kritis) yaitu salah satu wadah bagi potensi individu untuk mengembangkan diri menjadi sumber daya manusia yang bermutu, keterampilan berpikir kritis pada bidang literasi membekali peserta didik untuk mampu menangani masalah sosial, masalah ilmiah dan praktis secara efektif pada masa yang akan datang. (b) Collaboration (keterampilan bekerja sama) merupakan salah satu keterampilan yang mampu mengaitkan keterampilan-keterampilan lain seperti berpikir kritis, motivasi dan metakognisi atau cara bersama untuk mencapai tujuan bersama, keterampilan kerja sama dalam bidang literasi yaitu keterampilan bekerja sama dengan menerapkan model pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk bekerja sama dalam kegiatan literasi. (c) Communication (keterampilan komunikasi) merupakan kemampuan mengkomunikasikan berbagai hal yang menyangkut materi pembelajaran, baik secara lisan maupun tulisan, keterampilan berkomunikasi pada bidang literasi memberikan suasana pembelajaran yang aktif ketika peserta didik memiliki kepercayaan diri untuk mengemukakan pendapat, dan berbicara di depan umum. (d) Creativity (kreativitas) kemampuan untuk mencipta atau menghasilkan sebuah karya, kreativitas dalam kegiatan literasi yaitu peserta didik bisa menghasilkan sebuah karya yang orisinal.
Ketika sudah mengaitkan enam (6) literasi dasar dengan kecakapan abad ke-21 maka proses selanjutnya yaitu merumuskan implementasi kegiatan literasi di sekolah yaitu melalui media: pertama Mading kelas dan mading sekolah, pihak sekolah perlu menyediakan fasilitas mading di sekolah agar peserta didik bisa mengekspresikan kegiatan literasi di media mading tersebut, pihak sekolah juga harus membuat program yang jelas berkaitan dengan mading ini, misalnya setiap bulan pada mading kelas dan mading sekolah dibuatkan tema-tema yang berbeda-beda, sehinngga peserta didik bisa menghasilkan karya-karya yang berbeda setiap bulan. Kedua menyediakan pojok baca kelas dan pojok baca sekolah, pihak sekolah harus menyediakan pojok baca di sekolah, dalam pojok baca tersebut harus disediakan bahan bacaan yang menarik dan juga dalam pojok baca tersebut disediakan juga karya-karya tulis peserta didik dan karya tulis guru, sehingga dengan begitu peserta didik dan guru bisa bersama-sama membaca bahan bacaan tersebut pada jam istirahat, dalam kegiatan literasi di pojok baca hendakanya guru harus ambil bagian misalnya bersama-sama peserta didik membaca bahan bacaan dan kemudian mendiskusikan bahan bacaan tersebut sehingga di akhir kegiatan literasi peserta didik dapat memahmi isi bacaan secara baik dan benar. Ketiga pohon literasi kelas dan pohon literasi sekolah, agar kegiatan literasi tidak bosan untuk peserta didik maka guru harus bisa sekreatif mungkin untuk menciptakan media literasi, salah satu contohnya yaitu membuat pohon literasi, di pohon literasi tersebut hendakanya digantung karya-karya tulis peserta didik dan dibuat semenarik mungkin sehingga membuat peserta didik tertarik untuk membaca, dan pada intinya menurut saya semakin banya media literasi di sekolah maka semakin tinggi motivasi kegiatan literasi peserta didik. keempat blog sekolah, saat ini kita memasuk abad ke-21 yang dimana pada abad ini mengharuskan semua orang untuk menggunakan teknologi, maka dari itu pihak sekolah perlu membuat media literasi digital untuk bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi, salah satu yang bisa ditawarkan untuk kegiatan literasi digital yaitu melalui media blog sekolah, sehingga hasil dari karya peserta didik bisa diunggah ke media sosial dan hal ini bisa membangkitkan peserta didik untuk aktif menulis karena karyanya bisa dilihat dan dibaca oleh orang banyak. Â Â
Keluarga merupakan tempat pertama seorang anak dilahirkan di dunia ini, maka sangat penting untuk diperhatikan bahwa di keluarga merupakan proses pendidikan pertama dan utama, maka dari itu dalam keluarga hendaknya diajarkan tentang enam (6) literasi dasar. Yang berperan penting dalam mengajarkan literasi dasar ini adalah orang tau dari anak, orang tua hendaknya harus mencari pengetahuan tentang enam (6) literasi dasar tersebut sehingga bisa diajarkan kepada anak mereka, ketika orang tua mempunyai keterbatasan pengetahuan berkaitan dengan salah satu literasi dasar ini orang tua bisa memanfaatkan teknologi atau media sosial untuk mencari tahu lebih mendalam tentang literasi tersebut dan juga orang tua bisa menghadirkan tutor belajar literasi dasar agar bisa membimbing anak dengan baik.
Dalam masyarakat juga mempunyai peranan penting dalam pendidikan anak, salah satu contoh kontribusi dari masyarakat untuk kegiatan literasi anak yaitu dengan cara mendirikan komunitas belajar bersama di dalam masyarakat tersebut, sehingga masyarakat yang mempunyai keahlian di bidangnya dapat mentransfer pengetahuannya ke anak melalui proses belajar bersama di komunitas tersebut, dalam komunitas tersebut menurut saya harus ada kordinatornya sehingga peran dari kordinator tersebut bisa mengatur jadwal belajar anak dan juga bisa mengatur jadwal orang-orang yang mepunyai keahlian untuk bisa berbagi dengan anak-anak.
Setelah mengetahui enam (6) literasi dasar dan mengaitkannya dengan kecakapan abad ke-21 dan juga mengetahui peran dari sekolah, keluarga dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang kaya akan literasi, kita juga harus perlu memahami bagaimana pendampingan kegiatan literasi tersebut. Pendampingan kegiatan literasi harus melalui diferensiasi. Diferensiasi ini mencakup 4 aspek penting yaitu (a) Diferensiasi proses dalam pembelajaran merupakan upaya peserta didik untuk dapat mengolah ide dan informasi yang didapat mencakup bagaimana peserta didik memilih gaya belajarnya, bagiamana peserta didik berkomunikasi dan berinteraksi dengan materi serta bagaimana interaksi tersebut menjadi bagian yang menentukan pilihan belajar peserta didik, hal ini jika dikaitkan dengan kegiatan literasi yaitu sebagai pendidik harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih sendiri topik kegiatan literasi sesuai dengan gaya belajar peserta didik tersebut. (b) Diferensiasi konten atau isi adalah apa yang akan atau dipelajari oleh peserta didik, yang berkaitan dengan kurikulum dan materi pembelajaran. Pada komponen ini seorang pendidik diharapkan harus mampu menyesuaikan kurikulum dan materi pembelajaran sesuai dengan kondisi dan kemampuan peserta didik, jika dikaitkan dengan kegiatan literasi, pendidik harus mampu mengenali kemampuan dari setiap peserta didik dan melaksanakan kegiatan literasi sesuai dengan kamapuan yang ada dalam diri peserta didik. (c) Diferensiasi produk dalam pembelajaran merupakan peserta didik menunjukan hasil pengetahuan dan pemahaman mereka. Pendidik dapat menggunakan produk hasil pembelajaran peserta didik untuk menentukan apa yang telah dikuasi dan apa yang mereka pelajarai selanjutnya. Jika dikaitkan dengan kegiatan literasi, pendidik harus mampu mengetahui ketercapaian peserta didik dalam kegiatan literasi, jika ada peserta didik yang sudah paham pada topik literasi yang sudah disajikan maka peserta didik tersebut dapat naik level untuk belajar literasi ke tingkat selanjutnya, jika ada peserta didik yang belum mahir pada topik literasi yang disajikan maka guru harus tetap mengulang topik literasi tersebut kepada peserta didik yang belum mahir dan guru juga harus memfasilitasi belajar literasi setiap peserta didik agar mereka mampu berkembang dengan baik terhadap topik literasi yang disajikan.
Dalam pendampingan kegiatan literasi harus ada pendekatan yang akan diterapkan dalam kegiatan literasi. Pendekatan yang bisa digunakan yaitu menggunakan pendekatan Teaching at the Right Level (TaRL) dan pendekatan Cullturally Responsive Teaching (CRT). Pendekatan TaRL adalah pendidikan yang berpusat kepada peserta didik untuk memastikan setiap peserta didik mendapatkan hak belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Penerapan pendekatan TaRL yaitu dengan melaksanakan asesmen diagnostik untuk mengetauhi kesiapan belajar, minat belajar dan gaya belajar peserta didik. pendekatan ini jika dikaitkan dengan literasi yaitu pendidik harus bisa mengatahui level pemahaman peserta didik, ketertarikan pada topik literasi dan gaya belajar pada kegiatan literasi, pendidik dalam melaksanakan kegiatan literasi harus sesuai dengan kemampuan peserta didik, minat kegiatan literasi dan sesuai dengan gaya belajar dalam kegiatan literasi. Pendekatan CRT adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang mengakui pentingnya referensi budaya peserta didik dalam semua aspek pembelajaran, hal ini jika dikaitkan dengan literasi yaitu guru harus memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar tentang kebudayaan milik peserta didik dan juga belajar kebdayaan nusantara dan juga peserta didik harus menghasilkan sebuah karya tulis tentang kebudayaan.
Daftar Rujukan
Iman, B. N. (2022). Budaya literasi dalam dunia pendidikan. PROCEEDING UMSURABAYA, 1(1).
Mahrunnisya, D. (2023). Keterampilan Pembelajar Di Abad Ke-21. JUPENJI: Jurnal Pendidikan Jompa Indonesia, 2(1), 101-109.
Farid, I., Yulianti, R., Hasan, A., & Hilaiyah, T. (2022). Strategi Pembelajaran Diferensiasi Dalam Memenuhi Kebutuhan Belajar Peserta Didik di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 4(6), 11177-11182.
RIMANG, S. S., USMAN, H., & MANSUR, M. (2023). Implementasi Pendekatan Teaching At The Right Level And Culturally Responsive Teaching Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Ix Andi Page Smpn 1 Segeri Pangkep. LANGUAGE: Jurnal Inovasi Pendidikan Bahasa dan Sastra, 3(4), 158-166.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H