Mohon tunggu...
Antonius Muardi
Antonius Muardi Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa PPG Calon Guru

Melaksanakan amanat UUD 1945 "Mencerdaskan Kehidupan Bangsa"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ruang Kolaborasi Topik 4 Prinsip Pengajaran dan Asesmen I

1 Desember 2024   22:08 Diperbarui: 1 Desember 2024   22:39 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TOPIK 4 

RUANG KOLABORASI 

 

Nama-nama Anggota Kelompok:

Antonius Muardi (241070925)

Desyana Delastri Saban (241070927)

Maria Kristina Ajut (241070929)

Maria Sartika Sindang (241070930)

 

 

Diskusi Kasus 1 :  

Pendekatan Culturally Responsive Teanching (CRT) bertujuan untuk menghargai dan mengintegrasikan latar belakang budaya siswa dalam pembelajaran. Dalam kasus pak Budi, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk menjadikan materi kewirausahaan relevan dengan konteks dan pengalaman hidup peserta didik, serta memanfaatkan kekuatan budaya mereka. 

 

Tugas dan Kegiatan yang disarankan:

Menyesuaikan konteks kewirausahaan dengan kehidupan petani:

Pak Budi bisa mengaitkan materi kewirausahaan dengan sektor pertanian dan bisnis yang relevan bagi masyarakat di sekitar sekolah. Misalnya, mengajarakan tentang bisnis pertanian atau pengolahan hasil pertanian yang dapat dikembangkan oleh siswa di daerah mereka, seperti budidaya tanaman organik atau pembuatan produk olahan pangan lokal.

Mempraktekkan pembuatan produk olahan pangan lokal di sekolah.

Memberikan contoh wirausaha sukses dibidang pertanian atau peternakan yang mungkin dikenal  siswa atau berasal dari daerah mereka.

 

 

 

Mendorong siswa untuk berpikir kreatif berdasarkan kondisi lokal:

Pak Budi bisa meminta siswa untuk merancang rencana bisnis yang sesuai dengan kondisi di daerah mereka. Misalnya, mengembangkan model bisnis berbasis pertanian atau usaha mikro yang dapat dikelola oleh petani lokal.

Memberikan kesempatan untuk siswa berbicara tentang potensi  yang mereka lihat di lingkungan sekitar mereka (misalnya, peluang bisnis yang berkaitan dengan produk pertanian khas daerah mereka).

 

 

Kasus 2 :

Bonar, seorang siswa Batak yang baru saja pindah ke Cianjur, merasa kesulitan beradaptasi dengan perbedaan budaya karena sebagian besar siswa di sekolah tersebut berasal dari suku Sunda. Bagaimana cara guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan berpihak pada peserta didik seperti Bonar?

Pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) mengajak guru untuk menyadari dan menghargai keberagaman budaya yang ada di dalam kelas. Dalam hal ini, guru dapat membantu Bonar merasa diterima dan dihargai meskipun dia berasal dari suku yang berbeda. Berikut adalah beberapa strategi yang bisa diterapkan oleh guru untuk menciptakan lingkungan yang mendukung Bonar.

Langkah-Langkah yang Dapat Diambil Guru:

1. Mengenali dan Menghargai Keberagaman Budaya di Kelas:

Guru bisa memperkenalkan keberagaman budaya di kelas, termasuk budaya Batak dan Sunda, untuk menumbuhkan rasa saling menghargai di antara siswa. Mengadakan sesi yang memungkinkan siswa berbagi tentang budaya mereka masing-masing bisa menjadi cara yang efektif untuk membangun pemahaman dan rasa hormat antar suku.

Mengajak siswa untuk belajar tentang tradisi dan kebiasaan yang berbeda, serta bagaimana mereka bisa menghargai perbedaan ini dalam kehidupan sehari-hari.

 

 

Mendorong Kolaborasi dan Interaksi Sosial:

Guru bisa memfasilitasi kelompok belajar yang beragam, menggabungkan siswa dari berbagai latar belakang budaya sehingga mereka dapat saling belajar dan bekerja sama. Ini membantu Bonar merasa lebih diterima dalam kelompok dan mengurangi perasaan terisolasi.

Memberikan proyek kelompok yang menuntut kerjasama dan komunikasi, sehingga siswa bisa saling menghargai dan memanfaatkan kekuatan budaya yang dimiliki masing-masing.

Memberikan Dukungan Psikologis dan Sosial:

Guru bisa menjadi pendamping sosial yang membantu Bonar beradaptasi dengan lingkungan baru. Misalnya, memperkenalkan Bonar kepada teman-teman yang bisa membantu proses adaptasinya, atau memberikan dukungan pribadi ketika dia merasa terasing.

Mengadakan sesi konseling atau diskusi kelompok untuk membantu siswa yang baru pindah atau yang merasa kesulitan beradaptasi. Ini juga dapat menjadi kesempatan untuk membahas tantangan sosial yang dihadapi oleh siswa dari latar belakang budaya yang berbeda.

Dengan pendekatan ini, guru dapat menciptakan lingkungan yang mendukung tidak hanya Bonar, tetapi juga siswa lainnya, sehingga mereka dapat belajar dengan rasa aman, nyaman, dan saling menghargai.

 

Pengalaman Pribadi 

Dalam pengalaman saya,  saya pernah menyaksikan atau mengalami kesulitan adaptasi di lingkungan yang sangat berbeda dari budaya asal saya. ketika saya pindah dari daerah perkotaan ke daerah pedesaan dengan budaya yang sangat berbeda, perasaan canggung dan kesulitan untuk beradaptasi bisa muncul. Pengalaman seperti ini bisa sangat membantu saya dalam merancang pendekatan yang lebih inklusif dan sensitif terhadap kebutuhan budaya siswa, yang tentunya sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung semua peserta didik.

Kesimpulan:

Baik dalam kasus Pak Budi maupun Bonar, pendekatan Culturally Responsive Teaching memberikan perspektif yang sangat penting untuk mengakomodasi kebutuhan dan keunikan budaya peserta didik. Dengan menciptakan lingkungan yang menghargai perbedaan budaya, siswa dapat merasa lebih dihargai, diterima, dan termotivasi untuk berkembang secara optimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun